part 3

10.1K 315 4
                                    

Author POV

  Hari pun berganti, ini adalah hari pertama aku menjadi sekretaris pak Bara, aku harus segera bersiap siap...

"Bun..ayah kemana?" Tanyaku saat turun dari kamarku.
"Ayah lagi jogging sayang, ayok sini nak, kamu harus sarapan dulu sebelum berangkat."
Setelah selesai sarapan akupun langsung pamit pada bunda untuk berangkat ke kantor.

Setibanya dikantor aku langsung mengetuk pintu ruangan pak Bara. "Selamat pagi pak.." sapaku
"Oh Elda... Ayok masuk, emm selamat pagi juga, saya kemarin lupa tidak memberi tau kamu dimana meja mu ya?" Kok dia tau aku kesini mau bertanya dimana aku akan duduk, mungkin dia paranormal juga?
"Iya pak, saya akan bekerja dimeja yang mana ya pak?"
Dia pun memandangku dengan senyuman, aiih jangan seperti itu pak senyummu membuat hatiku tenggelam dalam awan..
"Sebelum kamu masuk kamu lihat ada meja dan kursi di samping pintu ini kan? Nah itu tempat kamu.."
Katanya sambil tersenyum aku tiba tiba menjadi gugup, aku hanya menggangguk dan permisi keluar, namun saat aku hendak membuka pintu suaranya kembali terdengar dan membuatku hampir jantungan dengan ucapan nya kali ini.

"Elda, nanti malam saya akan datang kerumah mu, jadi bersiap siaplah.."
"emm b-bapak mau apa ya?"
Dia mau apa jangan-jangan dia mau bekerja di rumahku, eh l aku ini kenapa jadi bodoh sekali, atau jangan-jangan dia mau melamarku, tapi gak mungkin dia baru mengenal ku 2 hari ini, aishh kenapa bos ku ini penuh teka teki.. entahlah. Aku pun berbalik untuk menjawab ucapannya, ketika aku berbalik ternyata dia sudah ada di depanku.

"Menjadikan kamu miliku Elda.."
"Baik pak, saya tunggu."
Ups... kenapa mulut ku ini! sekarang seakan aku yang mendamba dia, dia hanya tersenyum seolah menang juara catur, dasar.

Siang ini jadwal pak Bara bertemu dengan salah satu kliennya, tapi pertemuan ini di lakukan di luar kantor, dan pak Bara memintaku ikut dengannya. Setelah selesai bertemu klien pak Bara mengajakku makan disebuah restoran Eropa, kebetulan aku adalah pecinta makanan eropa. Setelah selesai makan kami kembali ke kantor, namun tiba-tiba ada yang memeluk pak Bara.

"Bara... aku kangen.."
"Sin.. lepasin, kamu gak liat ini dikantor?!"
"Oh ayolah bar, kamu gak kangen sama aku, biarin aja walaupun ini di kantor, lagipula ini kantor kamu juga."
"Maaf pak Bara, saya permisi.."
Entah apa yang terjadi padaku hatiku sesak melihat wanita itu memeluk pak Bara.
"Jangan El, kamu kan belum aku perkenalkan dengan Sinta.."
Eh? Kenapa dia jadi aku kamu dengan ku?
"Sinta ini Elda, dia sekretarisku dan juga calon istriku!" What?!! Calon istri?
"Hah?!!! Kamu gak usah bercanda deh bar!"
"Aku gak bercanda, kamu hanya tinggal tunggu undangan dari kami.."

Setelah pak Bara mengatakan itu, wanita yang bernama Sinta langsung menatapku dengan tatapan penuh rasa benci, oh ada apa ini? Aku tidak suka caranya memandangku. Akupun membalas tatapan matanya, tak kalah sengitnya tentu. Dia fikir dia siapa?

Jam 17.15 WIB pekerjaanku sudah selesai, dan pak Bara pun sudah tidak ada jadwal rapat ataupun bertemu klien lagi, aku pulang saja kali ya? Lebih baik aku tanya dulu dengan pak Bara tapi aku dengar dari Mbak Dina sewaktu aku selesai dari kamar mandi tadi, ada tamu di ruangan pak Bara. Siapa ya? Saat aku sedang sibuk dengan fikiran ku sendiri tiba-tiba telpon kantor yang terhubung dengan pak Bara berbunyi.

"Iya pak?"
"....."
"Baik pak saya akan segera masuk keruangan bapak."
Tok tok tok
"Permisi pak Bar...Kakak?!!!!"
Aku terkejut karena yang ada di dalam ruangan pak Bara adalah kak Elang kakak pertama ku, dia selama ini Tinggal di London dengan kakak ipar. Kapan dia pulang?

