the killer : one

4.5K 566 328
                                    

sunwoo lagi-lagi menghujamkan berpuluh-puluh tusukan pada perut gadis itu.

gadis yang sudah tidak bernyawa di hadapannya kini masih terlihat menyenangkan bagi sunwoo.

bayangkan saja, gadis ini menatap sunwoo dengan tatapan jijik hanya karena sunwoo membuang air seninya di sebuah gang kecil.

sunwoo memang sedikit mabuk saat tiba-tiba perutnya sakit, kantung kemihnya ternyata sudah penuh, menunggu untuk dikeluarkan.

tapi bukan salah sunwoo juga kalau ia harus membuang air seninya di sebuah gang kecil karena tidak dapat menemukan sebuah kamar mandi umum.

masalahnya hanya satu, gadis gila di hadapannya sekarang ini. menatap sunwoo seolah-olah sunwoo telah melakukan kesalahan yang besar.

"makanya," sunwoo menusuk perut gadis itu, membuat lingkaran yang cukup besar.

"jangan," pisau di tangan sunwoo beralih menusuk wajah gadis itu.

"menghakimi," sunwoo mencongkel kedua bola mata gadis itu.

"orang," sunwoo mulai menguliti tubuh gadis itu.

"SEMBARANGAN!" teriak sunwoo keras-keras saat gadis di hadapannya ini sudah hancur berkeping-keping.

sunwoo meludah, emosinya meluap diikuti dengan tenggorokannya yang mulai memanas dikarenakan alkohol yang baru saja ia minum.

"ngerti engga gadis cantik?" tanya sunwoo, berjongkok sembari menangkup wajah gadis yang sudah tidak mempunyai mata itu.

"jawab, dong. jawab!!!!!" teriak sunwoo lagi sambil mulai mematahkan leher gadis itu.

sunwoo terengah, keringat mulai mengucur di punggungnya, menembus kaos abu-abu yang sedang dipakainya.

melihat tas gadis itu yang sudah berceceran, sunwoo jadi penasaran. diambilnya sebuah kartu identitas disana.

"oh jadi nama lo baek jiheon ya? ih masih muda, kenapa harus mati sih? HAHAHA" sunwoo tertawa kencang.

lagi-lagi mulai memotong jari-jari tangan gadis itu berdasarkan sendinya.

"makanya hati-hati kalo liat orang kayak gue, jangan lo anggap orang yang lo hakimi itu gabisa apa-apa," sunwoo tersenyum.

tiba-tiba sunwoo merasakan kehadiran seseorang di belakangnya.

"udah berapa lama lo disitu?" tanya sunwoo dingin, masih enggan melihat ke belakang.

heejin yang daritadi bersandar di dinding sambil memperhatikan sunwoo mulai berjalan menghampiri sunwoo.

"ga begitu lama, dari waktu lo teriak-teriak aja tadi kayak orang gila," ujar heejin.

heejin berjalan melewati sunwoo, pandangannya terpaku pada gadis yang sudah tidak berbentuk itu.

"hmm, boleh juga," ujar heejin sambil mengangguk-angguk.

sunwoo mendecih, "pergi sana kalo lo cuman mau ngomentarin gue doang."

"ngomentarin?" heejin tertawa sarkas. "gue muji lo kok ini? baru pertama kali gue liat mahakarya seindah ini."

sunwoo melempar pisaunya dan tepat mendarat di tengah dahi gadis itu. "kalo kayak gini makin indah ga?"

heejin terkekeh geli, "iya dong. makin jago sih lo, diajarin siapa?"

sunwoo mengangkat bahunya tidak peduli. bangun dari posisi jongkoknya, sunwoo mulai mengambil sebotol air dari tasnya untuk membersihkan tangannya yang penuh darah.

heejin melihat seekor kucing yang berjalan diantara mereka. tersenyum miring, heejin langsung mengambil kucing itu.

"kucing yang lucu, aku mau kasih kamu makan nih," ujar heejin sambil mengambil bola mata gadis itu. "ini dimakan ya."

kucing itu terlihat memberontak, tetapi heejin memegang leher kucing dan membuka paksa mulut kucing itu agar kucing itu memakan bola mata yang diberikannya.

"aaaaa," heejin memaksa kucing tersebut untuk menelan bola mata itu. "telen sayang, telen."

sunwoo yang melihat itu hanya tertawa, "emang, jeon heejin. yang paling gila dari semua yang gue kenal."

heejin tidak menanggapi perkataan sunwoo, masih berusaha mencekokan bola mata lainnya kepada kucing itu.

"hah, kucing sialan," heejin melempar kucing tersebut sehingga kucing malang itu membentur tembok dan mati.

"aduh, apa sih," sunwoo mendesis. "males deh bikin kerjaan banyak aja."

"ya suruh siapa itu kucingnya ga mau nurut! gue suruh telen dia ga telen, kesel banget gue." ketus heejin.

heejin bangkit, "udah cepet beresin, jangan tinggalin jejak." lalu pergi meninggalkan sunwoo.

"eh, eh, mau kemana? itu kucing lo yang urus lah, kan lo yang lempar?!!" panggil sunwoo saat dilihatnya heejin mulai menjauh.

heejin berbalik menatap sunwoo dingin, "cepet beresin, dan jangan lupa pulang. hari ini yujin mau ngadain pertemuan."

Ai ajuns la finalul capitolelor publicate.

⏰ Ultima actualizare: Oct 12, 2019 ⏰

Adaugă această povestire la Biblioteca ta pentru a primi notificări despre capitolele noi!

the killer | 00'sUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum