Two

2 1 0
                                    

London, United Kingdom.
Wednesday, May 21st 2017.

"Terimakasih Loren!" Kata ku pada Loren yang membantu ku berjalan ke ruang istirahat di belakang stage tentunya.

"Aww! Jangan khawatir Harv, itulah fungsi aku disini. Merawat dan menjaga mu" Aku melihat Loren dan sangat bersyukur pada Tuhan karena aku memiliki seorang pacar yang terbilang sempurna. Apalagi yang ku harapkan di dunia ini. Aku sudah memiliki karir sempurna di umur ku yang baru menginjak 20 tahun.

"Harv, aku akan mengambil minuman untuk mu dan es untuk meredakan sakit di kaki mu." Ah ya, aku terjatuh di tangga keluar stage yang mengakibatkan kaki ku sedikit memar.

"Hey mate! Penampilan mu bagus tadi di stage" Kata Simon. Ia adalah sahabat ku.

"Wo-Woah! apa yg terjadi dengan kaki mu?" Simon melihat kaki ku yang tergeletak diatas meja.

"Aku terjatuh di tangga keluar stage tadi tapi aku tidak apa-apa" Jawab Ku.

"Oh Syukurlah, dimana Loren?"

"Ia sedang mengambil minum dan es untuk meringankan kaki ku."

"Baiklah akan ku bantu dia. Tunggu sebentar"

Simon berjalan keluar ruangan. Simon dan aku sudah bersahabat sejak kecil. Dia adalah sosok sahabat yang sempurna untuk ku. Meskipun aku memiliki Eliot, tetap saja Simon adalah yang terbaik.

"Dude! Ini gila" Simon berlari masuk dan menutup pintu ruangan dengan tergesa-gesa.

"Hey, tenangkan dirimu jika sudah baru kau boleh bicara."

"Tidak, aku lebih baik mengatakan nya sekarang. Loren -" Simon berhenti mengambil untuk mengambil nafas.

"Loren baru saja mengobrol dengan seseorang di ponselnya. Ia mengatakan pada orang tersebut bahwa ia tak sabar untuk segera menghancurkan karir mu"

"Simon, kau jangan bercanda. Kau tau Loren sangat mencintai ku kan, Pasti kau salah mendengar. Lagi pula itu tidak sopan untuk mendengar pembicaraan seseorang."

"Harvey, kau berteman dengan ku sudah dari kecil dan kau tau aku tidak akan pernah berbohong padamu. tapi jika kau tidak percaya maka itu terserah mu. aku hanya ingin kau berhati-hati."

Simon terlihat kecewa dan pergi meninggalkan ku sendiri lagi. Aku sangat paham bagaimana Simon, mungkin saja yang ia bilang adalah fakta tapi aku tetap tidak percaya.

Loren kembali dengan membawakan snack, air minum dan es batu untuk memar ku. "Thanks babe!" kata ku.

"Loren" Lanjut ku dan Loren pun menoleh kepada ku.

"Berjanjilah akan selalu bersama ku" ia menatap ku dan tersenyum. "Aku berjanji Harvey"

------------------------------------------------

Harvey Cantwell as Himself
Loren Gray as Herself

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 18, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Cover UpWhere stories live. Discover now