01.

6.6K 899 174
                                    

"Lalu, sang pangeran dan sang putri hidup bahagia selamanya"

Ucap Taeyong sambil menutup buku dongeng, dan melirik kearah Chenle yang menatapnya dengan bosan.

"Ada apalagi?"

"Setiap aku pergi tidur, kau selalu membacakan cerita itu terus - terusan, aku sudah bosan!"

Taeyong menghela nafasnya pelan, walau ia sudah membacanya berkali - kali entah mengapa dongeng tentang kisah pangeran katak sangat menyenangkan baginya.

"Besok aku akan membacakan cerita yang lain untukmu, ayo sekarang waktunya kau tidur" ucapnya sambil mengangkat selimut Chenle menutupi tubuhnya.

"Dasar pemimpi!" Seru Chenle usil sebelum ia menenggelamkan dirinya dibalik selimut.

Taeyong menaikan sebelah alisnya geram, tapi ia tidak boleh marah karena memang salahnya ia selalu membacakan dongeng yang sama setiap harinya.

Setelah mengecheck kembali keadaan Chenle, Taeyong merasa lega akhirnya bocah itu tertidur juga, dan artinya ia sudah bisa pulang dan menyudahi shift nya sebagai pengasuh anak paruh waktu.

Hari tampak mulai gelap, suara seranggapun mulai terdengar jelas, jangkrik, katak, dan sebagainya.

Namun perhatiannya tertuju pada seekor katak kecil yang terdiam di tengah jalan, dan tak jauh darinya akan ada mobil yang melintas kearahnya, dengan cepat Taeyong menyelamatkan nyawa katak kecil tersebut sebelum mobil melindasnya.

"Katak kecil, kau sedang apa disana? Untung saja aku melihatmu" gurau Taeyong sambil memerhatikan katak kecil yang hinggap di telapak tangannya. Ia tersenyum manis ketika sang katak memerhatikan wajahnya. Taeyong langsung menaruh sang katak di bahunya dan membawanya pulang ke rumah.

Sesampainya di rumah, Taeyong langsung menyiapkan sebuah toples kosong untuk menempatkan si katak kecil yang baru saja ia temui.

"Sungguh malang nasibmu, pasti kau kehilangan keluargamu"

"Tapi tenang, aku akan merawatmu dan kau tak akan kesepian"

Melihat Taeyong yang sedari tadi berbicara sendiri, membuat Ten dan Winwin merasa iba. Kedua teman sharing apartement Taeyong ini mengetahui betul bagaimana Taeyong bekerja keras untuk mendapatkan uang untuk menghidupi keluarganya, sekaligus mengetahui bagaimana Taeyong berusaha untuk terus menjadi mahasiswa unggulan agar mendapatkan beasiswa.

"Kurasa Taeyong sudah mulai tergeser kesehatan jiwanya" bisik Ten pada Winwin.

Winwinpun menggangguk setuju sambil menghampiri Taeyong yang entah sedang sibuk dengan apa.

"YA! TAEYONG!!!! UNTUK APA KAU MEMBAWA PULANG KODOK?!?!" Teriakan Winwin menarik perhatian Ten untuk menghampirinya.

"TAEYONG!!!!" Kini Ten ikut berseru ketika melihat seekor katak yang berada di telapak tangan Taeyong.

"Aku... Memeliharanya mulai saat ini" cicit Taeyong pelan.

"Tae! Masih banyak anjing dan kucing yang bisa kau pelihara mengapa kau memilih memelihara kodok???? Kodok sawah????" Cerocos Ten dengan kesal sambil menjauhkan dirinya dari katak itu.

"Tapi aku kasihan membiarkannya diluar sana.. tadi saja ia hampir tergilas mobil.."

Ten dan Winwin saling bertatapan. Daripada soal kataknya, mereka lebih tidak tega pada temannya yang memiliki hati yang lembut itu.

"Ya sudah, tapi tempatkan dia di kamarmu! Aku tidak mau sampai kodok itu membuat kekacauan di apartment ini, atau aku akan mengusirmu sekaligus kodokmu itu!"

