Luka di masa lalu

177 35 11
                                    

Cahaya mentari menyelinap masuk melalui kisi-kisi jendela. Biasnya bertabur seperti hamparan bubuk perak yang menari-nari di udara. Hangatnya senja, dan sejuknya udara menenangkan jiwa. Joo Hyun memiringkan kepala, mengerjap- menatap heran tubuh Kyu Hyun yang meringkuk di sofa panjang layaknya seorang balita.

"Kyu Hyun ssi" Joo Hyun menarik-narik ujung kemeja Kyu Hyun, mencoba memastikan kesadaran pria itu.

Kedua mata Kyu Hyun masih setia terpejam, mengabaikan keberadaan Joo Hyun yang menekuk kedua lutut sembari mengamati wajahnya.

"Apakah setan butuh istirahat juga?." Joo Hyun beralih menekan-nekan pipi Kyu Hyun dengan jari telunjuknya. Wajahnya yang diliputi rasa penasaran terlihat begitu murni dan lugu.

"Aku hanya ingin bermalas-malasan, ada apa?." Kyu Hyun membuka kedua matanya, tertegun, mendapati Joo Hyun saat mengerjap- setengah terkejut saat kedua mata mereka saling menumbuk, terlihat manis dan juga lugu, seolah dingin yang menyelimuti hati gadis itu mencair bersama kehangatan yang terpancar dari sorot matanya.

Joo Hyun tak menyadari jika Kyu Hyun tengah mengamatinya begitu lekat. Karena rasa terkejutnya, Joo Hyun hanya mampu berkata, "Aku ingin bermain."

Kyu Hyun menegakkan tubuh, menundukkan wajah menatap Joo Hyun yang masih menekuk kedua lutut di hadapannya. Kejujuran terpancar dari sorot mata gadis itu. Kyu Hyun bertanya dalam hati, 'Sejak kapan Joo Hyun menjadi semanis ini?'

"Kau baik-baik saja, kan? Tidak ada sesuatu yang merasuki tubuhmu? Sikapmu tiba-tiba saja berubah." Kyu Hyun menarik kedua pipi Joo Hyun hingga gadis itu memekik menahan perih.

"Hya!." Joo Hyun mendelik, melempar ancaman dari sorot matanya. Menimbulkan kekehan nyaring dari tawa Kyu Hyun hingga pria itu memilih memindahkan tangan menepuk puncak kepala Joo Hyun berulang kali.

"Wajah ketus seperti itu memang sangat cocok untukmu."

Joo Hyun memalingkan wajah, melihat reaksi Kyu Hyun yang begitu bahagia melihat delikan tajam dari tatapannya- membuat Joo Hyun mengurungkan niat untuk mengubah sikap di hadapan pria itu.

"Kyu Hyun bodoh!."

"Bodoh!."

"Bodoh! Bodoh! Bodoh!" Joo Hyun mengumpat kesal tepat di wajah Kyu Hyun, napasnya terengah dengan kedua tangan terlipat di depan dada.

Sorot mata Kyu Hyun melayu, dingin tatapan serta raut wajahnya tersuguh di hadapan Joo Hyun- melihat ada gurat kecewa yang terlukis di wajah Joo Hyun, Kyu Hyun sadari bahwa dia telah menyakiti hati gadis itu. Namun Kyu Hyun harus menahan diri, jika Joo Hyun bersikap semanis ini, bagaimana Kyu Hyun harus menjaga hatinya lagi?

"Tidak ada kosa kata yang lain?." Kyu Hyun memangku wajah dengan salah satu tangan, mengalihkan pembicaraan- menikmati kekesalan yang berhasil ia ciptakan di raut wajah gadis di hadapannya.

"Idiot!." Joo Hyun kembali membuang wajahnya kasar, seakan muak menatap Kyu Hyun namun enggan meninggalkan pria itu.

"Wah! Semakin manis saja." Kyu Hyun tertawa sembari menepuk kedua tangannya. Senyum cerah yang menghiasi wajahnya hingga menarik kedua sudut mata, masih terasa janggal di mata Joo Hyun. Tawa Kyu Hyun... apakah benar-benar menggambarkan rasa bahagia?

"Kyu Hyun ssi."

Tawa Kyu Hyun sirna, lembut suara Joo Hyun memanggil namanya, serta raut wajah Joo Hyun yang berubah hangat- diselimuti keharuan saat menatapnya menyentuh jiwa. Kecil perhatian ini, sudah sangat lama Kyu Hyun tidak merasakannya.

"Adakah sesuatu yang bisa kulakukan untukmu?."

Ada setitik senyum- walau sangat tipis namun berhasil Joo Hyun abadikan di dalam benaknya, ketika Kyu Hyun dengan tiba-tiba mendekatkan wajah, memutuskan jarak di antara mereka.

My Lovely GhostWhere stories live. Discover now