Menolongmu karena Allah 2

18 1 0
                                    

Jika itu orang lain aku pun akan menolongnya karena aku menolong bukan untuk pamrih tapi karena Allah
🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁

Laki- laki itu tepat berada di depan Awan. Awan mulai gelisah, ia kemudian teringat dengan film action jika kondisi terdesak maka tendanglah orang itu atau cari sesuatu untuk melemahkannya biar ada jalan untuk menghindar. Ia melirik sekitar, tidak ada apapun. Ada kayu tapi sangat jauh dari jangkauan. Tak ada cara lain, ia pun memilih menginjak telapak kaki laki-laki itu sekerasnya hingga laki-laki itu mengerang kesakitan. Kesempatan itu ia gunakan untuk lari secepatnya, namun malangnya ia terlanjur takut jadi tak bisa lari cepat. Laki-laki itu segera mengejar Awan. Ia memegang tas Awan dengan kencang, Awan tak mampu lagi menghindar karena tas ranselnya yang ditarik laki-laki itu.
Bug!!!!
Satu tinju tepat mengenai pipi laki-laki itu. Awan terbebas, dia segera melihat orang yang telah menolongnya.
"Pergi!!"
Awan masih diam, mengamati seorang pria bak pahwalan di siang hari. Mereka berdua akhirnya saling memukul, Awan berdoa semoga yang baik selalu menang. Ia bisa saja pergi, tapi ia harus adil dengan keadaan. Jika orang yang menolongnya nanti terluka maka ia harus menjadi orang yang pertama mengobatinya, jika orang yang menolongnya nanti berhasil menaklukkan penjahat itu ia harus berterimakasih. Akhirnya dengan hati gelisah ia mengamati berlangsungnya perkelahian dua orang yang sama-sama kuat.
"Awas ya gue bakal balas loe lebih dari ini."
Laki-laki itu mengancam sambil menunjuk wajahnya yang sudah babak belur. Lalu ia pergi dengan cepat. Sedangkan yang diancam hanya diam dan berjalan santai. Awan menghampirinya.
"Maaf, aku...aku berterimakasih sama kamu,"kata Awan dengan terbata-bata.
"Bersyukur dan berterimakasihlah kepada Allah karena aku pun menolongmu karena Allah,"katanya yang membuat Awan terhenyak sesaat.
"Tapi aku juga perlu berterimakasih sama kamu, mmm...dan aku juga minta maaf waktu itu dengan nggak sopannya sudah semena-mena menyuruhmu, padahal harusnya kamu yang berhak menyuruhku,"ungkapku dengan kejujuran.
"Tidak masalah,"ujarnya singkat lalu pergi begitu saja.
Awan mengamati kepergiannya dalam diam.
"Hei, tunggu !!"
Awan mengejarnya dan mengambil sesuatu di saku roknya.
"Ini untuk luka di dahimu,"
"Bumi itu kuat, kamu lihatkan sekarang kita sedang di planet mana ? Kalau dia nggak kuat pasti kamu nggak akan ada di sini."
Ia menjeda perkataannya, kemudian tersenyum,"Tapi it's okay sebagai imbalannya."
Bumi mengambil sebuah hansaplas yang diberi oleh Awan. Lalu mengantongi di bajunya.
Awan tidak menyangka bahwa ia akan bertemu dengan anak dari majikannya lagi, seseorang yang ia kira dulu hanya pelayan. Perlahan bibirnya mengembangkan senyuman.

Semoga engkau menjaga dan melindungi Bumi ya Allah. Karena Bumi telah melindungi Awan hari ini.

 Biru Tanpa AwanWhere stories live. Discover now