12. mampir

1.4K 382 40
                                    

setelah menanyakan jalan ke arah kompleks eunsang akhiri junho sampai juga di rumah bernuansa putih-abu ini.
















eh, tapi gue ga kenal eunsang. masa langsung nyamperin? ya sekalian kenalan dong bego! monolog nya.











pemuda arkana ini mengetuk pintu minimalis ini, rumah nya sangat sederhana.

"permisi,"

ketukan pertama belum ada jawaban.

"permisi,"

ketukan kedua akhirnya ada juga yang buka pintu nya.

"maaf, kamu siapa nak?" tanya wanita paruh baya ini yang membukakan pintu untuk junho.

junho tersenyum sungkan, "maaf bu, saya temen nya anak ibu" ujar nya sopan.

bunda eunsang hanya membentuk mulut nya seperti huruf 'o'.

"oh, temen nya eunsang ya?" tanya bunda eunsang.

junho mengangguk, " iya tan, eunsang nya ada?" tanya junho.

"ada kok nak, di dalem kamar masuk aja,"

kemudian junho mengikuti langkah bunda eunsang yang menuju ke arah kamar eunsang.

seorang arkana junho di buat kagum oleh suasana di dalam rumah, adem ayem.

andai saja aku tinggal disini- pikir nya.


junho mulai mengetuk pintu kamar eunsang, dengan pelan.

"eunsang?"

setelah ketukan pertama, akhirnya muncul sosok pemuda manis dengan senyum kecut di wajahnya.

setelah melihat muka arkana junho, yang selama ia kagumi. wajah nya berubah seperti orang terkejut.

"a-arkana junho?" tanya nya tak percaya.

junho tersenyum, "iya sang, ini gue arkana junho. salam kenal ya!"

kok dia tau nama eunsang? -pikir eunsang.

"h-hehe iya salam kenal jun,"

kemudian junho dan eunsang masuk ke dalam kamar eunsang yang bernuansa putih-biru.

rapih, bersih, seperti kamar perempuan hahaha lucu.

junho duduk di kursi kayu dekat meja belajar milik eunsang, eunsang duduk di atas kasur.

"hm, kamar lu lucu sang," ujar junho sembari memandangi sudut-sudut kamar eunsang.

"bersih." lanjut nya.

"hehe, makasih. btw, ada apa jun?" tanya eunsang malu-malu.

"oh, iya katanya lu sakit. yaudah gue jenguk," ujar nya santai.

eunsang ngangguk, "haha iya, tapi cuman meriang doang kok,"

"meriang kok sampe menggigil gitu badan nya?" tanya junho sembari menatap eunsang.

eunsang terkekeh, "gue matiin ya ac nya?" tanya junho.

eunsang mengangguk, lalu memberikan alat untuk mengatur suhu ac kepada junho.

hanya beberapa detik mereka berpandangan, karena eunsang duluan yang memalingkan pandangan nya.

"kok junho tau rumah eunsang?" tanya eunsang.

sumpah ini tiba-tiba banget junho dateng, baru kenalan, ngejenguk, bahas random.

"eh iya, gue tadi nanya temen lu,"

eunsang jadi makin bingung, kok tiba-tiba gini sih.

"maaf sang, gue nggak bawa apa-apa," ujar junho.

"gapapa jun, ada yang jenguk aja udah seneng, hehe."

junho tersenyum, eunsang juga.

ternyata nggak zonk orang nya -junho.

eh, ngomong tadi eunsang?! -eunsang.

junho berdiri dari tempat duduk nya, beberapa menit suasana awkard terjadi di kamar eunsang.

saudara junho sudah tidak betah dengan suasana awkard ini.

"sang, gue pamit pulang ya?" pamit nya.

"iya jun, hati-hati ya. makasih," ujar eunsang, kemudian membukakan pintu untuk junho.

eunsang lagi lemes kalo jalan ke bawah, jadi cuman nganterin sampai pintu kamar.

junho mengusak surai eunsang yang mempunyai warna khas seperti cherry itu.

"cepat sembuh ya,"

eunsang terkejut, pipi nya tiba-tiba berwarna merah. junho tersenyum kemudian berjalan menuruni anak tangga.

"woi ini eunsang nggak mimpi 'kan?"

"masa junho ganteng sih?"

-eunsang.

"manis,"

"eh, tadi gue apain eunsang woi?"

-junho

eunsang nutup pintu kamar nya, terus lari ke kasur nya, ngambil bantal kecil buat nutupin wajah nya yang udah merah.

eunsang nutup pintu kamar nya, terus lari ke kasur nya, ngambil bantal kecil buat nutupin wajah nya yang udah merah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


update mulu ini, ampun dah bosen ya?

Untuk JunhoWhere stories live. Discover now