KISAHKU MERAIH MIMPI: PERJUANGAN MASUK FK PTN

219 3 1
                                    

Halo semua! Gimana kalian-kalian yang masih mencari tempat kuliah? Apakah kalian tertarik untuk masuk PTN khususnya jurusana fakultas kedokteran? Tentu saja, ada berbagai pertimbangan yang kalian miliki termasuk diriku. 

Sebelumnya, perkenalkan namaku Jessica Sunaryo dan sekarang, aku adalah mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran angkatan 2018. Rasanya memang bangga sekali bisa masuk ke jurusan favorit dan untuk meraih hal itu memang membutuhkan perjuangan. Ketika aku SMA, aku memang sudah bertekad dari awal untuk masuk FK di PTN. 

Waktu itu, aku sepertinya terlalu ideal dan mimpiku saat itu adalah masuk FK UI, salah satu universitas favorit di Indonesia. Perjuanganku memang sudah dimulai semenjak aku kelas 10, tapi perjuangan yang sesungguhnya dimulai ketika aku memasuki kelas 12. 

Aku mendaftarkan diriku ke sebuah bimbel di jakarta dan aku mulai serius belajar setiap harinya. Bimbel itu ada setiap hari Sabtu dan aku selalu berangkat bolak-balik dari Cikarang-Jakarta hanya demi bisa masuk PTN guyss. Rasanya berat karena aku harus belajar ekstra. Terkadang, aku suka khawatir. Bagaimana kalau aku tidak di terima di PTN? Apa plan cadanganku? Semuanya terasa memusingkan dan sempat membuatku stress berat. Pada akhirnya, aku memutuskan untuk tidak menyiapkan cadangan swasta, melainkan aku berusaha untuk masuk PTN melalui berbagai jalur yang ada. Tentunya jalur yang legal ya, bukan nyogok. 

Pertama, aku coba mendaftar jalur tes UGM Internasional gelombang 1. Dengan rela, aku pergi jauh-jauh ke Yogyakarta untuk mengambil tes itu dan aku harus menjalaninya selama 2 hari berturut-turut dari pagi sampai sore. Rasanya melelahkan karena yang dites ada banyak. Ada TPA, matematika, biologi, fisika, kimia, dan juga tes Inggris lagi seperti EPT. Semuanya kujalani dengan semaksimal mungkin . Sayangnya, aku sedikit teledor dalam mengisi identitas. Entah itu ngaruh atau tidak, aku salah menulis tanggal lahir yang harusnya bulan malah jadi hari. Jadi, catatan untuk kalian, jangan sampai, bahkan jangan pernah salah tulis identitias karena itu fatal banget. Hal itu langsung membuatku down dan aku merasa sangat ceroboh. Ketika pengumumannya keluar, rupanya aku memang tidak diterima di situ. Sungguh menyedihkan. 

Meskipun begitu, aku tetap tidak menyerah. Aku coba mendaftar FK UI yang internasional dan aku menjalani tes tertulisnya dengan sunguh-sungguh. Saat itu, sainganku ada sekitar 700-an orang dan ketika aku mengetahui fakta itu, aku sempat down. Ketika tibalah hari pengumuman tes tertulis, rupanya aku dinyatakan lolos dan hal ini membuatku sangat gembira. Namun, tidak berhenti disitu. Aku harus mengikuti tahap seleksi yang kedua, yaitu psikotes dan interview. 

Kedua tes itu dilaksanakan dalam hari yang berbeda. Aku mengikuti psikotes dan soalnya super banyak. Untuk yang interviewnya, aku merasa sangat tidak siap. Aku mengira interviewnya akan seperti interview biasa, tapi ternyata interviewnya berbeda dari dugaanku. Sistem interviewnya itu seperti sistem OSCE kalau kalian tahu. Jadi, kita harus pindah-pindah ruangan setiap berapa menit gitu terus ada beberapa kasus yang ada di setiap ruangan itu. Kita harus menyelesaikan setiap kasus yang ada dan setelah masuk ke dalam ruangan, aku bertemu dengan pengujinya dan aku harus berbicara dalam bahasa Inggris. Untung saja, inggrisku tidak jelek-jelek amat dan aku berusaha sebaik mungkin. Memang harus kuakui, tahap seleksi seperti ini benar-benar memicu adrenalin dan membuatku sangat gugup. Jadi, harus bener-bener kuat mental juga. Namun, sayangnya aku gagal di tahap seleksi yang kedua. 

