Fifteen

28.7K 3.1K 353
                                    

Author Pov

Haechan terkejut ketika mendengar ucapan Taeyong. Dirinya tidak habis fikir kenapa ayahnya bersikap seperti itu.

" Kok bisa bang lo ditampar? " tanya Haechan.

" Karena gue ngebentak ayah, ya salah sendiri udah ngehina adek gue makanya gue marah banget " ucap Taeyong.

Haechan kembali terkejut dengan ucapan Taeyong, kemudian Haechan langsung menundukkan kepalanya, ia yakin penyebab Taeyong ribut dengan sang Ayah adalah karenq dirinya.

" Pasti gara-gara gue ya? Kenapa lo bela gue bang jadinya lo kan- "

" Gak ada alesan kenapa gue bela lo, udah jadi kewajiban gue buat ngelindungin lo sama Yeri. Semenjak bunda pergi, gue janji buat jaga lo berdua "

Mata Haechan memanas, dirinya saat ini bukan Haechan yang kuat. Tapi sekarang ia sedang rapuh, ia akan menangis jika menyangkut keluarganya.

Taeyong yang melihat Haechan menunduk langsung mengelus kepala adiknya.

" Dek.. " panggil Taeyong,

Haechan tidak menjawab, justru bahunya terlihat bergetar. Taeyong langsung merengkuh tubuh adiknya,

" Kalau lo gak kuat, nangis aja. Jangan karena gengsi atau lo laki-laki makanya lo tahan, gue kan abang lo " ucap Taeyong pelan.

Disitu tangis Haechan pecah, semua yang dia tahan akhirnya runtuh juga di hadapan kakaknya. Mata Taeyong juga berkaca-kaca, ia merasa gagal menjaga adiknya. Padahal sebelum bunda mereka pergi, Taeyong sudah berjanji tidak akan membuat adik-adiknya terluka.

" Maafin gue ya dek, gue belom bisa jadi abang yang baik buat lo. Harusnya gue sadar dari dulu atas sikap ayah ke lo " ucap Taeyong, Haechan menangis semakin keras.

" Hiks maafin g-gue juga bang, gue bikin lo sama teh y-yeri kecewa sama gue hiks " ujar Haechan sambil terisak.

" Gue gak pernah marah sama lo, gue marah sama diri gue gak bisa jagain adik-adik gue "

" Kemaren gue ngebentak lo, maafin gue bang " ucap Haechan pelan, Taeyong melepaskan rengkuhannya dan mengacak pelan rambut adiknya.

" It's ok gue ngerti kok, udah berhenti nangisnya dek " ucap Taeyong, Haechan hanya menundukkan kepala.

Tiba-tiba ada yang memeluk mereka dari belakang,

" Jahat lo berdua gak ngajak gue " ucap Yeri.

Haechan dan Taeyong langsung melihat Yeri, terlihat matanya berkaca-kaca.

" Loh bukannya lo udah tidur? " tanya Taeyong.

Yeri melirik ke arah Haechan, " gimana mau tidur kalau tangisan adek gue kedengeran sampe kamar "

" Apaan si lo riweh banget " ucap Haechan ketus.

Yeri langsung mencubit pipi Haechan,

" utututu bad boy bisa nangis juga rupanya " goda Yeri gemas.

Haechan hanya memutar bola matanya, lalu mengelap ingusnya ke baju Yeri.

" IHH HAECHAN- "

Mulut Yeri langsung dibekap oleh Taeyong, " berisik teteh, Zemi sama Jisoo lagi tidur " ucap Taeyong.

Yeri melepaskan tangan kakaknya dan mengerucutkan bibirnya, Haechan yang melihat hanya tertawa pelan.

" Abang baju gue huhu " rengek Yeri sambil memegang bajunya. Taeyong hanya tertawa lalu mengelus rambut Yeri,

" nanti cuci ya itu kan ingusnya adek teteh " ucap Taeyong, Yeri semakin mengerucutkan bibirnya.

" Udah biar lo terus kangen sama gue " ucap Haechan.

Bad Boy - Haechan [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang