f i v e

5.6K 468 17
                                    

<< 3rd person P.O.V >>

Jeno melihat bayangannya lagi di cermin. Dia memperbaiki dasinya dan memperbaiki bajunya. Setelah dia puas dengan penampilannya, dia segera beranjak ke lantai bawah untuk sarapan.

Di bawah, ia langsung disambut dengan ibunya yang sedang menyiapkan meja makan dan ayahnya yang sedang membaca koran.

"Selamat pagi, sayang," Sambut ibunya yang membuat ayahnya melirik kearah Jeno.

Ayahnya langsung tersedak dari kopinya, terkejut dengan penampilan Jeno. Sang ibu dan sang anak langsung menjadi panik dan berlari ke arah ayahnya untuk membantunya.

"AH! Panas panas panas panas," Teriak ayahnya saat dijatuhi dengan kopi panas.

•••

Setelah kejadian kopi tadi, mereka akhirnya bisa sarapan dengan damai walaupun sang ayah masih mengeluh kesakitan.

"Jeno, kenapa kamu berpakaian seperti itu?" Tanya ayah mereka dengan nada tegas.

Jeno tersentak karena nadanya, takut dengan apa yang akan terjadi. Jeno mengutuk dirinya di dalam kepalanya. Bagaimana bisa dia lupa memberi tahu ayahnya?

"U-uhm, aku punya penjelasan untuk yang satu ini. Jadi....( Penjelasannya ) [Maafkan hamba yang malas😂] " Jelas Jeno panjang kebar dengan suara kecil. Jeno menunduk dan melihat ke arah jarinya. Tiba-tiba ia merasa kalau jarinya adalah hal yang paling menarik di dunia.

Tatapan Ayahnya langsung melembut ketika melihat putranya tampak ketakutan.

"Hey, papa tidak akan memarahimu. Papa hanya sedikit kesal karena kamu tidak memberi tahuiku sebelumnya," Nada Ayahnya melembut, berusaha untuk menenangkan Jeno.

"P-papa tidak marah?" Tanya Jeno, masih tidak berani untuk menatap ayahnya.

"Papa tidak marah, kok. Papa malah bangga dengan kamu karena kamu sudah berani untuk mengambil keputusan dan apapun keputusan itu papa akan menghargainya karena papa tahu kamu selalu memilih yang terbaik!"

Jeno melihat kearah ayahnya terharu. Ia berdiri dan pergi ke ayahnya, langsung memeluknya. Ayahnya hanya tertawa dan memeluknya balik.

"EHEM! Jangan lupakan aku!" Sang ibu pergi kearah mereka. Ayah dan anak tertawa dan membuat sedikit spasi untuk sang ibu. Mereka akhirnya berpeluk bersama sebagai keluarga yang complete.

Mereka diam terus selama beberapa menit. Tidak ada yang ingin melepaskannya. Mereka sudah lama sekali tidak berkumpul karena sang ayah yang selalu sibuk. Tapi sayangnya mereka harus melepaskannya.

"Kita harus begini setiap hari!" Ayahnya menyodorkan. Ibu dan anak tersenyum.

Sang ibu memukul lengan suaminya pelan dan mengatakan, "Kamu sih yang selalu sibuk."

"Iya iya sorry," Ayahnya tertawa.

Jeno tersenyum melihat mereka berdua. Nanti aku ceritakan ke Donghyuck tentang kejadian ini di sekolah deh, pikir Jeno.

Tunggu- sekolah!.Teringat dengan sekolah, Jeno melihat kearah jam dan melihat bahwa jam masuk hampir tiba.

"Alamak! Ma, pa aku pamit dulu! Sudah mau terlambat!" Kata Jeno dengan panik. Dia mencium pipi ayah dan ibunya dan mengambil tasnya.

"Bye!" Jeno lari kearah limonya yang sudah ada di depan mansion itu.

•••

𝕋𝕙𝕖 𝔽𝕒𝕜𝕖 ℕ𝕖𝕣𝕕 ↬ ℕ𝕠𝕞𝕚𝕟 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang