The Devil Prince | Part 30 - Rafael Woodrow

18.3K 770 111
                                    

Hamburg - Germany 1:43 PM

"Oke, Felicia... Sekarang kau mau kemana lagi?" tanya seorang pria berambut blonde yang berdiri di samping Felicia.

Felicia menggumam kecil, ia menatap lurus ke depan seraya berpikir dan mengabaikan sosok pria yang terus menatapnya dari samping tanpa henti. "Aku hanya ingin di sini, Raf."

Rafael Woodrow—pria yang tiba-tiba saja datang ke kehidupannya. Pertemuannya dengan Rafael memang tidak sengaja, ia bertemu dengan Rafael saat di cafe tempatnya bekerja sekarang. Yeah ... Setelah sembuh total satu bulan yang lalu, Felicia sekarang bekerja sebagai pelayan di cafe yang di dirikan oleh Lucas, dari mana ia tahu soal itu? Tentu saja Lucas yang memberitahunya sendiri, terkadang Felicia selalu menebak jika sifat arogan dan sombong yang di miliki Lucas di turunkan langsung untuk Xander. Hingga Ayah dan Anak itu memiliki sifat dan sikap yang sama tanpa ada perbedaan sedikitpun.

Ah, kembali mengingat Xander membuat Felicia sedikit merindukan pria itu. Hanya sedikit, karena ia sudah ingat dengan jelas bahwa Xander sudah memiliki kekasih.

Felicia tertawa miris, ia merasa hidupnya tidak adil. Memiliki seorang kakak yang selalu berniat untuk membunuhnya kemudian di campakkan oleh pria yang ia sukai. Rasanya ia ingin sekali membenturkan kepalanya hingga amnesia sampai tidak mengingat siapapun, tetapi ada dua orang pria yang selalu menjaganya setiap saat.

Siapa lagi kalau bukan Rafael dan satu bodyguardnya yang bernama Evan.

"Aku tahu apa yang sedang kau pikirkan," sahut Rafael masih menatap wajah Felicia dari samping.

"Apa?"

"Lupakan saja pria itu. Dia sudah menyakitimu, Fel..."

Satu alis Felicia terangkat kemudian membalikan tubuhnya hingga ia dapat menatap wajah Rafael dengan jelas. "Sejak kapan kau berani mengatur hidupku?"

Rafael menghela napas berat, ia sudah mengenal bagaimana sifat keras kepala yang di miliki Felicia. Ia juga sudah tahu jika sebenarnya wanita itu hanya berpura-pura tegar padahal di dalam hatinya hancur. Rafael memang belum lama berkenalan dengan Felicia tetapi ia sudah mampu mengenal baik bagaimana sifat dan sikap wanita itu.

"Aku hanya tidak ingin kau tersakiti."

"Yang tersakiti itu aku bukan kau," ketusnya kemudian ia beranjak turun dari rooftop kampus Rafael.

Rafael mencengkram erat rambutnya sendiri melihat betapa sensitifnya Felicia hari ini. Wanita itu memang terkadang baik dan galak, Rafael sempat kewalahan ketika menghadapi sifat Felicia yang ia rasa sama seperti macan betina.

"Hey!"

Suara teriakan Felicia membuat Rafael melepaskan cengkraman di rambutnya kemudian menatap sosok wanita yang sudah berdiri di tangga.

"Cepat turun! Aku tidak tahu jalan, ini kan kampusmu!" teriak Felicia lagi.

"Oke tunggu," jawabnya pelan lalu ia berjalan mendekati Felicia dan memimpin jalan wanita itu. Hari ini dosen yang mengajar di kelas Rafael tidak masuk jadi dia dengan senang hati mengajak Felicia ke sini, hitung-hitung memperkenalkan Felicia pada temannya yang lain, wanita itu juga mengirim pesan padanya jika dia bosan berada di apartement sendirian.

"Kau yakin ingin pulang?" tanya Rafael ketika mereka sudah turun dari atas rooftop.

"Tidak. Aku hanya tidak ingin berlama-lama di sana, itu mengingatkanku pada seseorang."

Rafael mendengus. Ia tahu betul siapa seseorang yang di maksud Felicia, siapa lagi jika bukan Xander? Bahkan saat ia membawa anjing miliknya untuk membuat Felicia terhibur saja wanita itu pasti bilang 'itu mengingatkanku pada seseorang'. Well..., Itu membuat Rafael sendiri gemas sekaligus penasaran apa saja yang belum di berikan oleh Xander untuk Felicia atau mungkin sudah semuanya.

The Devil Prince ✓ [#2 JEFFREY]Where stories live. Discover now