Prolog

167 61 49
                                    

"Kamu itu sudah membunuh 20 orang dalam 1 bulan" Polisi brengsek. Berisik sekali.

"Aku gak bunuh mereka kok Pak" Jawabku sedikit polos.

"Chalsie! Apakah kamu benar-benar melakukannya?" Pak kepala polisi juga menyebalkan.

"Hei hei. Aku? Aku psikopat? Tidak tidak. Aku bahkan tidak tau kata-kata itu" Jawabku.

Aku ingin sekali mengeluarkan sebuah pisau yang sedari tadi aku sembunyikan di kantung jaketku. Tapi ya, kita tonton dulu. Drama ini, fufufu. Kalian akan mati sebentar lagi toh, jangan buru-buru.

"Pak Kepala, saya akan mengurusnya" , "Tentu. Aku pergi"

Ya. Bagus. Pak kepala pergi. Polisi brengsek ini akan jadi yang ke-21.

"Pak" Wajahku memelas.

"Apa? Mau mengakuinya?" Hih. Tinggal 1 menit lagi hidupmu. Masih saja sombong.

"Ah, bukan Pak. Saya... Mau kasih tau orang ke-21"

"21? Siapa?"

"Bapak tentunya" Aku tersenyum, aku tak tau senyum itu terlihat ramah atau menyeramkan.

Yang jelas, polisi itu berjalan mundur, lalu terjatuh. Haha. Masih saja membuatku tertawa di menit menit terakhir.

"Jangan melakukan apa yang akan kau sesali nak. Umurmu masih belia" Blablabla. Banyak oceh.

Aku mendekat ke polisi tidak tau diri itu. Mengeluarkan pisau, lalu mulai mengoyak bagian punggungnya.

Polisi itu berteriak kencang. Hih. Berisik. Itu tak akan berguna bodoh. Siapa suruh memasukkanku bersamammu di ruang kedap suara?

"Ak..aku mohon" Terlambat. Kau terlalu mudah menjadi sasaranku polisi.

Hm... Belum terlalu seru nih. Apa ya biar pertunjukkannya semakin seru?

"Ya. Tentu. Aku akan mengukir sesuatu yang tidak akan kau lupakan" Polisi itu terus berteriak.

"I"
"A"
"M"

Kataku mengeja kata-kata. Polisi itu masih meringis kesakitan. Dan tentu saja dengan bodohnya berteriak.

"P"
"S"
"H"
"Y"

"Nak, kumohon. AAAA, sakit! Hentikan itu bodoh!"

"Bukannya kau yang bodoh ya? Sudah tau ruang kedap suara, malah berteriak tidak guna begitu 😁🔪"

Wajah polisi itu. Ow. Wajahnya sangat memelas. Haha. Tidak akan berguna. Aku sudah muak denganmu. Padahal kita belum jadi teman. Kau sudah membuatku muak. Cih. Dasar.

"C"
"H"
"O"

Selesai sudah. Hmm... Ukiran tanganku ternyata bagus juga ya? Aku baru menyadarinya. Kenapa tidak dari kemarin aku lakukan ya?

"Pak polisi, lihatlah ukiran buatanku. Bagus loh, mungkin bisa mahal tuh"

Polisi itu tak lagi bergerak. Tubuhnya sudah membiru. Oh ayolah. Tidak seru nih. Masa baru 1 menit sudah KO . Dasar lemah.

Sebelum keluar dari ruangan, aku mengambil darah-darah dari polisi. Memasukkannya dalam kantung. Haha. Itu akan membuatku selalu mengingatnya.

Lalu aku menyebar organ-organ tubuhnya. Merata ke seluruh ruangan.

Baru setelah itu aku keluar dari kantor polisi brengsek itu. Hah. Sudah malam sekali ya. Paling tidak, aku sudah mengenyahkan 3 orang hari ini.

Fufufu. Seru sekali hari ini. Hm. Apakah besok akan lebih seru ya? Aku gak sabar nunggu keesokan hari. Rasanya lama sekali.

Lalalalala. Aku bernyanyi selama di perjalanan pulang.

Aku seorang pembunuh
Tapi tidak psikopat
Aku menyayangi semuanya
Maka dari itu aku membunuh mereka~~

Aku hanya gadis iblis kecil
Jangan macam-macam
Aku baik kan dengan memperingati
Dengan begitu, kau takkan kubunuh~~

Jika kau tau korban selanjutnya
Kasih tau aku ya
Aku tunggu loh
Dengan senang hati~~~





KATA PEMBUAT :V

HAI READERS!!! Ini cerita ku yang ke-2 yaa. Wahh gak kerasa ya udah buat cerita lagi aja. Wkwk :v

Gimana? Seru gak ceritanya? Wkwk. Tuh ditanya tuh sama psikopatnya.

Hahahahaha. Bentar, kok aku juga ikut ketawa ya pas baca polisinya mati. Jangan-jangan... :v GA WOY :(

Wkwk. Em... Aku uplodnya ssesuai mood aja ya :v. Iya? Oke 🙂🙏

Oke readers!!! Sampai bertemu di tempat korban berikutnya ya!!!

Tetap baca, tunggu, share, vote dan follow ya :v 😁🙌

Segini dulu yaaaa... DADAH!!!☺🔫

I'M PSYCHOPATHWhere stories live. Discover now