Bagian 1

225 1 0
                                    


BAB I

Karena sepintar-pintarnya seorang wanita dia tidak akan mampu menentukan hatinya jatuh pada siapa

Raya masih mendengarkan lagu kesukaannya lewat earphone disepanjang jalan menuju kantornya, setidaknya pagi ini dia masih bisa mendapatkan sanderan berdiri di gerbong commuterline walaupun harus berdesakan dengan pengguna KRL lainnya. Dia harus merutuki dirinya sendiri karena malam tadi ia susah tidur dan berakhir dengan bangun kesiangan, dan oh ya! dia juga lupa mengisi bahan bakar mobilnya sehingga pagi ini dia harus memesan ojek online menuju stasiun yang mengharuskannya menunggu selama setengah jam karena macet dan hujan pagi ini. Bogor memang terkenal dengan sebutan kota hujan, dan istilah itu nampaknya memang kenyataan karena hanya di kota ini dimana hujan datang tanpa bisa diprediksi.

Merasa bosan Raya membuka ponselnya dan memilih untuk melihat grup chat whatsapp yang sedari tadi sudah mengganggunya.

Erik Sanjaya : Berita terbaru nih guys, anak magang kali ini cantik cantik! Gak sabar jadinnya buat mentorin mereka :3

Agus Bramantyo : Serius bro? Ah tau gitu gue aja kemaren yang nerima tawaran dari mba Raya buat jadi pembimbing mereka

Alya Nabila : Heh om inget umur lu semua! Anak magang begitu mana mau sama om-om tua macam kek lu pada

Tesa Veronica : Tiati sama anak jaman sekarang, doi sukannya sama yang buncit-buncit menggemaskan yang turun naik mobil wkwkwk

Fatan Mahesa : Kaya lu kan Tes? Sama si kang nasgor depan kantor HAHAHA

Agus Bramantyo : IYA Bener juga si Fatan, kang nasgor depan kan kalo jualan pake mobil HAHAHA

Tesa Veronica : Sialan lu pada! Gua sumpahin jadi om-om terus lu seumur hidup

Erik Sanjaya : Gaboleh jahat ih sama Tessa, kasian loh dia

Tesa Veronica : Ih mas Erikqu makasih lho udah belain Tessa =)

Erik Sanjaya : Tessa tuh pacarnya bukan kang nasgor depan kantor

Fatan Mahesa : Tapi....

Erik Sanjaya : Kang JNI yang tiap hari nganterin barang olshop dia HAHAHAHA

Fatan Mahesa : HAHAHAHAHA sa ae lu mas Erik

Agus Bramantyo : HAHAHAHA lagian si Tessa tiap hari pasti ada aja barang olshop yang dateng ke kantor. Ngepet dimana lu duit kaga abis-abis?

Alya Nabila : Yaampun mas Agus percaya ngepet-ngepetan yaa WKWKWK

Tesa Veronica : Fix Tessa bete sama kalian semua. Rik lu gak akan dapet jatah STARBAK dari gue lagi!

Raya hanya bisa tertawa melihat kelakuan absurd kelima temannya yang usianya rata-rata hampir mencapai kepala tiga namun masih bertingkah layaknya seperti anak muda yang baru lulus kuliah. Lebih parah si Agus, yang kini sudah menjadi papah muda hasil pernikahannya satu tahun yang lalu dengan seorang polwan yang ia temui ketika liputan beberapa tahun lalu. Sampai sekarang Raya masih bingung kenapa ia mau berteman dengan mereka semua.

Naraya : Gue telat nih, kalo si bos nanyain bilang KRL gue ngedekem di Depok.

Alya Nabila : Bahasa lu Ray ngedekem, lu kira anak ayam

Erik Sanjaya : Mba Aya tadi dicariin pak produser kece, katanya mau rapat sama EP masalah acara baluuu

Seketika Raya ingat akan janjinya dengan EP dan Arya si sang produser, ia pun meninggalkan obrolan grup whatsappnya dan membuka chat lainnya

Arya . : Ay, jam 9 keruangan si bos yah, gue udah siapin bahasan kita yang kemaren nanti tinggal lu presentasiin aja depan dia.

Arya : Semangat cantik!

