사투

23 7 17
                                    

Happy Reading!🤗

✨✨✨

[05.30, Belakang gedung tua]

Seseorang terus berlari menghindar, dan sialnya dihadapan dia adalah jalan buntu. Tamatlah riwayatnya hari ini.

"Sudah selesai main lari-lariannya hm?"

Orang itu menggigit bibirnya sendiri, menahan rasa takut yang sedari tadi dia tahan. Didepannya sekarang, ada monster menyeramkan yang dapat merenggut nyawanya hanya dalam hitungan beberapa jam kedepan.

"Aku sudah bilang, aku tidak tahu dimana orang itu berada!" Jawabnya dengan nada yang ditinggikan.

Renjun terus berjalan mendekati orang tersebut, membuat dia mundur dan menabrak tembok. Ia mengangkat pisau yang sedaritadi dia bawa, menempatkannya tepat di depan leher orang tersebut.

"Katakan"

"Aku bilang aku tidak tahu bodoh!"

"Katakan"

"Sialan! Tidak kah kamu mendengar ucapanku?"

Renjun menyunggingkan senyumnya, mencoba menciptakan karya di tangan orang tersebut dengan pisau miliknya. Berharap orang tersebut dapat membuka suara untuk memberitahu dimana dia berada.

"Huh, aku benar-benar tidak tahu dia dimana. Dia hanya menyuruhku untuk membawamu kembali dan memberi uang lalu pergi begitu saja"

Renjun membenturkan kepala orang tersebut ke tembok yang tepat ada dibelakang. Sekali dibentur, dia tetap tidak menjawab. Sampai kepala belakangnya sudah hampir pecah dan mengeluarkan banyak darah, dia tetap saja tidak mau memberitahunya. Orang tersebut jatuh dan terduduk menyandar tembok.

"Satu kesempatanku untuk bajingan sepertimu. 5 detik"

"SIALAN! AKU KAN SUDAH BILANG AKU TIDAK TAHU!"

"5, 4, 3, 2, tinggal hitungan ke 1. Apakah kamu menginginkan mati?"

"AKU TIDAK TAHU BAJINGAN SIALAN! AKU TIDAK TAHU!"

"1"

Renjun mengeluarkan suntikan berisikan Arsenik. Menyuntikkan itu ke tangan orang tersebut. Arsenik adalah racun yang sangat mematikan. Hanya setara dengan tetesan hujan saja, racun itu dapat membunuh orang dalam 1-2 jam kedepan.

Orang tersebut langsung mengalami muntah darah, jantungnya terasa melambat dan kesulitan bernafas. Tak lama, orang tersebut mengalami kejang-kejang dengan darah yang terus keluar dari mulutnya.

Renjun berdiri, kaki kanannya berada di perut orang tersebut dan menginjaknya dengan sangat kencang.

"Kamu yang menginginkan mati."

Renjun berbalik pergi meninggalkan orang tersebut.

✨✨✨

[07.00, Rumah Ara]

Ara bersiap untuk berangkat ke sekolahnya. Rumah yang dulu terasa sangat ramai, sekarang terlihat sangat sepi. Dirumah ini, hanya ada dia dan kakak-kakaknya.

"Kakak berangkat ke kantor dulu ya, kamu hati-hati" Jungwoo, kakak pertama Ara.

Sembari mengelus pucuk kepala Ara, dia berpamitan dan bergegas karena akan ada rapat pagi ini.

Ara hanya bisa tersenyum, memandangi Jungwoo yang sedang berjalan menuju pintu depan.

"Ra, mau bareng sama kakak ga berangkatnya?"

Kali ini Seola yang berbicara. Kakak kedua Ara, sebenarnya Jungwoo dan Seola adalah saudara kembar. Jungwoo sudah mengikuti kelas aksel dari SD jadi dia lebih dulu lulus kuliah dibanding Seola.

DangerousWhere stories live. Discover now