"Hai El.."
"Kakak... Kenapa kakak gak kasih tau aku kalau mau kesini, malah ketemu langsung sama bosku, maaf ya pak Bara"
"Ahahahah.. hei adikku tersayang Bara  sahabat kakak, kamu ge er banget deh siapa bilang kakak kesini mau bertemu kamu?"
"Bara gimana nanti jadi kan kerumah Ayah?"
"Tentu, aku tidak mau didului lelaki lain."
Kata pak Bara sambil menatapku dengan tatapan penuh cinta, mungkin.
"Yaudah aku tunggu ya dirumah, tapi apa boleh aku ajak pulang adikku ini?"
"Tentu.."

Aku sudah ada di dalam mobil ka Elang, dan langsung memberi dia banyak sekali pertanyaan.
"Kakak ada si ini? Aku bingung, kalian rencanain apa? Jangan jangan Kakak mau jual aku ya? Huft"
"El, Bara akan melamar mu.."
"Apa?!!! Me-melamar..tapi aku-aku"
"Kau mencintainya?"
Pertanyaan ka Elang membuatku malu, ya tidak di pungkiri sih aku jatuh cinta pada pandangan pertama tapi kan belum tentu pak Bara sama.

"Kaaakk, kita kan belum bicarain sama ayah, terus juga kita belum kenal pak Bara, terus juga.."
"Ayah sudah kenal Bara El, papanya Bara sahabat ayah, dan sejak kalian kecil ayah dan papanya Bara akan menjodohkan kalian."
"Tapi pak Bara.."
"Bara suka sama kamu, kakak tau dari cara dia penantapmu dek.."
Aku senang sih dengar apa yang kak Elang ucapkan tapi, ah entahlah aku pusing...

Pukul 20.00 WIB
Ting tong
Bel rumah berbunyi apa jangan jangan itu Pak Bara?
Aku masih berada di kamar saat kemudian kakak iparku mengetuk pintu dan mengajakku keluar, malam ini aku memakai dress warna pink fanta selutut dan rambut ku di Cepol rapi.

Saat aku sampai di lantai bawah, aku benar benar tidak menyangka pak Bara datang ke rumahku, melamar ku!

"Ini dia Bram putri bungsu ku."
"Cantik, seperti bundanya.."

Diruangan itu ada keluargaku dan keluarga pak Bara.

"Sini sayang duduk dekat Tante.."
Ucap perempuan yang mungkin ibu Pak Bara, soalnya bola matanya sama.
Akupun berjalan dan duduk di antara orang tua Pak Bara.

"Gimana bar? Kamu setuju menikah dengan Elda?"
"Aku setuju aja pah,aku sudah jatuh cinta sejak pertama melihatnya."
"Ahahah dasar kamu bar, tau aja yang cantik yang mana.." ucap papanya
"Elda, bagaimana? Kamu mau menerima lamaran keluarga kami nak?"
Aku langsung menatap ayahku seakan minta persetujuan nya? Lalu ayah membalas tatapanku dengan senyuman dan anggukan.

"Iya om, Elda setuju. Tapi..."
"Tapi apa sayang?"
"Elda mau tetap bekerja di kantor pak Bara.."

"Ahahah tenang saja nak, kamu mau tetap bekerja disana tidak apa apa, karena kami tau kamu biasanya jika sudah menikah tidak bisa jauh jauh." Ucap papanya Bara yang langsung membuat semua orang terkekeh disana, Padahal kan maksudnya aku bukan begitu aku hanya ingin tetap berkarir.

"Baiklah pernikahan nya akan di langsungkan satu Minggu lagi." Kata ayahku yang langsung di setujui oleh semua orang..

"Maaf om, Tante, boleh gak saya ajak Elda ngobrol berdua?"
"Oh tentu silahkan nak, kamu harus mengenal lebih banyak tentang Elda."
Pak Bara pun langsung menyodorkan tangannya padaku, dengan malu malu aku terima uluran tanganya.
______
Diteras atas rumah

"El, jangan panggil aku bapak Sekarang.."
"Lalu?"
"Panggil mas atau syaang tidak apa apa"
Katanya sambil tersenyum menggoda padaku.
"Mas Bara.."
"Iya sayang"
"Apa kamu benar menyukai ku, maksud ku aku tidak mau menikah dengan orang yang tidak mencintaiku"
"Kamu mau bukti"
Ucapnya sambil berjalan ke arahku, dia mau apa heh? Dekat dekat dan makin dekat.

Cup, bibirnya sudah menyentuh bibirku, awalnya hanya kecupan lama lama menjadi pangutan dan akhirnya berhenti saat nafas kami hampir habis.

"Aku mencintaimu El.." suaranya berubah menjadi berat seperti menahan sesuatu.
"Aku akan mulai mencintai mu mas.."
Kemudian dia mendekat lagi padaku, dan mencium leherku, lalu berkata

"Jangan pamerkan leher sexy mu syaang, aku takut tidak bisa mengkontrol diriku, sebelum halal aku tidak mau mengambil harta berharga mu."

Dia lalu pergi meninggalkan aku yang mematung, aku jadi dag Dig dug..

___

Sekretarisku istrikuWhere stories live. Discover now