Terlanjur

512 50 14
                                    

Disinilah gue, di tempat terkutuk.
Hari sabtu ini gue kerkel di rumah si butut haechan.

Rumahnya gak jauh beda dari wajahnya, sama-sama buluk.

"Lu gk punya ac apa? Gerah nih." Tanya gue ke haechan.

"Ok gue bukain nih jendela."

"Gue mintanya ac gobs."

"Ac is angin cendela yes." Kata haechan dan membuat chenle diam.

Setelah beberapa lama menunggu akhirnya yoora datang.

"Ngaret lu anjg." Kata haechan.

"Sorry lah gue tadi mampir ke supermarket dulu."

"Lu gak tau apa betapa sengsaranya nih putri solo!" Kata haechan.

"Eh gue denger ya chan, dasar lu buluk!" Kata chenle marah.

"Eh anjir ngejleb." Kata haechan terkejut.

"Udah lah yuk ngerjain tugasnya." Kata yoora dan segera mengerjakan tugas prakarya.

"Le! Lu bantuin motong ya." Perintah yoora.

"Siapa lu nyuruh gue?" Kata chenle yg masih memainkan hpnya.

"Kita itu kelompok lo le!!" Kata yoora yg mulai geram.

"Ya udah lah lu gk usah repot - repot kek gitu, beli jadi aja kenapa sih kayak orang susah." Kata chenle.

"Ya kan lu harus tau usaha membuat ginian, lu harus tau susah senengnya mereka buat ginian. Kan ini juga perlu buat masa depan lu." Kata yoora panjang lebar.

"Gue gk perlu pengalaman kek gitu, sorry."

"Elah lu sombong banget sih kutil badak." Kata haechan yg barusan membuatkan minum.

"Lah begimana? Terlanjur kaya sejak lahir ya kek gue."

"Gila." Umpat yoora lirih.

"Gue denger lo yoor! Lu kira gue kek haechan gitu? Yg telinganya gak pernah dibersihin setaun."

"He? Napa lu manggil gue?" Kata haechan yg lagi benerin prakarya.

"Kan kek kambing congek." Kata chenle lalu menampilkan smirknya.




























Author pov.
Keesokan harinya chenle datang pagi - pagi, tumben.. 

Tak seperti biasa dia dateng telat 5 menit trus nyogok satpam pakek emas 24 karat.

Akhirnya ya tetep lolos lah, siapa yg berani nolak wkwkwk..










Baru aja duduk..

"Eh anak mama ! sini bantuin gue ngecat kardus.. " Teriak haechan dari bangku belakang.

"Huhhh dasar buluk. " Gumam chenle kesal.









Chenle pov.

Gue berjalan dengan malas ke arah si buluk, disana juga udah ada yoora.  Musuh gue.

"Tempelin nih!" Kata yoora menyerahkan pernik kecil buat ditempel ke prakarya kita.

"Ogah,  nanti tangan gue penuh lem." Tolak gue.

"Kan bisa cuci tangan." Jawab yoora.

"Kamar mandinya jauh, kotor, bau, gk level sama sepatu gue." Kata gue sambil menunjuk bagian bawah sepatu.

"Ngapain pakek ke kamar mandi? Kan didepan ada tempat cuci tangan." Kata yoora dan membuat chenle tak bisa berkata.

'Holkay tak bisa terkalahkan' - batin chenle.

"Gue gk mau!" Sungut gue lagi.

"Ya udah, nilai prak lu nol. Gue bilangin ke bu joy kalo lu gk kerja kelompok!" Sungut yoora balik.

"Eh eh eh fitnah lu!  Gue kemarin udah nyumbang MCCD, KFCC, pizza hari ultah terus gue beliin kayu kualitas bagus, lem sekardus, cat dengan warna lengkap. Lu pikir itu semua gk pake duit?"

"Gue gk butuh semua itu, jujur gue butuhnya lu." Kata yoora menatap gue.

'Eh anjir dia suka sama gue???!!' - batin chenle.

"Hm..  Gue suka sama adik kelas yoor,  sorry." Kata gue tegas.

"Ha? Siapa yg tanya babi.. Lu kira yoora suka sama lu? Orang dia suka sama gue anjir." Sahut haechan dan cukup membuat chenle bingung.

"Ya ampun maksud gue itu, gue butuh lu buat ngerjain tugas ini juga, jangan cuman sponsori doang." Kata yoora panjang lebar.

'Duh pangeran malu nih.' - batin chenle.

"Aish! Gue gk mau bantu!" Sungut chenle lalu lari ke taman.

"Yee tuh monyet bisa ae, kan enak gue nih.. Berduaan sama lu terus." Kata haechan lalu mengedipkan mata ke yoora.

"Najis." Kata yoora dan melanjutkan prakarya yg sempat tertunda.
















Jangan lupa Vote nya teman teman

Komen?  Boleh
Share?  Tolong ya:)

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 16, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

kisah holkayWhere stories live. Discover now