Setelah semuanya kujalani, aku hanya berharap yang terbaik dan setiap harinya, aku selalu berdoa kepada Tuhan untuk membukakan jalan. Selain aku mengambil tes-tes itu, aku juga ikut snmptn dengan pilihanku, yaitu FK UNPAD saja karena aku mengira kalau aku memilih FKUI, kemungkinan untuk diterima cukup sulit. Sayangnya, aku lagi-lagi ditolak dan rasanya itu berat. Mau tidak mau, aku harus ambil sbmptn. 

Dengan dukungan dari keluarga, teman-teman dan juga bimbel, aku dapat belajar dengan efektif dan semangatku tidak pudar. Ketika hari sbmptn itu tiba, aku sempat jatuh sakit dan flu berat. Entah mengapa, selalu saja ada kejadian yang tidak diinginkan setiap ujian. Selama ujian, aku tidak melihat waktu karena memang tidak diperbolehkan memakai jam tangan dan di ruangan itu, memang tidak ada jam. Ketika soal dibagikan, aku langsung mengerjakan sebisaku. Namun, flu berat itu memang sungguh menganggu. Selama ujian, aku selalu mengelap hidungku dengan tissue karena ingus yang berlebihan. (Mohon maaf kalau sedikit menjijikan, tapi faktanya seperti itu) Bahkan, ingusnya menempel di lembar jawaban dan aku sudah pusing memikirkannya. Aku hanya bisa berdoa dan berusaha yang terbaik. 

Ketika sesi TPA dan SAINTEK sudah kulalui, aku hanya berdoa meminta yang terbaik kepada Tuhan. Aku sempat beristirahat dari belajar. Selama menunggu pengumuman sbmptn, aku mengisi waktuku bersama dengan keluarga dan juga pelayanan di gereja sampai tibalah hari pengumuman tepatnya 3 Juli 2018. Aku tak akan pernah melupakan momen itu. 

Semua orang sudah pusing dan penasaran. Saat itu, waktu pengumumannya dimajukan dan dengan cepat, aku membuka website pengumumannya bersama dengan kedua orang tuaku. Ketika aku membukanya, rupanya ada barcode dan aku diterima di pilihan keduaku, yaitu FK UNPAD. (Fyi, pilihan pertamaku FK UI, kedua FK UNPAD, dan ketiga, FK Udayana). 

Saat itu juga, ibuku langsung memelukku dan semua orang bersorak gembira. Aku menatap tidak percaya dan aku sunguh mengucap syukur. Pada akhirnya, aku bisa diterima, namun lagi-lagi, kisahku tidak berhenti di situ saja. Saat itu, aku tidak benar-benar mengetahui tentang pengabdian selama 5 tahun jika aku masuk FK UNPAD dengan imbalan gratis uang per semester sampai lulus. Memang terlihat enak, namun kedua orang tuaku tidak setuju kalau aku harus ikut pengabdian karena lulus kedokteran saja sudah lama. Kalau ditambah dengan pengabdian, berapa lama lagi aku bisa benar-benar bebas ikatan? 

Semuanya sangat membingungkan dan orang tuaku memaksaku untuk ikut utul UGM. Dengan susah payah, aku mulai coba belajar dan mereview kembali. Aku bersama dengan keluargaku pergi ke Yogyakarta lagi dan aku mengikuti utul. Yogyakarta langsung ramai sekali, bahkan hampir semua hotel sudah full. Begitu banyak orang yang mengincar utul UGM ini dan dengan usahaku yang terbaik, aku menjalani utul UGM itu. Namun, Tuhan mungkin berkata lain. Lagi-lagi, aku tidak diterima dan hal itu membuatku sadar bahwa Tuhan mungkin memang ingin menempatkanku di FK UNPAD. Oleh karena itu, aku melakukan daftar ulang dan akhirnya, aku resmi jadi mahasiswi FK UNPAD. S

ungguh membanggakan dan semua ini terasa seperti anugerah. Mungkin kisahku ini tidak se-detail kenyataannya, namun aku berharap dari kisah ini kalian bisa tetap semangat apa pun hasil yang kalian terima. Tetap berdoa dan berusaha. Kalau masuk PTN itu adalah hal yang terbaik, pasti Tuhan akan bukakan jalan. Jangan lupa juga minta doa dan restu dari orang tua karena itu juga penting. Kalian butuh support system dan salah satunya adalah mereka. 

Jangan menyerah dan alangkah baiknya kalau kalian punya plan cadangan ke depannya, tidak seperti aku yang tidak menyiapkan cadangan sama sekali. 

Sekian dari diriku. Kalau ada yang ingin ditanyakan, kalian bisa isi di kolom komentar. Tetap semangat dan Tuhan menyertai :)

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 10, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

KISAHKU MERAIH MIMPI: PERJUANGAN MASUK FK PTNWhere stories live. Discover now