Taeyong memberi pose hormat pada Ten dan Winwin sambil membawa kodok tersebut ke kamarnya.











---

Johnny mengerahkan seluruh harga dirinya sebagai petinggi kerajaan untuk tunduk kepada penyihir jahat, Yuta.

"Kumohon kembalikan pangeran Jaehyun pada kerajaan kami, kerajaan kami sedang dalam titik lemah"

Yuta terkekeh licik sambil menatap Johnny.

"Aku tidak akan mengabulkan permintaanmu begitu saja! Tapi aku akan memberikanmu sebuah keringanan!"

"Apa itu?"

Yuta menunjukan sebuah cermin besar, lalu ia mengucapkan sebuah mantra. Tak lama kemudian cermin itu memantulkan sebuah bayang yang memperlihatkan sosok Jaehyun sedang terduduk dengan lemah disebuah kamar.

"Pangeran! Pangeran! Kau baik - baik saja?!"

Johnny langsung mengacungkan pedangnya tepat pada leher penyihir Yuta.

"Bunuh saja diriku, maka pangeran tidak akan pernah kembali selamanya!" Ucap penyihir Yuta sambil tertawa licik.


---

Pukul menunjukan jam dua belas malam, dimana kutukan Jaehyun dapat dinetralisasikan, tubuhnya kembali dalam wujud seorang manusia.

Jaehyun mendudukan dirinya disisi ranjang, ia memerhatikan sosok pemuda yang telah menolongnya tengah tertidur dengan pulas. Jika saja ia tidak menolongnya, mungkin Jaehyun sudah rata dengan aspal tergilas mobil.

"Tae, aku pinjam diktatmu ya.... YA!!!!!!!! SIAPA KAMU!!!!!!!??????!!"

Teriak Winwin kaget ketika ia membuka kamar Taeyong untuk meminjam diktat, ia mendapati seorang pria tengah terduduk mengenakan pakaian layaknya seorang pangeran dalam sebuah dongeng lengkap dengan lencana - lencananya.

Teriakan Winwin membangunkan Taeyong dan juga Ten bersamaan. Ten langsung menuju kamar Taeyong, sedangkan Taeyong langsung memburu kearah Winwin dan langsung memeluknya karena ketakutan.

"Hey! Kau siapa dan darimana, tiba - tiba kau masuk kamar Taeyong dengan lancang?! Kau pasti mau memperkosa Taeyong kan?!" Cerocos Ten dengan galak.

Jaehyun menjadi semakin panik melihat ketiganya berteriak tidak karuan.

"Enak saja! Aku tidak punya niatan buruk! Taeyong, Lee Taeyong, aku adalah katakmu yang kau pelihara" jawab Jaehyun dengan lantang.

"Dasar tukang khayal!" Seru Winwin sambil menghubungi polisi.







Sesampainya pada kantor polisi, seluruh kantor polisi dibuat pusing oleh kehadiran Jaehyun.

"Kau tidak memiliki tanda pengenal, dan kau berasal dari kastil kerajaan?!" Tanya polisi yang sudah pusing berkali - kali bertanya pada Jaehyun dan selalu mendapatkan jawaban yang sama.

"Orang gila macam apa ini.." sambung si polisi.

Kini sang polisi melirik kearah Taeyong, Ten, dan juga Winwin.

"Apa kalian benar - benar tidak mengenal orang ini?"

Ketiganya menggelengkan kepalanya berbarengan.

"Taeyong, sudah kubilang aku adalah katakmu yang kau pelihara" ucap Jaehyun sambil menatap Taeyong.

Taeyong menatap Jaehyun dengan tatapan ngeri, lagipula mana ada katak yang bisa berubah menjadi seorang manusia.

Kini polisi melingkarkan borgol pada kedua tangan Jaehyun dan menyeretnya kedalam jeruji besi.

"Hey! Berani - beraninya kau memenjarakan seorang pangeran!!!! Taeyong, aku katakmu! Tolong aku...."















"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
The Frog PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang