16

104 6 2
                                    

Gw nggak tau harus mengekspresikan nya gimana.
Gw lagi duduk di taman yang nggak jauh dari cafe dan intinya gw nangis.
(Pas nagis gw nggak pernah ngaca. Jadi nggak tau gimana cara ngegambarin orang lagi nangis tersedu sedu lah pokoknya. Hatinya keiris bgt).

"Lo hiks jahat bgt hiks ya Zach." Kataku sesenggukan.
"Gw nggak nyangka. Padahal kan Lo bisa. Bicara baik baik ke gw."

"Tumben Lo nggak nempelin muka ke telapak tangan ." Jonah datang tiba tiba dan membuat ku tersentak.

"Apaan sih Lo. Gw kaget tau."
"Gw nggak mau nutupin wajah gw pake telapak tangan karena tangan gw tadi abis di pegang sama my unbelievable Zach. Jadi ngga bakalan gw biarin tangan gw kena air selama seminggu."

"Bohong." Jonah mencela.

Aku hanya mengangguk.

"Padahal Lo cantik kalo lagi nangis." Jonah menatap wajahku sambil tersenyum.
"Idung merah, mata sembab . Cantik kok. Tapi kenapa selalu Lo tutup tutupin."

" Ini Lo lagi muji gw apa gimana sih."

" Gw serius kok. Cuman si Zach aja yang sanggup nyia nyiain cewek secantik Lo di tengah taman gini."

"Jadi kalo Lo nggak sanggup gitu?."

"Nggak." Jawab Jonah singkat nan tegas.

Aku tersenyum.

"Gw lagi ada di posisi Dimana hati gw mencintai seseorang dan mengidolakan orang lain." Kataku.

Jonah tidak berekspresi sama sekali.

" Btw. Gw kira Lo udah balik pas nganterin gw tadi. Kok Lo bisa ada di sini sih?."

Jonah menatap ke arah depan dengan tatapan kosong.
"Perasaan gw nggak enak. Jadi gw putusin buat nungguin Lo di mobil sampai acara Lo sama Zach selesai." Jelas nya.

" Di mobil? Berjam jam?."

Jonah tersenyum lagi padaku.
Dan mengangguk.

"Lo kok baik banget sih sama gw?" Kataku sambil menggigit bibir bawah.
Air mata gw netes.

"Gw juga nggak tau kenapa." Jawab Jonah menghadap ke arah lain.

Akupun segera mengelap air mata di pipiku agar Jonah tidak melihatnya.

"Btw . Besok Lo jadi pulang ke indo?."

"Jadi dong. Soalnya kan semua udah gw persiapin. Masa nggak jadi. Lagian si Zach katanya muak liat muka gw." Kataku tersenyum getir.

"Gw nggak muak kok."

"Gw tau." Sahutku
Jonah mengangkat satu alisnya.

"Oiya soal ponsel Lo. Besok gw balikin kok. Lo tenang aja. Hahahaha." Kataku sambil tertawa.

" Sebenarnya itu bukan masalah buat gw. " Jonah merogoh saku hoddienya dan mengeluarkan dua buah ponsel yang mereknya sama dengan ponsel yang musti gw ganti.

"Ahahah. Udah gw duga bgt. Lo kan bukan orang nggak mampu."

"Maafin gw ya." Nampak wajah Jonah sedih.

" Iya iya . gw tau kok niat Lo baik kan. Karena itu cara buat Lo nyejauhin gw dari Zach kan."

"Lo kok bisa tau.?"

"Corbyn." Jawabku singkat padat dan jelas.

"Jadi Lo nggak marah kan?."

"Nggak kok."
"Oiya ini udah larut bgt. Gw musti balik. Harus berkemas juga soalnya kan gw balik ke negara gw besok." Kataku ceria sambil berdiri dan beranjak.

"Lo nggak mau gw anterin pulang buat yang terakhir."

" Nggak. Nggak perlu . Gw bisa pulang Sendiri kok. Lagian Lo kan sukanya wanita independent ." Kataku tersenyum ke arah Jonah sambil melangkah dan melambaikan tangan ( ini si aku lagi jalan mundur).
Dan kemudian berbalik menghadap ke arah depan.

" Lo harus janji balikin ponsel gw secara langsung besok!!." Kata Jonah sambil berteriak.

"Iya iya. Gw janji." Jawabku yang juga berteriak sambil jalan tanpa melihat Jonah.

"Don't walk away

Jangan pergi menjauh

'Cause it's cold in LA

Karena begitu dingin di LA

Every time that you leave me behind

Setiap kali kau meningalkanku

Just stay at my place

Tinggalah di tempatku

'Cause I can tell by the way

Karena ku dapat beritahu apapun

You're lookin' at me you'll be fine

Tataplah aku dan kau kan baik-baik saja"

Author: itu si Jonah nyanyi guys😖🤧.

Air mataku jatuh mengenai kakiku. Tapi aku terus berjalan.
Aku meremas bajuku. Dan menepuk nepuk dada.

"Sakit ."

***
Hari ini dia tidak duduk di jendela , dan menatap langit.
"Semua jendela terkunci rapat." Jonah menutup kembali kaca mobilnya.

"Lo udah janji bakalan ngasih ponsel gw secara langsung besok. Dan itu adalah waktu yang tepat untuk mengatakannya."

" Masih ada kesempatan. Belum terlambat kan?." Tanya Jonah ragu pada dirinya sendiri.

Unblievable Zach [ Why Don't We ] ENDOù les histoires vivent. Découvrez maintenant