ㅡ ; Chapter 7

817 165 7
                                    

"Selamat pagi. Bagaimana tidurmu?" Guanlin menyapa Jihoon dengan tenang sembari menyiapkan sarapan untuk keduanya.

Jihoon yang baru saja keluar dari kamarnya masih dengan pandangan yang kabur akibat bangun tidur, mengusap pelan matanya. Berusaha mengumpulkan seluruh kesadarannya sebelum berujar, "kau pulang jam berapa tadi malam?"

"Ah iya, aku pulang terlambat semalam karena barang-barang di toko terlambat datang" jawab Guanlin santai. "Ayo sarapan" ajaknya.

Jihoon menuju meja makan dan segera mengambil tempat duduk. Ia menopang dagu dengan kedua tangannya dan memejamkan mata. Ia masih mengantuk.

Guanlin yang melihat pemandangan di depannya itu hanya tersenyum. Rambut berantakan dan wajah yang masih sedikit membengkak khas bangun tidur membuat Jihoon terlihat semakin lucu. Ingin rasanya Guanlin menjawil pipi tembam Jihoon karena gemas yang tak tertahankan.

Guanlin mulai memakan sarapannya sedangkan Jihoon masih tetap pada posisinya, terpejam. Seutas ide jahil melintas di pikiran Guanlin. Pria itu memotong pancake dan mencelupkannya pada saus cokelat. Setelah itu ia arahkan ke bibir Jihoon.

Pria berlesung pipi itu tertawa melihat Jihoon yang kini belepotan oleh cokelat.

"Kau ini ngapain sih?!" sungut Jihoon sewot.

Jihoon mengambil garpu dengan potongan pancake tersebut, ia celupkan ke dalam saus cokelat hingga penuh. Dengan segera Jihoon mengoleskan pancake tersebut memenuhi wajah Guanlin, layaknya sedang melukis pada sebuah canvas.

"Rasakan pembalasanku!" gerutu Jihoon dengan bibir yang mengerucut lucu.

"Hey hey! Ampun!" Guanlin menggenggam pergelangan tangan Jihoon untuk menghentikan pemuda manis itu. Jihoon lagi-lagi tertegun dengan perlakuan refleks Guanlin, membuat sang pemuda manis mematung salah tingkah.

Guanlin menyadari itu, ia segera melepas genggaman pada pergelangan tangan Jihoon. Pemuda manis di depannya tertunduk mengulum senyum menyembunyikan rona merah pada pipinya. Sama halnya dengan Guanlin yang merasa daun telinganya yang telah memerah dan semakin memanas.

Guanlin berdeham, membersihkan kerongkongannya yang terasa kering. Diteguknya minuman yang telah tersaji di depannya.

"Ayo makan, nanti pancakenya dingin" Guanlin mengambil selembar tisu dan mengelap membersihkan wajahnya. Jihoon hanya mengangguk dan mulai menghabiskan sarapannya.

Sial, jantungku seperti naik ke leher! ujar Jihoon dalam hati.




♧♧♧




"Guanlin? Kau di situ?" Jihoon mengintip ke dalam kamar setelah mengetuk pintunya beberapa kali. Pemuda itu mendapati sang objek yang dicarinya tengah berdiri menatap langit malam melalui jendelanya.

Lelaki jangkung itu menoleh ketika mendengar namanya dipanggil.

"Ada apa Jihoon? Kau belum tidur?" tanyanya.

"Aku tak bisa tidur. Boleh aku bermain sebentar di sini?" Jihoon ragu-ragu.

Pasalnya semenjak kejadian pagi tadi, ada yang tak beres dengan dirinya.

Dan perasaannya.

Ada suatu perasaan yang Jihoon tak mengerti dan mendorongnya untuk selalu ingin melihat Guanlin.

"Tentu. Kau mau kuambilkan cokelat panas dan beberapa camilan?" tawar Guanlin dengan senyum mengembang menghampiri Jihoon.

DRAPETOMANIA ㅡ [ PANWINK ] HIATUS!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang