Sangat Pedas

406 46 13
                                    

Cinta akan bertambah rasa pedasnya disaat luka terasa bertambah perih.




Nayeon dan kedua anaknya terus berjalan tanpa arah setelah turun dari bus yang mereka naiki.

"Kita beli makanan dulu ya. Kalian laper 'kan?"

Kedua anaknya mengangguk.

Nayeonpun mengajak kedua anaknya menuju pedagang nasi goreng pinggir jalan.

"Pak, nasi gorengnya dua" ucap Nayeon kepada si pedagang.

"Loh, kok cuma dua, bun?" heran Hyunjin.

"Bunda masih kenyang" bohong Nayeon. Sebenarnya, ia juga merasakan lapar. Hanya saja, ia berusaha menahannya agar tak terlihat kedua anaknya.

Lagipula, uang yang ia bawa tak begitu banyak. Sisa uangnya hanya cukup untuk makan hari ini. Entah untuk hari esok mereka akan mengisi perut mereka dengan apa. Nayeon berharap ia bisa cepat mendapat pekerjaan.

Nayeon tersenyum melihat Yejin memakan makanannya dengan lahap, sedangkan Hyunjin, ia belum menyentuh makanannya sedikitpun.

"Kok gak dimakan? Mau bunda suapin?" Hyunjin menggeleng.

"Aku gak laper, bun. Bunda aja yang makan nasi gorengnya" ucap Hyunjin sambil memberikan nasi goreng miliknya untuk Nayeon.

Di saat itu juga, Yejin menghentikan suapan nasinya. Kemudian, ia menyatukan nasi gorengnya dengan nasi goreng milik Hyunjin.

Hyunjin menatap aneh adiknya. Ingin ia memarahi adiknya kalau saja Yejin tak segera menjelaskan apa maksudnya.

"Makan barengan ya, bun. Nasi gorengnya banyak banget nih. Bentar, aku ambilin sendok lagi" ucap Yejin lalu memberikan sendok untuk Nayeon.

"Makasih" Nayeon tak mampu menghentikan tetesan air matanya lagi.

"Kita yang harusnya bilang gitu, bun" ucap Hyunjin sembari memeluk bundanya.

"Ayo kita makan! Sebelum nasi gorengnya dingin" ucap Nayeon mendapat anggukan semangat dari kedua anaknya.

***

Setelah makan, mereka melanjutkan perjalanannya dengan jalan kaki. Dikarenakan jalanan yang sudah sepi. Tak ada satupun angkutan umum yang muncul.

"Hoek,,, hoekk"

Kedua anak itu menoleh melihat bundanya yang menghentikan langkahnya dan sibuk membekap mulutnya sendiri.

"Bunda kenapa?" panik Yejin.

"Kalo kecapean biar aku gendong, bun" ujar Hyunjin.

Nayeon menggeleng, "Bunda gak papa. Kayaknya cuma masuk angin biasa. Bunda juga masih kuat jalan kok," ucapnya.

Nayeon berusaha keras menahan rasa mualnya. Saat ini memang ia tak mengenakan jaket di tengah dinginnya malam. Ia juga tak mengizinkan kedua anaknya melepas jaketnya hanya untuk dirinya.

"Biar aku saja yang kedinginan. Anak-anakku jangan" batin Nayeon.

BRUK

Nayeon ambruk dan tak sadarkan diri. Kedua anaknya panik. Hyunjin sudah berlari ke pinggir jalan, berharap ada satu kendaraan yang lewat. Walaupun kemungkinannya hanya satu persen.

Tatkala Hyunjin mulai putus asa. Tiba-tiba, muncul sebuah mobil putih berhenti tepat di depan Hyunjin.

Si pemilik mobil turun dari mobilnya dan menatap Hyunjin penuh tanya.

"Tolong bundaku, tuan" pinta Hyunjin.

***

Disinilah Nayeon dan kedua anaknya berada. Di sebuah rumah besar dan mewah.

Hyunjin sangat bersyukur saat orang itu mengajak mereka semua ke rumahnya dan memanggilkan dokter untuk bundanya.

Ia juga sangat senang karena ia akan mempunyai adik lagi.

"Bunda" sapa Hyunjin yang sedang membawakan Nayeon susu hangat.

"Makasih. Oh iya, Yejin udah tidur?" Hyunjin mengangguk.

"Kamu juga harus tidur" Hyunjin menggeleng.

"Aku mau jagain bunda"

"Biar paman saja yang menjaga bundamu. Kamu tidurlah dulu! Besok paman antar kamu dan adikmu sekolah"

"Iya, paman. Tolong jaga bundaku ya! Bunda, aku tidur dulu" ucap Hyunjin yang kemudian tidur di kasur sebelah Nayeon.

"Chanyeol makasih banyak. Kau telah banyak membantuku hari ini. Aku tak tahu apa yang akan terjadi jika kau tak datang tadi"

"Sama-sama, Nay. Lebih baik sekarang kau juga tidur. Jaga kesehatanmu!" Nayeon mengangguk dan segera tidur. Ia tak ingin calon bayinya kelelahan.

***

Seminggu telah berlalu, kini Chanyeol dan Nayeon sedang berada di sebuah pusat perbelanjaan.

Tak disangka-sangka, Jinyoung juga berada di sana. Ia melihat Nayeon lalu segera berlari menghampirinya.

BUGH

Tak peduli tatapan orang di sekitarnya, Jinyoung meninju Chanyeol hingga lawannya oleng.

"Chanyeol" panik Nayeon.

"Selama ini kau penyebab Nayeon berpaling dariku" pekik Jinyoung sambil menarik kerah baju Chanyeol.

"Aku hanya menolongnya"

Bugh

Chanyeol dan Jinyoung bertengkar hebat sampai orang lain tak bisa memisahkan mereka.

"Hentikan!" Nayeon berteriak dan berniat melerai pertengkaran itu.

Namun, nahas. Tanpa Jinyoung sadari, ia mendorong Nayeon hingga Nayeon jatuh tersungkur ke lantai. Darah segar mengalir di antara kakinya.

TBC

Love Taste (✔)Where stories live. Discover now