6

719 94 6
                                    

Karrifin's Note :

Sebelumnya aku ucapin terimakasih banyak sama kalian semua yang udah baca & beri dukungan buat story ini.
Dan maafin juga ya kalo aku jarang bikin note seperti ini. Aku bukan tipe orang yang banyak omong, hehe. Aku juga kurang pandai nyusun kata2. Jadi sekali lagi maaf kalo book ini jadinya boring.

Anyways, Happy Reading ^^





~~~










Seperti hari-hari biasanya, sebelum pulang sekolah, Chaeyoung akan berada di taman belakang untuk menunaikan tugasnya sebagai salah satu anggota klub berkebun.
Namun berbeda dari biasanya, sore itu hanya beberapa anggota saja yang hadir.

Chaeyoung tidak masalah dengan hal itu, tapi absennya Mark membuat gadis itu sedikit kesepian. Biasanya pemuda itu akan menjahilinya, atau melakukan hal konyol yang bisa membuat Chaeyoung tertawa lepas.
Entah mengapa, Chaeyoung merindukan pemuda yang sudah dianggap sebagai adiknya sendiri itu.

Untuk mengusir sepi, Chaeyoung pun akhirnya bersenandung pelan. Namun tanpa sepengetahuan Chaeyoung, ternyata sejak tadi Lalisa sudah berdiri di belakang sambil memperhatikan gadis itu.

"Wah, suaramu keren sekali. Apa kau mengikuti les vokal?" Seru Lisa secara tiba-tiba.

"Ah!" Lisa kaget saat mendengar Chaeyoung memekik pelan.

Karena terkejut, Chaeyoung dengan tidak sengaja tertusuk duri dari tanaman merambat yang baru saja akan di pangkasnya.
Ada beberapa bekas goresan duri di telapak tangannya, dan sedikit berdarah di beberapa bagian.

Lisa yang sadar akan hal itu menjadi panik dan menyesal akan perbuatannya. Karena begitu antusias mendengar suara Chaeyoung, dia jadi melukai gadis itu tanpa sengaja.
Lalisa bahkan sudah ingin menangis.

"Oh, astaga! Maafkan aku. Pasti aku mengagetkanmu. Kita harus ke uks sekarang juga. Ayo Chaeyoung-ah." Panik Lisa setelah melihat telapak tangan Chaeyoung yang terluka.

Tapi tidak ada pergerakan dari Chaeyoung. Dan hal itu membuat Lisa berpikir jika Chaeyoung akan marah pada dirinya setelah ini.
Namun diluar dugaan, Chaeyoung justru tersenyum lembut. Gadis berambut hitam panjang itu menarik Lisa kearah bangku yang ada disana.

Setelah mereka duduk, Chaeyoung mengambil tasnya dan mengeluarkan Emergency Kit dari dalamnya.
Lisa menatap bingung pada Chaeyoung yang kini mengulurkan gulungan perban padanya.

"Bisa bantu aku memasangnya?" Lisa mendengar gadis itu berkata sangat lembut padanya.

Dengan segera Lisa mengambil perban itu, lalu memberi obat pada luka Chaeyoung setelah sebelumnya dia bersihkan. Lisa juga memasangkan perban dengan sangat hati-hati. Dia takut semakin menyakiti telapak tangan Chaeyoung yang sudah terluka karenanya.

"Chaeyoung-ah, aku benar-benar minta maaf. Aku sungguh tidak bermaksud mengejutkanmu seperti itu." Gumam Lisa disela kegiatannya melilitkan perban pada tangan Chaeyoung.

"Harusnya kita ke uks saja. Aku takut, aku tidak merawat lukamu dengan benar." Sambung Lisa lagi.

Chaeyoung tersenyum kecil sambil menggelengkan kepalanya. Tapi dia sadar, Lisa tidak akan melihatnya. Sebab gadis itu masih menunduk fokus merawat lukanya.
Itu hanya luka kecil menurut Chaeyoung, tapi Lisa begitu cemas. Lisa bahkan meminta maaf berulang kali.

Sebenarnya Chaeyoung bisa saja mengobati lukanya sendiri. Tapi melihat Lisa yang begitu panik, Chaeyoung jadi berpikir untuk meminta Lisa merawat lukanya. Semata-mata untuk menenangkan Lisa.
Chaeyoung berpikir hal itu bisa membuat Lisa tidak begitu merasa bersalah. Toh, ini bukanlah salah Lisa sepenuhnya.

Rain (Rosé BLACKPINK x Taeyong NCT)Where stories live. Discover now