Boom (1)

31.7K 2.8K 553
                                    

We got that boom boom boom boom—

Ups malah nyanyi 😂

.
.
.

"Kompor meledak, duerrr..
Kompor meletup, tuuutt..
Kompor mengejan, enghhh..
Kompor mendesah, ahhh.. "

Bibir Asrein tidak berhenti melantunkan lagu random yang diajarkan oleh Zarel kemarin. Kata Zarel, lagu ini bisa memikat hati perempuan. Jadi ia menyanyikan lagu ini supaya Dyeza semakin jatuh cinta kepadanya.

Sedangkan Dyeza yang sibuk menonton televisi, dan telinganya mendengar hal itu, merasa risih. Nyanyian dari Asrein sungguh aneh dan tidak jelas, pasti karena hasutan atau ajaran dari Zarel.

"Kompor me—"

"Diam, Asrein. Aku tidak suka kau menyanyikan lagu tidak jelas itu." ujar Dyeza memotong Asrein yang hendak kembali bernyanyi.

Bibir Asrein mengerucut. Dia meraih lengan Dyeza lalu memeluknya erat. "Tapi kata Zarel, lagu ini bisa membuat kau semakin jatuh cinta kepadaku."

"Zarel dipercaya."
Dyeza memijat pelipisnya dengan satu tangannya lagi mengusap lembut rambut Asrein. "Kau jangan mudah dibodohi sama Zarel. Dari seluruh ucapan Zarel, 85 % itu absurd."

Mendengarnya, Asrein mencebikkan bibirnya kesal. Tunggu kau Zarel, ia akan menendang bokongnya nanti di istana!

Dyeza mengubah saluran televisi dari satu channel ke channel lain. Sepenuhnya tidak menghiraukan Asrein yang bergelung manja di lengannya. Lelaki itu menggosokan wajahnya beberapa kali pada lengan Dyeza, meminta dimanja.

Awalnya Dyeza berusaha untuk acuh tak acuh. Tapi Asrein semakin menjadi, lelaki itu malah menggigiti lengan Dyeza seperti kelinci.

"Asrein, jangan menggangguku. Aku mau menonton televisi." keluh Dyeza sambil menjauhkan wajah Asrein dengan lembut.

"Tidak mau!"
Asrein tidak menurut, malahan lelaki itu menjatuhkan kepalanya di paha Dyeza. Memeluk perut Dyeza lalu menggigiti perut wanita itu.

"Asrein, geli!"

Dyeza tertawa dan berusaha menjauh dari Asrein, namun Asrein mempererat pelukannya sehingga wanita itu tidak bisa menjauh. Tak hilang akal, Dyeza mencubit pinggang Asrein hingga membuat suaminya itu reflek berteriak.

"Ah, geli!"
Bahkan karena saking terkejutnya, Asrein sampai terjatuh ke atas lantai.

Dyeza yang tidak menyangka kalau Asrein akan terjatuh, segera membantu suaminya itu untuk bangkit.

"Dyeza, sakit." Asrein merengut dengan mata berkaca-kaca. Padahal seharusnya, hanya jatuh seperti itu untuk para pangeran tidak ada apa-apanya.

Dyeza membantu Asrein duduk di sebelahnya, dia berkata "Bagian mana yang sakit?"

"Punggungku sakit!" rajuk Asrein yang tanpa perlu disuruh, langsung mengambil posisi membelakangi Dyeza. Mau apa lagi kalau bukan minta dipijat!

Dan Dyeza sendiri langsung memijat punggung Asrein hingga membuat lelaki itu tersenyum cerah. Asrein sangat berbahagia, kalau seperti ini caranya, dia mau jatuh terus!

Akhirnya lebih dari sepuluh menitan, Dyeza memijat punggung Asrein sampai-sampai membuat lelaki itu tertidur pulas. Melihatnya, Dyeza lantas berdiri dan memposisikan Asrein agar berbaring di sofa, memberikan posisi yang nyaman.

