GARKANO ARTHURE VIRGAMA

38.7K 2.3K 332
                                    

Suara sepatu yang beradu dengan lantai lapangan bola basket terdengar bersamaan dengan pantulan bola berwarna orange itu di lantai. Laki-laki beralis tebal dengan tubuh tinggi dan rambut yang sudah basah karena keringat terus berusaha mengunci bola itu di dalam naungannya. Wajahnya menengadah ke depan, menatap seorang lawan yang menghalanginya serta ingin merebut bola itu.

Peluh keringat bercucuran dari pelipisnya. Bahunya terlihat naik turun karena deru napasnya tidak stabil. Cowok dengan nomor punggung 13 itu menarik sebelah sudut bibirnya. Seperkian detik kemudian dia mengeluarkan teknik untuk mencecok lawannya dengan mengeluarkan gerakan tipuan. Setelah berhasil cowok itu segera berlari mendekati ring basket. Dan melakukan shooting untuk memasukan bola ke dalam ring.

Masuknya bola di detik-detik terakhir mengundang sorak-sorai penonton yang memenuhi pinggiran lapangan. Sorakan semakin terdengar histeris dan berlebihan ketika cowok dengan nomor punggung 13 itu mengibaskan rambutnya yang basah beberapa kali sebelum tangan kanannya bergerak menyugar rambut itu kebelakang.

"Huaaa! Garkano berdamage bangett!!"

"Baru nyugar rambut aja buat mleyot gimana kalau ngucapin ijab kabul di pernikahan kita nanti!"

"Aduh liat begituan aja buat lebah-lebah di perut gue berterbangan!"

"Stress!"

"Garkano semangatt!"

"Keteknya lebih mulus dari pada akhlak bestie."

Begitulah kira-kira pekikan berlebihan yang keluar dari beberapa penonton. Padahal ini hanya latihan biasa tetapi penonton ya seperti sedang tanding antar negara saja. Semetara yang di teriaki sejak tadi tampak tidak peduli. Cowok itu berlari ke arah teman-teman nya lalu saling bertos ria.

Suara peluit panjang yang di bunyikan oleh pelatih mereka terdengar menandakan waktu pertandingan sudah habis. Semua anak-anak yang berkontribusi dalam latihan barusan langsung berkumpul ke satu titik di mana pelatih mereka berdiri.

"Good job! Latihan hari ini cukup bagus dan ada kemajuan dari hari kemarin. Terus tingkatkan, dan jangan pernah merasa puas," ucap Pak Ilham kepada anak-anak didiknya. Bola mata pria itu menatap satu persatu wajah lelah di hadapan nya. "Latihan hari ini Bapak cukup kan, tepuk tangan dulu untuk hari ini. "

Seketika tepuk tangan riuh terdengar tak hanya dari pemain saja tetapi juga penonton yang masih setia berdiri di pinggir lapangan. Pak Ilham yang melihat murid-murid perempuan nya itu begitu semangat hanya bisa menggeleng pelan.

"Baik sekarang kalian boleh bubar, ingat banyak-banyak konsumsi air putih dan jaga selalu tubuh kalian. Tiga minggu lagi kita akan ada pertandingan persahabatan dengan SMA lain. Bapak mau kalian kuatkan performa kalian. Sekian latihan untuk hari ini. Selamat Sore!"

"Sore Pak!" jawab mereka dengan serempak. Pak Ilham kemudian beranjak dari tempat nya bersamaan dengan para anggota bakset yang juga membubarkan diri.

Beberapa orang langsung mengambil tas nya yang tersimpan di bangku dan pulang. Beberapa orang memilih untuk duduk selonjoran dulu di pinggir lapangan.

Keadaan seperti ini di sempatkan oleh beberapa murid perempuan yang sejak tadi menonton latihan untuk memberikan air minum kepada Garkano.

"Garka! Lo Pasti haus kan? Ini ada minum buat lo!"

"Minum punya gue aja, di jamin bisa ngilangin dahaga lo."

"Mending punya gue aja, selain ada manis-manisnya minuman gue juga ada cinta-cintanya."

" Punya gue aja Gar! Di jamin keasliannya cap singa!"

GARANCAWhere stories live. Discover now