10. Ramai

4.3K 1K 154
                                    

Malam ini Jaemin, Haechan dan Jeno memutuskan untuk pergi ke rumah Renjun. Karena mereka harus mengerjakan tugas kelompok.

Harusnya mereka mengerjakan hal ini sejak tadi siang. Namun Haechan serta Jeno memiliki urusan lain; jadi mereka baru sempat mengerjakannya malam ini.

Jarak rumah Renjun tidak terlalu jauh, ketiganya memutuskan untuk berjalan kaki. Melewati jalan tikus.

"Lo inget gak sih waktu ada insiden pembunuhan di rumah kosong itu?" Haechan bertanya; matanya menatap lurus ke arah depan. Memperhatikan jalan yang di sinari oleh lampu jalanan.

Jeno dan Jaemin otomatis mengangguk.

"Ada tiga orang kan yang di bunuh?" gumam Jaemin pelan; ia mempercepat langkah kaki hingga berada di tengah.

Entahlah, namun pertanyaan Haechan berhasil membuatnya ketakutan! Jaemin tidak ingin berjalan di belakang.

Jeno menghela nafas. "Gausah ngomongin gituan, bentar lagi kita lewat rumah kosongnya."

"Yaudah si, cuma pengen nanya aja." gumam Haechan kesal; memang apa salahnya mencari topik?

Setelah itu tidak ada percakapan di antara ketiganya. Mereka sibuk dengan pikiran masing-masing serta suasana yang semakin sepi.

Sebentar lagi mereka akan sampai di rumah Renjun, dan kini ketiganya melewati rumah kosong itu. Dimana ada pembunuhan; menewaskan tiga orang gadis remaja.

"Lo denger rame-rame gak sih?" Jaemin menghentikan langkah kaki ketika telinganya menangkap suara rusuh dari dalam rumah kosong itu.

Jeno dan Haechan menoleh; mengangkat satu alis. "Rame apaan?"

"Ya kaya suara rusuh aja gitu. Teriak-teriak.. Dari dalem rumah kosong itu."

Jeno segera menarik tangan Jaemin dan berlari menjauhi rumah kosong itu; sama seperti Haechan yang sudah mengambil langkah seribu terlebih dahulu.

"Ada apaan sih?!" tanya Jaemin kesal; ia menepis tangan Jeno ketika jaraknya sudah lumayan jauh.

"Rame apaan sih hah?! Udah jelas-jelas rumah itu kosong! Gak ada yang berani masuk kesana! Halu tau gak lo?!" sumpah, Jeno ketakutan saat ini.

Jaemin terdiam; bulu tengkuknya meremang. Ia menatap Haechan yang kini nafasnya sudah terengah di hadapannya.

"C-chan?"

"Apaan?!"

"D-di belakang lo ada cewe.. Dua tangannya buntung.." bisik Jaemin pelan.

Haechan menoleh. Seketika mereka bertiga langsung berlari dari tempat itu; menuju rumah Renjun yang letaknya hanya beberapa meter lagi.

"Gue bilang juga jangan suka ngomong yang aneh-aneh!!" seru Jeno kesal.

Jaemin dan Haechan duduk lemas di perkarangan rumah Renjun. Tidak menyangka bahwa akan melihat hal seperti itu.

End

When The Night Comes《NCT》Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang