HARI BERSAMANYA

39 9 1
                                    

Kriiiiiiiing!!!!!

Jam weker di kamar Bimo berbunyi nyaring, membangunkan makhluk bertubuh tambun sang penghuni kamar yang saat itu posisi tidurnya sangat berantakan sekali. Kepalanya terpendam di bawah bantal, kaki kanannya terangkat lumayan tinggi di dinding kamar yang penuh dengan poster pemain sepakbola di sisi dekat meja belajar. Di sisi diding tempat tidurnya, dipenuhi poster pemain band luar negeri. Di pintu tak lupa sebuah poster besar JKT 48, terpampang di sana bersama bubuhan tanda tangan beberapa personelnya. Menandakan kalau lelaki penghuni kamar itu penikmat heavy metal berhati heavy rotation.

Dengan malas Bimo melihat jam yang baru saja membangunkannya, "Emmhhh baru jam setengah delapan. Libur pula!" Katanya sendiri sambil bersiap untuk kembali tidur. Tapi diurungkannya ketika melihat sebuah pesan di ponselnya.

"Bim, jangan lupa nanti siang kita ketemu. Awas aja kalo gak jadi, KITA PUTUS!"

Pesan itu datangnya dari Rani, pacar Bimo. Sudah hampir lima bulan mereka pacaran, tapi jarang sekali bertemu. Terakhir kali mereka bertemu dua bulan lalu, itu pun batal karena mendadak Bimo harus menghadap dosen untuk bimbingan skripsinya yang lagi-lagi mendapat coretan indah tangan dosen dan tanda revisi di akhir halamannya.

"Siap Beb, kita pasti ketemu. Apapun yang terjadi," kata Bimo sambil mengetik huruf demi huruf di layar ponselnya dan diakhiri dengan menekan tombol kirim. Lalu menahan nafas seraya menunggu lambang centang dua muncul di layar, setelah itu menghembuskan nafasnya pelan.

Lelaki bernama lengkap Bimo Tri Putra itu langsung mengambil handuk, lalu menuju kamar mandi yang juga ada di dalam kamarnya.

Tidak berapa lama kemudian, Bimo keluar dari kamar mandi. Kepalanya masih basah kuyup, dan handuk menutupi dari perut hingga ke atas lututnya.

"Mohon Tuhan, untuk kali ini saja, Beri aku kekuatan tuk menatap matanya..." Pekiknya sambil bernyanyi dengan keras. Tapi belum sempat Bimo meneruskan lirik berikutnya, pintu kamarnya digedor dari luar.

"Woooy, gembul. Berisiiik! Lagi pada istirahat nih!" Kata suara dari luar kamarnya dengan nada yang lebih keras daripada suara Bimo.

Bimo meneruskan lagunya, tapi dengan suara berbisik. Sebagai anak kost, ia harus mengikuti aturan rumah kost yang menerapkan supaya tidak menimbulkan kegaduhan dan mengganggu penghuni lainnya.

Dua jam berlalu, Bimo sudah benar-benar siap untuk berangkat menemui Rani. Sekali lagi ia menatap cermin di kamarnya. Memastikan kalau penampilannya sempurna untuk menemui Rani, Lalu ia mengambil kunci motor dan helm cakil kesayangannya.

"Gila, rapi amat, Mo. Mau kemana lo?" Sapa Wawan, teman satu kost-nya yang masih memakai kaos dan sarung dan sedang merokok di halaman depan rumah kost.

"Iya dong, Wan. Mau kencan gue!"

"Mantap Mas Bimo. Tapi emang ada cewek yang mau sama elo, Mas?" Ujar Wawan lagi, diikuti tawa renyahnya.

"Ya ada, lah. Emangnya situ, jomblo gak laku!"

"Enak aja, biar gini-gini si mbok jamu yang seksi itu nanyain gue melulu, mas. Katanya sehari aja kalo gue enggak minum jamunya. Pasti deh dia bakal kangen!"

"Ya gimana enggak nanyain, di kompleks ini kan yang beli jamunya cuma elo doang, Wan!" Jawab Bimo dengan penuh kemenangan. Lalu berjalan melewati temannya yang masih asik denga rokok dan kopinya.

"Oiy, Mo! Hati-hati di jalan. Perasaan gue gak enak!" Kata Wawan lagi saat Bimo menyalakan mesin motornya.

Bimo hanya memberikan isyarat oke lewat ibu jarinya, lalu berjalan keluar pekarangan rumah kost dengan motor kesayangannya.

(Songfict) Lagu Tentang KitaWhere stories live. Discover now