03 - Butterfly

161 30 7
                                    


“Rantai kedua tangannya di dinding. Jadikan dia sebagai objek menembak saya.”

Demi Tuhan, Jungkook sepenuhnya ikhlas bila sekarang dia akan mati. Rasa kecewanya yang begitu besar dan air matanya saja tidak cukup untuk mendeskripsikan bagaimana perasaannya saat ini. Ini lebih dari kata menyakitkan.

Ini adalah percobaan pembunuhan yang dilakukan oleh orangtuanya terhadapnya.

Kakinya menghentak lantai gedung yang penuh dengan debu itu ketika orang suruhan Jungshin menarik badannya untuk di rantai di dinding. Dijadikan sebagai objek menembak Jungshin—Papahnya sendiri.

Tak cukup puas kah, Papahnya membuat wajah anak kandungnya menjadi buruk rupa?

Katakan pada Jungkook. Ini hanya mimpi buruk dalam tidur malamnya. Ingatkan Jungkook ketika pagi menjelang, semuanya hanya semu semata.

Jungkook tidak bisa memberontak apalagi melawan orang suruhan Papahnya itu. Pasrah sudah pria itu pada keadaan yang kemungkinan takdirnya membawanya pergi dari dunia.

"Pah... Pap—papah... Tolong lepaskan aku. Aku janji, aku akan pergi jauh dari kehidupan Papah dan Mamah... Aku mohon Pah..."

"Sudah terlambat kamu memohon kepada saya untuk melepaskan kamu."

"Pah tapi—"

Dor

Satu peluru lolos dan tepat mengenai dada kanannya. Peluru itu terlalu menyakitkan untuk menetap di dalam tubuhnya.

"DIAM!"

"Aaakkhh."

"DASAR ANAK SIALAN TIDAK TAHU DIRI! BUKA MATAMU LEBAR-LEBAR! KAMU BUKAN SIAPA-SIAPA KALAU BUKAN MENJADI ANAK SAYA! KAMU TIDAK AKAN ADA DI DUNIA INI JIKA BUKAN KARENA PERJANJIAN KONYOL ITU, JUNGKOOK! SEHARUSNYA KAMU BERTERIMAKASIH KEPADA KAMI KARENA MEMBUATMU LAHIR KE DUNIA! CK! ANAK TAK BERGUNA!"

Dor

Dor

Dor

Jungshin terus menarik pelatuknya dan melepaskan banyak peluru dengan menembak asal ke arah Jungkook yang terantai di dinding. Darah dan air mata menyatu menyalurkan rasa sakit yang luar biasa.

Setelah puas bermain dengan Jungkook, Jungshin melempar asal pistolnya. Kemudian berbalik lalu menyeka keringatnya yang bercucuran menggunakan sapu tangan miliknya.

"Bereskan semuanya. Jangan meninggalkan jejak sedikitpun. Satu lagi. Jangan biarkan cecunguk itu menghembuskan nafasnya."

"Baik Tuan." Orang suruhan itu begitu sangat patuh kepada Jungshin yang memberi perintah kepada mereka.

Yang lemah akan selalu dibawah. Dan yang kuat akan selalu diatas. Tak akan ada yang berubah dari itu. Kejam sekali memang dunia tempat yang kita tinggali ini.

Bruk

Tubuh lemah Jungkook terjatuh begitu orang-orang itu melepas rantai yang memenjarakan kedua tangannya.

"Uhuk... Uhuk..."

Darah keluar deras dari dalam mulutnya ketika Jungkook terbatuk.

"Cepat! Bakar tubuhnya!"

Ya Tuhan... Apa lagi sekarang?

Benar dugaan Jungkook. Pasti, sekarang Malaikat Maut sedang berada di dekatnya yang siap mengambil nyawanya.

Jungkook memegang lengan orang yang ingin menaruh tubuhnya di panasnya api yang sedang berkobar itu. Suara pasrahnya terdengar memohon kepada orang itu.

A-Life - Jeon JungkookDove le storie prendono vita. Scoprilo ora