Raya pun bergidik melihat chat itu, gak ada habisnya si Arya menggodanya. Dari semua orang yang mengenalnya hanya Arya yang memberikan panggilan paling menggelikan, "kan kan seenak jidat aja nih orang manggil gue Ay-Ay serasa gue ayangnya. Ngimpi aja sana mas" .Tau gini mending Raya milih produser lain dalam proyek barunya, itupun kalau proyek kali ini di acc sama si bos. Arya merupakan produser di program berita yang Raya bawakan, dan selama Raya menjadi anchor disana, selama itu juga Arya selalu berusaha untuk meluluhkan Raya. Arya percaya suatu saat nanti Raya pasti akan luluh dan menyadari keberadaannya.

Raya mengingat perjuangannya beberapa tahun lalu ketika ia dinyatakan lulus dari salah satu PTN di Bogor, dari menjadi anak magang yang kucel nyari berita sana-sini, lari-larian bareng para pendemo, hingga Raya pernah menjadi sasaran amukan warga didaerah penggusuran yang dilakukkan oleh Gubernur Jakarta periode sebelumnya karena meliput warga yang histeris disana akibat rumahnya digusur. Semua pengalaman itu masih berbekas diingatan Raya, dan mungkin akan selamanya Raya ingat hingga Raya menceritakan kisah itu ke anak dan cucunya nanti. Kini semua usahanya membuahkan hasil, di usianya yang menginjak 26 tahun Raya telah diangkat menjadi PA atau Assistant Producer sebuah program berita yang Raya bawakan. Raya berbeda dengan teman-temannya yang lain, Raya tidak ingin dirinya terlalu terlena dengan sesuatu hal yang membuatnya harus terus berjalan di satu titik. Raya mengambil prinsip dari sang ayah, jika kamu memilih untuk mengerjakan sesuatu maka nikmatilah pekerjaan itu dengan sepenuh hati dan jika tidak, maka kamu harus berhenti pada saat itu juga, disaat kamu bahkan belum memulainya. Prinsip itu yang membuat Raya menekadkan dirinya bahkan dari dulu, dimulai ketika Raya memutuskan untuk kuliah diluar kota, dan Bogor menjadi pilihannya.

Terdengar pemberitahuan bahwa KRLnya sebentar lagi sampai di stasiun tujuannya, Raya dengan sigap memasukkan earphonennya ke dalam tas. Setelah ini dia harus bergegas bahkan mungkin berlari karena jam Michael Kors miliknya hampir menunjukan pukul sembilan, Raya tidak ingin mengecewakan pak Angger selaku EPnya. Tiba-tiba telfonnya berbunyi "Halo, iya pak. Oh bapak sudah didepan orins? Yasudah saya kesana pak, ini baru turun KRL" ojek online pesanannya ternyata sudah sampai, baguslah sehingga dia tidak perlu lagi menunggu.

Tidak sampai lima belas menit Raya sampai di kantornya, tidak ada waktu untuk pergi keruangannya pikirnya.

"Ay? Are u okay? Minum dulu nih" Arya memberikan minumnya kehadapan Raya ketika sampai diruangan pak Angger.

"Ogah ah bekas mulut lu, ntar gue kepelet sama lu lagi"

"Ebuset tuh mulut, kaga ada saringan apa?"

"Diem deh Ar, gue capek nih abis lari-lari. Si bos mana?"

"Si Bos lagi diruangan bigboss, bentaran juga kesini. Lagian kenapa lari-larian sih Raya cantik? Dari pada lari-larian beneran kan capek mending lari dihati gue aja ya kan Ay" Arya mengedipkan mata.

"Dari pada gue sama lu, mending gue sama pak Angger. Buncit tapi menggemaskan" pak Angger EP mereka berusia 50 tahun dan memang buncit seperti kata Raya, namun karena memiliki keturunan darah arab, mukannya jadi sedikit menggemaskan dibandingkan dengan bos lainnya yang memiliki usia sama sepertinya. 

"Kalo lu sama pak Angger, gue akan memastikan lu bakal gue culik trus gue ajak kawin lari Ay HAHAHA" Arya tidak serius dengan perkataannya, karena tidak mungkin Arya membawa anak orang kawin lari bersamanya, terlebih seorang Raya yang bahkan sampai sekarang masih menganggap dia hanya sebatas playboy ulung yang selalu menggodanya. Raya tidak mengetahui bahwa sudah sejak setahun lalu Arya telah berjanji kepada dirinya sendiri -- dia akan berubah demi Raya, demi rasa sayangnya yang ia pendam sejak pertama kali bertemu dengan Raya. 

*****

Jangan lupa tinggalkan jejak yah gais :))

Raya dan Kolaborasi SemestaWhere stories live. Discover now