"Lebih baik aku memasak, jadi waktu Asrein bangun nanti, makanannya sudah siap." gumam Dyeza lalu segera pergi ke dapur.

Sebenarnya kalau Dyeza mau, wanita itu tidak perlu memasak. Dia bisa meminta kepada salah satu suaminya dan mereka dengan senang hati akan mengirimkan makanan. Tapi Dyeza tidak mau, rasanya lebih enak jika itu buatan sendiri.

Lagipula kalau Dyeza sedang bosan membaca dan menonton televisi, dia mau melakukan apa selain memasak? Para suaminya melarang dia untuk pergi ke luar rumah, bahkan ponselnya saja sudah dihancurkan Dreynan.

Dyeza masuk ke dapur dengan penuh semangat. Tapi ketika hidungnya mencium aroma menyengat dari durian yang dibawakan oleh Asrein tadi, perutnya langsung mual seketika.

Dyeza segera pergi ke kamar mandi dan langsung memuntahkan isi perutnya di wastafel. Tapi sayangnya, hanya cairan saja yang keluar dari perut Dyeza.

Dan saat itu juga, Dyeza merasakan tengkuknya dipijat dengan lembut oleh tangan seseorang. Juga, sapuan pelan di punggungnya.

"Aku panggilkan Tabib Han ya, Dye?" Suara lembut Yezra terdengar mengalun di telinga Dyeza.

Dyeza yang sedang mengusap bibirnya dengan tisu, menggelengkan kepalanya. "Tidak perlu. Aku tidak apa-apa."

Yezra terlihat khawatir melihat wajah Dyeza yang pucat. Tanpa aba-aba, dia langsung menggendong Dyeza dan membawanya ke kamar. Saat melewati ruang tamu, mereka tidak sengaja tertangkap pandangan Asrein yang baru saja bangun. 

Asrein yang semula sedang mengucek matanya, langsung tersentak saat melihat wajah pucat istrinya. Dia langsung mengejar dan berteriak panik "Dyeza!!"

Di lain sisi, Yezra baru saja membaringkan Dyeza di ranjang ketika Asrein menerjang masuk dan menggesernya. "Dyeza, kau kenapa?!"

Yezra yang digeser menjauh, menghela napas. Dia naik ke atas ranjang dan memposisikan diri di samping Dyeza. Memegang dahi wanita itu guna memastikan dia demam atau tidak.

"Aku—"
Baru saja Dyeza hendak berkata, Asrein dengan cepat memotongnya.

"Jangan berkata kau tidak apa-apa! Jelas-jelas wajahmu pucat seperti ini." Asrein mengernyit sedih. Dia berlutut di lantai dan memeluk erat lengan Dyeza. Istrinya ini sakit, maka hatinya juga ikut sakit.

Dyeza hanya tersenyum kecil dan membelai rambut Asrein. Memang akhir-akhir ini perutnya sering kali mual, membuatnya sedikit kurang nyaman. Ketika ditanyai oleh Zarel kemarin, ia menjawab dirinya mual karena melihat wajah Zarel. Ajaibnya lelaki itu percaya. Ah, Dyeza merasa bersalah sekarang.

"Boleh aku memastikan sesuatu, Dye?" ucap Yezra yang mengalihkan perhatian Dyeza.

Tanpa menunggu persetujuan dari Dyeza, Yezra segera menyingkap baju Dyeza dan memegang perut wanita itu. Dan pada saat itu juga, Yezra membeku di tempat.

Membuat Asrein menjadi panik dan menyingkirkan tangan Yezra, ia menusuk pelan perut Dyeza beberapa kali. Dan lelaki itu juga membeku sama seperti Yezra.

"Ada apa?"
Dyeza kebingungan ketika melihat kedua suaminya itu. Apalagi ketika melihat ekspresi kontras dari mereka. Yezra tersenyum cerah dan Asrein menangis keras.

"Kau hamil, Dye."

Boom!

.
.
.

TBC.

Ada yang tahu kenapa Asrein malah nangis?

Btw, chapter depan para suami ngumpul 

5 Prince OneshootWhere stories live. Discover now