Author: Idew Hwang
Instagram: idewsmile.
.
.
“Mmmh-hentikan, kita tidak boleh- kita tidak bisa seperti ini, ini salah,”
Kim Minjoo dengan sigap mendorong bahu Ahn Yujin, menjauhkan dirinya, usai melepas tautan bibir Ahn Yujin dari bibirnya.
Ahn Yujin tidak akan pernah berada di situasi ini jika hari itu Kim Minjoo tak menarik tangannya dan membawanya bermain hujan. Air hujan yang dingin dan tajam menghujam tubuhnya ketika diam-diam ia menangis. Dan ia tau, bahwa Kim Minjoo juga diam-diam mengamati tangisannya.
Suara rintikan hujan terdengar mulai mereda, Ahn Yujin masih berdiri di hadapannya- nafasnya sedikit tersengal, sementara itu helaian rambutnya mulai nampak basah kuyup- keadaan yang sebenarnya tidak jauh berbeda dari Kim Minjoo.
"Aku mencintaimu."
Kalimat itu telak, terucap dari bibir Ahn Yujin yang mulai memucat, ia menggigil- kedinginan.
Kim Minjoo menggeleng, "Kau bicara omong kosong, lagi."
"Aku sungguh-" Yujin menahan pengucapannya, menarik napas sesaat. "Kim Minjoo, ku mohon jangan seperti ini. Aku tahu kau juga, kau masih mencintaiku, perasaan itu masih ada. ."
Minjoo mendecih, menggelengkan kepalanya, "Yujin-ah, kita sudah selesai sejak beberapa tahun yang lalu. Aku akan segera menikah dan perasaan yang kau bicarakan itu, sudah tidak ada," ia memberi penekanan, "We just broke up," ucapnya, kemudian beranjak menuju ke arah mobil, ia meraih knop pintu mobil. "Kita pulang sekarang, atau aku berubah pikiran dan menyuruh Yamada Noe menjemputku disini."
.
.
.
WE JUST BROKE UP
Kim Minjoo benar-benar tidak dapat berpikir lurus ketika ia berada dalam satu mobil bersama Ahn Yujin, usai apa yang terjadi. Sekelebat ingatan tentang ciuman mereka seolah terngiang kembali dalam benak Minjoo, yang membuatnya tidak berhenti merutuki dirinya sendiri.
Sebaliknya, Ahn Yujin tidak mengatakan apapun ketika berada dalam perjalanan pulang, ia hanya menatap lurus ke sepanjang jalanan menuju apartmen mereka. Sesekali ia melirik Kim Minjoo, menatap pergerakan gadis itu. "Aku minta maaf untuk sikap lancangku tadi," ia memberanikan diri membuka suara.
Minjoo memejamkan mata, memijat pelipisnya perlahan. "Jangan bicara lagi. Kau sudah cukup membuatku pusing hari ini,"
Yujin mengangguk samar, "Hm, maafkan aku-" ia menggigit bibirnya.
Minjoo mengabaikan kalimat itu. Ada beberapa hal yang mengganggu pikirannya, untuk sekarang- ia tidak dapat berpikir jernih. Kenapa Yujin berani melakukan hal itu padanya? Dan kenapa Minjoo merasakan gugup saat ini?