Begining

4.3K 195 7
                                    

Sinar lampu yang menyala terang membuat tidur gadis cantik ini terganggu. Lenguhan-lenguhan kecilnya membuat pemuda yang sedari tadi memandanginya terkekeh, merasa lucu melihat wajah mencibir kekasihnya yang merasa tidurnya terganggu.

Gadis itu meraba-raba sisi kanan ranjangnya, membuat si pemuda menjauhkan diri dan terkekeh geli. Setelah dirasa tak ada pergerakan pemuda itu mengalungkan tangannya di pinggang polos sang gadis, yap polos, tanpa sehelai benang pun kecuali selimut yang menutupi tubuh keduaanya.

"Morning princess"

Satu kecupan manis mendarat di pipi sang gadis, membuatnya tersadar bahwa apa yang di pikir hanya sebuah mimpi ternyata nyata adanya.

Dalam hatinya, masih dengan perasaan setengah tak percaya, dia sudah tidur dengan pemuda ini? Bukan hanya tidur biasa melainkan? Hah gila, bagaimana mungkin dia berani melewati batasan tak tertulis yang dibuat ketiga kakak laki-lakinya?!

Usapan lembut di perut ratanya, juga endusan manja di ceruk lehernya membuat sang gadis kembali ke alam nyata. Melupakan segala kegelisahannya, gadis itu berbalik dan mengecup manis bibir pemuda didepannya. Tanpa kata, memeluk dan menenggelamkan wajahnya di dada bidang sang kekasih.

Dia, sang gadis sebenarnya masih bingung bagaimana dia bisa masuk ke kamar ini tanpa orang tua sang pemuda tahu? Dia bahkan hanya mengingat bagaimana dia disuruh masuk lewat jendela dan dibiarkan menunggu dikamar sendiri sementara kekasihnya masuk melewati pintu utama.

Jika diingat-ingat lagi, cara 'keluar kandang' gadis ini tak kalah dramatis. Jam 11 malam melewati komplek sepi dan gelap, tanpa berani menyalakan senter agar tak ada orang komplek yang menyadari. Beruntung tak ada ronda malam atau lebih parahnya satpam.

Setelah mereka puas bergelung dengan selimut, si pemuda, Bian menyerahkan pakaian gadis itu yang berceceran di lantai. Setelah keduanya bersiap, si gadis kemudian menyelinap lewat jendela dan menunggu dipojok rumah, berjongkok agar tertutupi pot bunga. Baru setelah Bian berdiri di depan gerbang dia berlari dan mereka berjalan berdua menyusuri jalan keluar komplek.

Untuk mengurangi kecurigaan, Yesha menelepon tetangga sekaligus sahabat sehidup sematinya, Ruby . Lama terdengar nada tunggu, suara serak khas orang baru bangun menyapa pendengarannya.

"hm?"

"Rubyyyyy~"

Sudah bisa ditebak di seberang sana terdengar suara umpatan Ruby, mengetahui temannya ini hanya akan bernada manis jika ingin merepotkannya saja. Walaupun terdengar suara dengusan, Yesha tetap mempertahankan senyum dan suara lembutnya.

"bangun dong, jemput gue"

Diam tak ada suara sampai dia mendengar suara dengusan kasar,

"Wah si anying, jam setengah 5 lo minta dijemput, mangkal lo?"

Umpatan kasar sekasar-kasarnya dia sebut dalam hati, jika tidak memikirkan dirinya yang butuh bantuan mungkin Yesha sudah mengumpati sahabatnya ini.

"ck ntar gue cerita, jemput aja dulu. Jangan pakai mobil ya, pura-puranya lari pagi aja. Gue tunggu ditaman depan komplek"

Yaps inilah rencana mereka berdua, berpura-pura lari pagi agar kebusukan mereka tak terendus. Licik bukan?

√√√

Kenalan doeloe

Gavino Abrianel (Bian)

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Gavino Abrianel (Bian)

Ziyesha Arkeynan (Yesha)

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ziyesha Arkeynan (Yesha)

Ziyesha Arkeynan (Yesha)

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.











Ruby Elsharea (Ruby)

INDESTRUCTIBLEWhere stories live. Discover now