Baris Kedua

34.9K 4.8K 778
                                    

Nyatanya, Jaehyun tidak benar-benar membawa Taeyong untuk pulang. Keduanya kini sedang berdiam diri disalah satu minimarket tidak jauh dari tempat acara kelulusan Taeyong.

Dengan ditemani sebuah ramen cup dan soda, keduanya kini saling duduk berhadapan dengan pikiran masing-masing tanpa ada yang berniat membuka suara satu pun.

Jaehyun dengan segala pikiran nya bagaimana cara yang tepat untuk menjelaskan kepada Taeyong tentang apa yang ia lakukan barusan, dan Taeyong, lelaki mungil itu entah apa yang memenuhi kepalanya, ia hanya berdiam diri, meletakkan kedua tangan nya yang membentuk kepalan di atas meja; tepat dibagian ujung dengan  sembari menatap kosong ramen dihadapan nya yang mengepul.

Jaehyun berdehem untuk memecah keheningan—membuat mata bulat Taeyong beralih menatapnya tanpa merubah posisinya.

Jaehyun menegak ludah nya sendiri ketika bertatapan dengan Taeyong. Rupanya yang mirip kucing kecil yang sedang memelas meminta makan pada majikan nya berhasil membuat bagian selatan Jaehyun terasa berdenyut sekarang. Tidak tahukah Taeyong bahwa tatapan polosnya itu berhasil membuat satu geraman lolos dari bibir licin milik tuan di depannya.

"Jadi aku akan menjelaskannya," Jaehyun memulai pembicaraan.

"Tadi aku hanya berniat menolongmu, sama sekali tidak ada maksud lain. Kau terlihat menyedihkan disana, seperti kucing kecil yang kehilangan induknya."

Jaehyun menyenderkan tubuhnya pada kursi, kepalanya menengadah keatas dan ia menutup matanya dengan salah satu lengan—tidak siap mendengar jawaban Taeyong karena sedari tadi lelaki itu hanya diam mencerna semua perkataan nya.

Tanpa disangka, Taeyong malah menggenggam sebelah tangan Jaehyun yang tergeletak di atas meja; membuat Jaehyun mengalihkan atensi nya dan menatap Taeyong dengan kening yang berkerut.

"Terimakasih" ujar Taeyong dengan senyuman yang menghiasi wajah cantik nya.

"Kau tidak takut? Maksudku, bukan kah aneh seorang lelaki asing yang terlihat seperti om-om bagi bocah seumuran mu tiba-tiba berlaku seperti itu padamu? Padahal tadi kau bisa saja berteriak. "

Taeyong menggelengkan kepalanya kencang, tanda tidak setuju dengan semua ucapan Jaehyun.

"Tuan tidak terlihat seperti orang jahat. Dari awal tuan datang, aku merasa tuan itu baik, tidak tahu kenapa."

Jaehyun menghela nafas panjang mendengar ucapan bocah di hadapan nya. Sungguh polos sekali anak itu! Bagaimana kalau Jaehyun itu sebenarnya memang orang jahat. Bagaimana jika ia memang berniat melecehkan nya.

Jaehyun mengakui sih, tampang nya yang baik seperti malaikat ini memang tidak akan pernah dianggap penjahat. Tapi tetap saja, mau bagaimanapun juga lelaki manis itu harusnya jangan melihat cover nya saja, ia harus berhati-hati kepada setiap orang asing yang mendekati nya. Cover baik bukan berarti isinya juga baik, berbeda dengan Jaehyun yang baik dari segi manapun.

"Baiklah terserah apa katamu, dan jangan menatapku seperti itu!"

"Menatap tuan seperti apa?"
Taeyong mengerjapkan matanya beberapa kali, mencoba mengartikan maksud Jaehyun.

"Menatap dengan tatapan seperti itu, maksudku, mata itu—mata bulatmu itu. Argh, terserahlah."

Sungguh Jaehyun sangat frustasi dengan mata bulat itu!

Graduation Sweet | Jaeyong ✔Where stories live. Discover now