Truth untold

9 1 0
                                    

"Lagi, kamu melukai hatiku Jimin" gumam wanita dengan proporsi tubuh ideal disamping kursi saat melihat Jimin yang  tertidur sembari memeluk foto sang terkasih lalunya.
Lelah? ya.. Bahkan sangat...
Wanita yang kerap dipanggil Tisha itu tak mengerti lagi harus melakukan apa untuk menyadarkan pria yang sering menyebutnya sahabat tersebut.

Jimin begitu keras akan pemikiran juga penantian tak berujungnya. Saking bosannya Tisha terkadang memarahi Jimin juga mengacuhkan pria itu, namun takkan bertahan lama. Hatinya slalu luluh kala melihat pria chubby tersebut merengek hingga berkaca-kaca.

Tisha mengambil selimut tebal dikamar miliknya untuk digunakan jimin.
"apa kau akan slalu sedih karena wanita itu dan berakhir dengan menginap disini setiap hari huh?" kesalnya saat menyelimuti Jimin.

"ah sudah.. Terserah kau jimin. terserah. aku gak peduli"

Tisha meninggalkan jimin menuju kamarnya untuk segera tidur.
Senyum jimin mengembang saat Tisha berbalik untuk mengucapkan selamat malam pada pria itu.

 "kapan Tuhan ciptakan senyum itu untukku? Selamat malam jimin. Semoga kamu mimpi indah" gumamnya, kemudian ia berlalu.

Terusik oleh sinar mentari pagi membuat gadis itu terbangun.

"aaaaaa... Jim apa yang kau lakukan?" Tisha menarik selimut nya kembali untuk menutupi tubuhnya yang hanya berbalut kaos putih polos yang tipis.

"maaf. Tadi kran air di kamar mandi tamu kamu rusak. jadi tante bilang numpang disini saja kalau mau mandi" terang jimin.
"ih mama... Terus udah mandinya?"
"belom ehe" jimin tersenyum kikuk.
"yaudah sana. Jangan lama-lama!"
"iya bawel" Jimin melesat menuju kamar mandi.
Hingga 30 menit kemudian, ia baru keluar dari acara membersihkan dirinya. errr mungkin saja ia tertidur? entahlah tapi 30 menit itu waktu yang nyaris terlampau lama dari seorang namja yang tengah mandi.

Ia keluar hanya dengan berbalut handuk sepinggang dan kaos berwarna abu tanpa lengan. Jimin menatap heran sahabat nya yang tengah memoles lipgloss senada dengan gaun pendek yang terbalut ditubuhnya tepat dihadapannya.

"kamu tidak mandi?" celetuk jimin
"udah dikamar mama. habisnya kamu lama si"
"kenapa tadi gak kamu duluan aja?"
"ya mana ku tau kamu bakalan selama itu biasanya juga 15 udah sama ganti baju. abis mandi besar yaa?" Tisha mengerling jahil pada pria itu.
"lah?? apaan sii?"
"ngaku aja jim. Kamu kan otaknya yadong jadi sudah termaklumi. Hahaha"

bukkkk...

Sebuah bantal sofa melayang dan mendarat tepat diwajah Tisha.

"haaaa JIMIN! rambutnya berantakan lagiii... Ikhh kesel deh" rengek sang korban
"mampus lo..." Jimin terbirit-birit berlari takut-takut Tisha membalas lebih kejam padanya.
"astaghfirullah. sabar sha sabar" hela Tisha sembari mengelus dadanya.

"Mama Tisha berangkat!" teriak Tisha diambang pintu.
"gak salam dulu?" tanya jimin
"udah kali. Kamu tuh yang gak nyalamin calon mertua kamu, ya siapa tahu kita jodoh beneran. haha"
"idih kepedean siapa juga yang mau berjodoh sama kamu"
"udah deh jangan lebay, no baper! Saya juga tau masnya cinta sagita seorang. tungguin aja sampe dia comeback dari antartika"
"lagian ngapain mama kita jodohin kita sih? heran"

"belom dijodohin! masih rencana. Ya moga aja mamaku matanya terbuka lebar kalo entar aku dijodohin sama kamu, yang ada darting terus mati muda deh"
"sengenes itu lo sama gue"
"a elahhh cepet jalan ah. bacot mulu. Ku kutuk jadi kutu baru nyaho loh. Eh enggak deh udah keduluan jadi kutu nya ko. Haha"
"TISHA!"
"iya sayang?"
"BACOT..."

Bergurau masalah rencana perjodohan itu membuat mereka selalu tertawa, kesal juga sedih bersama. Salah satu dari kedua hati itu merengek terhadap Tuhan, berharap akan terkabulnya keinginan, namun harap itu masih buntu, masih belum tercipta jalan baru....


You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 07, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

short story of BTSWhere stories live. Discover now