April - Day 4

393 39 0
                                    

Takahiro berhenti di depan pintu geser yang kelak akan menjadi kelasnya di tahun akhir.

Memandang ke atas. Matanya tertuju pada nomor kelasnya. 3-3. Takahiro mendengus geli kala dirasanya nomor kelasnya seperti nomor kembar keberuntungan dalam judi togel.

Hanamaki tersenyum simpul. Hari ini, resmi sudah tahun terakhirnya di masa SMA dimulai.

MHS Project © sinhres
Haikyuu!! © Furudate Haruichi
Cerita ini © KelinciAjaib
Slice of life, friendship, humor (bit), romance (maybe)


Sebuah tepukan hangat menyapa pundaknya. Disertai sapaan hangat, Takahiro tersenyum lebar menoleh pada orang di sebelahnya.

"Yo, Hanamaki!"

"Sekelas lagi denganmu, huh?"

"Tidak. Aku di sebelah."

Yang baru saja menepuk pundaknya--silahkan panggil dia Matsukawa Issei--menujuk pintu geser di kiri. Takahiro mengernyitkan alis.

"Serius? Bukannya itu kelas unggulan?"

Issei terbahak menanggapi pertanyaan Takahiro barusan. Mata sipit Takahiro membola tidak percaya.

"Si brengsek ini... Diam-diam pandai juga. Boleh dong kapan-kapan aku diajari?"

Takahiro menyingkut perut Issei. Pemain dengan nomor punggung dua itu mengangguk.

"Boleh. Biar setidaknya saat kau mencari sekolah lanjutan tidak perlu susah payah membawa sertifikat voli"

"Mak-sud-mu?"

"Maksudku, belajarlah yang benar. Kau dan otak volimu itu."

"Hei!" Takahiro meninju lengan Issei. "Aku belajar kok!"

"Dengan tiga atau empat mata pelajaran yang gagal."

"Hanya tiga atau empat, duh!"

Gelakkan Issei terdengar menggema lagi di sepanjang lorong. Bel masih lama berbunyi, Takahiro menyesal tidak ke gimnasium saja untuk latihan pagi sendiri.

"Ini tahun terakhir ya.."

Monolog Takahiro terasa lebay, seakan ia hendak dijemput malaikat maut. Issei melayangkan kepalan tangan tiba-tiba. Tidak seperti dirinya saja.

"Lakukan yang terbaik! Dalam voli dan pelajaran!"

Takahiro cengo. Sedetik kemudian tidak kuasa menahan tawanya. Apa-apaan, macam cerita manga saja yang tokohnya menggebu-gebu.

"Oh! Tahan posemu Matsukawa, akan kuabadikan pose 'Mattsun sedang membara'!!!" Takahiro mengambil ponselnya sambil tak hentinya terbahak-bahak.

Beberapa murid sudah berseliweran datang. Satu-dua mengamati bosan pada duo Takahiro dan Issei. Mereka memang seperti itu, sejak kenal di klub voli di awal tahun pertama. Heboh di mana-mana, apalagi jika sudah ketambahan anggota.

"Pagiii!!!"

Nah, pemuda ini contohnya.

"Mattsun! Makki! Kalian sekelas lagi??"

Orang-orang perlahan menyingkir dari sana demi keselamatan gendang telinga mereka. Adalah Oikawa Tooru, tersangka pembuat heboh dari kelompok kecil dadakan mereka. Disertai pawangnya, Iwaizumi Hajime, lengkap sudah satu paket anggota voli legendary Aoba Johsai.

"Yo! Aku di kelas ini, Matsukawa di sebelah--hei Matsukawa jangan ambil ponselku!"

Issei gerak cepat menghapus foto aib hasil jepretan Takahiro. Aman. Harga dirinya bakal aman sampai hari kelulusan.

"Hu Matsukawa enggak asik!"

Takahiro manyun. Matanya yang sipit makin nampak kecil. Ia menghela napas, pura-pura sedih.

"Padahal mau kusimpan sebagai kenangan tahun akhir!"

"Kenangan harus bagus dong! Tadi mukaku parah banget!"

"Apa sih ini sebenarnya?"

"Bukan apa-apa kok! Aku hanya ingin menunjukkan ekspresi bodoh Matsukawa pada kalian, tapi terlanjur dihapus."

"Heh, jadi ingin lihat!"

"Enggak perlu woy!"

"Uh, Iwa-chan kayaknya kita perlu balik deh soalnya bel udah bunyi."

"Sana, sana, syuh! Kembali ke habitat kalian!"

Issei mendorong-dorong Tooru dan Hajime pergi. Masih nampak sebal dengan kelakuan Takahiro yang pagi-pagi sudah narik urat emosi.

"Kau juga sana masuk kelasmu!"

"Ih Matsukawa kayak guru BP aja!"

Takahiro melengos pergi masuk ke dalam kelasnya. Nada bicaranya memang seperti kesal, tapi dibalik itu ia geleng-geleng kepala melihat si jangkung itu bisa terpancing emosi juga.

"Huhh.." Takahiro membuang napas sambil menyeret kursinya dari dalam meja.

Barisan tengah, pojok kiri. Sebelah jendela besar. Takahiro mendadak dramatis.

"Kurasa, aku akan merindukan kalian jika sudah lulus nanti."

Bersambung...

Niatnya mau make bahasa santai yang bebas, tapi ternyata masih kebawa bahasa formal karya tulis, ugh.. :(

Oiya, di atas disebutkan romance ya. Tapi bukan romance slash (MatsuHana) bukan. Nantinya (bakal) ada oc, tapi belum saia tentukan.

//akutu susah buat oc :")



High School || Hanamaki TakahiroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang