🌻🌻🌻

2K 163 21
                                    

Langkahnya terlihat sempoyongan, wajahnya sangat lesu, tatapan yang biasa memancarkan kehangatan seolah kehilangan sinarnya. Dia memandangi amplop putih di tangannya dengan sedih.

Dia menarik nafas dalam-dalam dan menampakan senyum cerah layaknya mentari. Melangkah menjauh dari rumah sakit yang baru saja di kunjungi nya. Tidak mau memperlihatkan kesedihannya pada siapapun, dia melangkah dengan riang sambil menyanyikan lagu hingga dia tiba di sebuah taman yang sangat sepi.

Memilih duduk di bangku taman dan membuka amplop yang baru saja di terima dari rumah sakit. Dan kali kedua melihat lembar kertas yang memvonis dirinya tidak bisa hidup lebih dari 3 bulan.

Air matanya jatuh meski begitu dia masih tersenyum menatap ke langit.

"Kami-sama, kenapa harus menunggu 3 bulan lagi? Tidak bisakah kau memanggilku detik ini juga dan biarkan aku tidur di pangkuan-Mu.."

Merasa sesuatu yang hangat mengalir dari hidungnya, dia menyeka dan seperti biasa warna merah lah yang di lihat.

"Kami-sama, aku hanya gadis lemah tolong jangan menganggap aku adalah gadis kuat yang terus kau berikan ujian.."

Dia melepas Wig blonde dari kepalanya menatap kosong pada Wig itu dan sekali lagi melihat namanya di kertas dimana dia diagnosis penyakit yang sangat mematikan.

Nama Naruto Uzumaki tertera menderita penyakit Kanker otak. Seharusnya dia dirawat tapi karena dia hidup sendiri dan tak ada keluarga di sisinya. Dia memilih rawat jalan dan menikmati sisa hidupnya.

Yang dia tidak tahu, ada seorang pemuda yang dulu memperhatikannya dari jauh, menjaganya dari beberapa orang yang ingin membully nya bersembunyi di balik pepohonan. Pemuda baru tiba dari Tokyo dan melihat Naruto keluar dari rumah sakit dan mengikutinya. Hingga di kejutkan saat Naruto melepas Wig blonde memperlihatkan kepalanya yang tidak lagi memiliki sehelai rambut.

Dia terus menangis mengingat masa lalunya di mana keluarga tidak memperdulikannya hanya karena dia tidak se-jenius kedua saudaranya, selalu bertingkah apa adanya dirinya dan tidak mengikuti etiket keluarga. Pengabaian dan diskriminasi membuatnya tak tahan dan memilih keluar dari rumah dan bertahan hidup dengan kerja paruh waktu. Beruntung karena dia sedikit pintar hingga bisa bersekolah dengan beasiswa.

........................................

Plak

Suara tamparan bergema di dalam kediaman Namikaze, seorang gadis yang baru saja di tampar oleh sang ayah.

"Apa-apaan nilai standar ini, kau sangat mengecewakan Naruto. Kembali ke kamarmu dan belajarlah lebih sering hingga tidak mempermalukan nama Namikaze yang kau sandang. Lihat kakakmu, mereka begitu jenius tidak sepertimu"

Naruto menunduk berusaha menahan tangisnya dan mengangguk patuh lalu berbalik.

Dia bisa mendengar cacian dan makian dari 2 kakaknya. Hatinya sangat sakit sehingga mempercepat langkah kakinya menuju kamarnya yang sangat kecil.

"Hiks Kaa-san, kenapa mereka tidak menyayangiku. Aku juga bagian dari keluarga"

Menghapus air matanya dan menampakan senyum cerahnya. Dia mengambil Smartphonenya dan mencoba menghubungi seseorang tapi sepertinya orang yang dihubunginya tidak menanggapi telfonnya. Akhirnya meninggalkan pesan suara.

"Sa, aku ingin bertemu. Aku akan menunggu di tempat biasa"

Setelah meninggalkan pesan, Naruto mengganti pakaiannya. Pakaian yang di kenakan nya membuatnya tidak terlihat feminim malah membuatnya terlihat seperti preman.

Dia mengambil kunci motornya dan langsung menuju garasi, hanya motor kesayangan inilah yang di tinggalkan oleh ibu sebelum resmi berpisah dari ayahnya. Dan dia tidak tahu dimana ibunya berada saat ini.

Biarkan Aku Tidur di PangkuanMUWhere stories live. Discover now