Chapter 23 : Mas Rahmat dan Sepupunya

5.7K 227 22
                                    

Tak tahu apa yang terjadi
Semua berjalan diluar kendali
Rasa itu begitu cepat menjalar
Menyebar tak tentu arah
Aku tahu ini salah
Tapi egoku membiarkan semua terjadi
Maafkan aku yang begitu bodoh
Melepaskan semua rasa dengan tidak semestinya

~Rahmat~

Mas Rahmat menghempaskan tubuhnya ke tempat tidur dengan gelisah. Pikirannya melayang jauh memikirkan sesosok pria dewasa yang sudah memberikannya "kebahagiaan" dan kepuasan seksual yang belum pernah dia rasakan sebelumnya.

Prananta Kusuma, ya pria itulah yang ada dalam pikirannya saat ini. Awalnya mungkin hanya karena Nanta sangat mirip dengan adiknya, hingga Mas Rahmat sangat ingin kenal dengannya, sampai akhirnya seiring dengan berjalannya waktu semua terjadi di luar kendali. Kedekatan yang ada berubah menjadi kegiatan yang menjurus ke syahwat, tapi bukan hanya itu, ada perasaan lain yang dirasakan oleh Mas Rahmat sekarang.

"Apa yang terjadi dengan diriku ini, bayangan Nanta sangat menggangguku. Aku memang sayang padanya, tapi bukan ini yang aku mau" Mas Rahmat membatin.

"Aku masih seperti dulu, lelaki normal, yang masih suka dengan wanita, tapi kenapa aku bercinta dengannya? Bukannya aku menolak tapi aku sangat menikmati setiap tindakan yang Nanta lakukan padaku setiap kali"

"Sekarang lebih gila lagi, ada rasa cemburu waktu melihat dia di coffee shop di kantornya. Dengan siapa dia berbincang tadi? Siapa pria muda itu?  Pria muda dengan perawakan yang lumayan menarik. Kok terlihat dekat sekali mereka" banyak pertanyaan yang muncul di benak Mas Rahmat.

"Apakah aku cemburu? Aku cemburu ke Nanta? Mana mungkin, tapi kenapa hatiku tidak tenang sejak tadi"

Mas Rahmat bangkit dari tidurnya, melepaskan kemeja biru yang di kenakan, kemudian berdiri di depan cermin. "Aku masih lelaki normal Tuhan, tapi kenapa dengan aku sekarang?"batin Mas Rahmat sambil meraba dadanya yang putih dan ditumbuhi bulu-bulu lebat itu.

Tangannya kemudian beralih ke ikat pinggangnya, kemudian membuka kaitnya, lalu dilepaskannya celana panjangnya itu.

Tampak boxer hitamnya yang cukup ketat membungkus kemaluannya yang masih tertidur.

Dipandanginya tubuh lelaki dewasa berumur 45 tahun yang terpantul dari cermin itu. "Aku masih sangat gagah untuk mencari dan mendapatkan wanita, meskipun itu hanya untuk pelampiasan seks ku saja. Tapi kenapa hasrat itu tidak ada sekarang, kenapa selalu Nanta yang muncul diingatanku" Mas Rahmat masih memandangi tubuh indahnya di cermin.

"I love the way how you treat my body, Nanta...I miss you so badly" bisik Mas Rahmat sambil meraba dada gempalnya kemudian menarik-narik puting susunya.

Tangannya terus bermain di dadanya kemudian turun ke arah perutnya yang berbulu lebat, terus hingga ke pangkal pahanya.

Tangan Mas Rahmat meremas  penisnya yang mulai mengeras dari balik boxer hitamnya itu. Kemudian perlahan dia lepas boxernya. Tubuhnya telanjang bulat sekarang.

Ya, Mas Rahmat telanjang bulat dengan posisi masih menghadap ke cermin.

"Ah gagah sekali aku"pikirnya

Kemudian tangannya kembali meremas-remas batang kemaluannya dengan perlaha hingga ereksi maksimal.

Dimaju mundurkan perlahan tangannya itu di batang penisnya yang sudah siap tempur. Keras dan gagah.

" Nanta...please suck it...Suck it dek...."Mas Rahmat mulai merancau.

Kemudian pinggulnya bergerak maju mundur, berputar, dengan tangan masih mengocok penisnya.

"Aaaaah....nikmat sekali dek...terus dihisap sayang...aaaarrrgggghhh..." Mas Rahmat mendesah sambil membayangkan Nanta menghisap penisnya.

Terus dimaju mundurkan pantatnya di depan cermin. Tangannya masih intens mengocok penisnya. Lembut, kemudian dipercepat kocokannya.

Aku dan Mas RahmatWhere stories live. Discover now