7. Confuse

3K 440 60
                                    

Terima kasih yang sudah vote n komen, yang belum follow minta follownya dunks.😃

================================

Jaejoong terdiam. Dengan susah payah ia meneguk ludahnya, seakan sebotol pil pahit mengganjal di tenggorokannya. Dadanya terasa sesak. Seolah sebuah anak panah yang melesat kencang, menancap kuat tepat di jantungnya.

================================




CHAPTER 7





Tidak ingin terjebak dalam suasana canggung, Jaejoong berusaha menguasai keadaan. Segera mengatur ekspresi wajah senormal mungkin agar tidak menggambarkan kondisi hatinya yang kini berantakan. Ia bergerak meraih adiknya yang masih terpekur didalam dekapan Yunho.

"Maaf, aku rasa kami harus pulang. Adikku sudah mabuk". Jaejoong melayangkan senyum ke arah Yoochun dan Yunho sebelum melangkahkan kaki untuk menjauh dari keduanya.

Yunho mendekati Yoochun, menepuk bahunya pelan seolah mengatakan bahwa semua akan baik baik saja. Dan Yoochun membalas dengan anggukan. Ia tahu Yunho tidak memiliki perasaan apapun pada Junsu, ia tidak akan menyerah begitu saja.

Jaejoong baru berjalan beberapa langkah saat Yunho menyusulnya dan langsung meraih lengan Junsu lalu melingkarkan ke tengkuknya. CEO itu membantu memapah adiknya, "Aku akan mengantar kalian pulang" ucap Yunho.

Bibirnya baru terbuka, bermaksud untuk menolak saat Jaejoong melihat sorot tajam yang ditujukan kepadanya, seolah pria tampan itu sudah bisa menduga bahwa Jaejoong akan menolaknya dan sudah lebih dulu mengantisipasinya. Dengan sorotnya ia menegaskan tidak menerima bantahan.

Jaejoong menyerah, membiarkan Yunho membantu dan mengantarnya pulang.

Langkah Jaejoong terhenti di depan mobil yang berkedip seiring dengan Yunho yang menekan tombol kunci ditangannya. Bola matanya melebar saat melihat mobil berlambang banteng dengan design futuristik didepannya. Bagaimana ia bisa lupa, Yunho adalah seorang putera pemilik perusahaan besar . Pria itu tidak akan membawa mobil biasa.

"Lebih baik aku pulang memakai taksi saja" Jaejoong ragu untuk meneruskan langkahnya. Ia membayangkan bagaimana bila Junsu sampai muntah di dalam mobil mahal itu.

Meski Jaejoong sudah menyiapkan kantung khusus untuk Junsu karena memang sejak awal adiknya itu sudah berniat untuk mabuk, tapi tetap saja ia khawatir bila Junsu muntah lalu mengotori mobil seharga milyaran won serta merusak ornamen di dalamnya. Entah bagaimana ia harus menggantinya nanti.

"Aku takut Junsu muntah di dalam sana, mobilmu akan kotor nanti. ini pertama kalinya dia mabuk" lanjut Jaejoong dengan nada khawatir.

"Tidak apa apa, itu bukan masalah besar. Dan aku tidak akan pernah membiarkanmu pulang sendiri dengan keadaan Junsu seperti ini"

Suara lembut serta tatapan hangat Yunho yang meyakinkan, membuat Jaejoong sulit untuk menolak keinginan pria itu yang bersikeras ingin mengantarnya pulang.

"Kau masuklah duluan, biar aku yang memegangi Junsu " Yunho membuka pintu mobil nya yang tampak gagah terangkat ke udara. Membiarkan Jaejoong masuk setelah itu membantu mengatur posisi duduk yang nyaman untuk Junsu.

Saat mobil mulai bergerak, Jaejoong meraba saku celananya. Memastikan bahwa kantung khusus yang ia bawa itu berada di sana sehingga benda itu akan siap bila diperlukan sewaktu waktu.

Jaejoong duduk dalam diam didalam mobil yang begitu sunyi dengan kepala Junsu yang menyandar pada bahunya. Tenggelam dalam pemandangan jalanan kota Seoul yang ramai dari balik kaca mobil yang tertutup rapat.

"GREY" (END)Where stories live. Discover now