PART 28- Rindu

2.4K 170 11
                                    

'What?'

•°•

Raka mematikan mesin motornya setelah sampai diparkiran sekolah. Ekor matanya melirik kearah samping kirinya. Dilihatnya Ashila menatapnya tidak suka dari dalam mobil yang dikendarai oleh Rayhan. Raka mengeluarkan smirk nya dan di detik berikutnya tangan besarnya membuka helm yang di pakai oleh Talitha. Lalu, mengelus-elus puncak kepala Talitha dengan lembut.

Talitha tertegun. Raka begitu romantis hari ini. Ada apa?

Ashila keluar dari dalam mobil dan membanting pintu mobil dengan kerasnya. Kemudian dia menatap Raka dan Talitha yang terkejut mendengar suara pintu mobilnya, dan pergi begitu saja meninggalkan Rayhan yang masih memegangi dadanya yang berdetak lebih cepat akibat ulah Ashila.

'Ish! Apa sih maunya dia?'

'Kenapa dia ngeliatin itu ke gue?'

'Kenapa harus Thalita?'

'Gak ada yang lain gitu?'

'Bentar,'

'Kenapa gue gak suka?'

'Gue pasti udah gila!'

'Ya, gue udah gila!'

BRUKKK!

Ashila terdorong beberapa langkah akibat menubruk tubuh seseorang saat ia sedang asik bergulat dengan pikirannya sendiri. Ia langsung memegangi dahinya yang terasa perih.

Ashila mendongak. Dilihatnya orang yang menabraknya itu.

"Andra?"

•°•

"Andra, jawab gue dong! Kenapa lo bisa ada di sini?" tanya Ashila untuk yang kesekian kalinya. Kini mereka berdua sedang duduk bersama di kantin.

"Gue bakal sekolah di sini." jawabnya tenang. Tapi entah mengapa, hati Ashila yang jadi tidak tenang. Ia berpikir, pasti akan ada keributan setiap harinya.

Ashila meneguk salivanya. Ia tidak tahu harus berkata apa. Ia sangat senang mendengar bahwa Andra akan bersekolah di sekolahnya. Tapi disisi lain, ia takut bila Raka tidak akan tinggal diam mendengar kabar ini.

"Shil, lo gak apa-apa kan?" tanya Andra sambil menepuk bahu Ashila. Ashila pun tersadar dan menggaruk tengkuknya.

"Gue gak apa-apa Ndra. Oh iya, lo masuk dikelas mana?"

"Di kelas XII IPA 2." Andra menjawab dengan santai. Oh tidak, ralat, maksudnya SANGAT SANTAI. Ashila lagi-lagi meneguk salivanya.

BAHAYA SIAGA SATU! Perang dunia ketiga akan segera dimulai!

"Andra, tapi kan itu kelas Kak Ra-"

"Gue tau." potong Andra. Tangannya yang besar langsung menggenggam tangan mungil Ashila.

Andra tersenyum. "Lo tenang aja Shil. Gue gak bakal kenapa-kenapa kok. Walaupun harus sekelas sama si brengsek itu. Raka mah kecil. Gue sentil ginjalnya aja langsung tepar dia."

"Bukannya kemarin lo yang tepar?" ujar Ashila sambil mendelik. Andra hanya terkekeh sambil menggaruk kepalanya.

"Ashila!" Tiba-tiba Dira dan Kila datang kearah mereka dan kemudian duduk disebelah Ashila.

"Eh, siapa tuh? Ganteng Ahmad! Boleh lah dikenalin ke gue! Siapa tau jodoh kan ya hehe," ucap Dira dengan pedenya.

"Eh Juleha! Lo lupa kalo lo udah punya Reza? Gue aduin, di gantung lu di pohon toge!" kesal Kila. Dira hanya cengengesan tak tahu malu.

"Eh guys, kenalin ini Andra." ucap Ashila memperkenalkan Andra kepada kedua sahabatnya yang 'rada' itu.

"Andra," ujar Andra sambil mengulurkan tangannya. Disambut baik oleh Dira dan Kila.

"Gue Dira,"

"Kila,"

"Eh bentar-bentar! Lo yang kemaren dihajar sama Raka kan? Kemaren gak keliatan gantengnya soalnya lu babak belur!"

"Jadi ini Andra yang sahabat lo itu?" lanjut Dira.

"Iya, yang waktu gue ceritain ke lo." ucap Ashila datar.

"OH IYA IYA! GUE INGET! YANG LO KATA SAHABAT LU ITU KAN? YANG KA-"

"Kalian jahat!" Tiba-tiba Kila memotong. Ia menatap Ashila dan Dira dengan tajam. Sedangkan yang ditatap hanya menganga lebar.

"Kok lo gak cerita ke gue? Kok cuma ke Dira aja sih Shil? Lo gak percaya sama gue? Atau kalian diam-diam sering ghibahin gue?" tanya Kila menggebu-gebu. Seakan ada api dan asap yang keluar dari mulut dan telinganya.

•°•

"Gue udah tau." balas Raka santai. Permen lollipop masih bertengger manis di mulutnya yang seksi.

"Kok lo bisa tau kalau tuh kampret pindah kesini?" tanya Bagas.

"Tau aja." jawab Raka malas.

"Terus nanti gimana kalau mau tawuran? Masa tawuran sama sekolah sendiri?" ucap Reza. Ia membayangkan bagaimana bila hal itu terjadi. Tubuhnya bergidik ngeri.

"Atau gak bakal ada tawuran lagi? Gak seru atuh!" kesal Rio sambil menghentak-hentakan kakinya.

"Kalian liat aja nanti." ucap Raka sang iblis sekolah itu sambil tersenyum miring.

•°•

Ashila menghentikan langkahnya ketika matanya tak sengaja menatap mata Raka yang tajam. Raka melangkah maju kearah Ashila. Sontak, Ashila memundurkan langkahnya.

"Ma-mau apa lo?" tanya Ashila. Entah mengapa ia merasa waspada dengan apa yang akan Raka lakukan kali ini.

"Lo gak kangen sama gue?" Raka berbalik melempar pertanyaan kepada Ashila. Wajah mereka kini hanya berjarak satu jengkal.

Ashila mundur dan mencoba menepis Raka yang menghalangi jalannya. Namun bukan Raka namanya kalau ia membiarkan mangsanya pergi begitu saja. Ia ingin bermain kali ini.

"Awas! Gue mau lewat!" ulangnya sambil mencoba melewati Raka. Namun Raka langsung menghalanginya lagi.

"Gak kangen sama gue? Gue kan pacar lo." tanya Raka lagi. Wajahnya terlihat sedih.

"Gak! Awas!" balas Ashila mantap.

"Masa sih gak kangen?"

"Gue bilang enggak ya enggak!" kesal Ashila. Darahnya sudah naik.

"Tapi gue kangen."

•°•

Hai! Apa ada yang kangen sama aku? Eh maksudnya cerita ini. Gak ada ya? Oke:"D Maaf banget part ini rada ngaur, soalnya aku ngetik part ini sambil nemenin kucing aku beranak:'D

Because Of Truth Or Dare [ COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang