7

5K 719 200
                                    

Chapter 7

Harry memasuki Aula Besar dengan tampang kusut, rambut hitamnya yang khas nampak mencuat kesegala arah menambah kemasaman penampilannya. Ia segera menempatkan dirinya diantara sahabatnya yang sedang menikmati sarapan mereka.

"ada kemajuan?" Hermione mengalihkan pandangannya dari buku yang sedang ia baca dan mendapat erangan pelan dari Harry yang kini tengah membenturkan kepalanya dengan frustasi kemeja dihadapannya, mengundang tatapan-tatapan bingung dari murid-murid di sekitarnya.

Harry telah menceritakan semuanya kepada Hermione dan Ron, bagaimana situasi anak-anak dari Pelahap Maut yang sering kali menjadi target bullying. Ron menangapi hal tersebut dengan mendengus nyaring diiringi rapalan pelan tentang mereka pantas mendapatkannya. Hermione langsung menatap galak Ron yang disusul dengan ceramah panjang tentang tidak ada orang yang pantas diperlakukan seperti itu hanya karena status keluarga mereka. 

Situasi menjadi lebih emosional dengan Hermione yang mulai berkaca-kaca, mengingat hal yang sama terjadi padanya pada tahun sebelumnya karena statusnya sebagai kelahiran Muggle. Semua berakhir dengan Ron yang meminta maaf berulang kali sambil mendekap erat Hermione dipelukannya diiringi janji akan membantu menyelesaikan masalah ini.

"semua sia-sia Mione, aku tidak punya ide lain" Harry menatap Hermione dengan tatapan frustasi, kedua tangannya menopang kepalanya yang mulai sakit karena benturan yang ia lakukan tadi.

Hermione menaikan sebelah alisnya, menuntut penjelasan yang lebih menditail. Harry kemudian merogoh sakunya dan menyerahkan selembar surat yang baru ia terima pagi tadi. Dengan cepat Hermione mengambil surat tersebut dan membacanya sementara Harry mulai mengisi piring dihadapannya dengan telur dan sosis.

Hermione menghembuskan nafas berat dan menyerahkan surat itu kembali kepada Harry, Ron segera merebutnya dan mulai membaca surat yang membuat kedua temannya mendesah kecewa. 

"Kingsley benar Harry, tidak ada yang bisa dia lakukan. Meskipun ia menjabat sebagai Perdana Mentri Sihir hasil sidang tetap ditentukan oleh Wizengamot, dan Malfoy mendapat vote penuh untuk hukuman pembatasan sihir" Hermione menatap Harry yang kini sedang menusuk-nusuk sosis dipiringnya dengan lesu.

Ia sudah mencoba mengirimkan surat pada Kingsley selaku Perdana Mentri selama beberapa hari ini, menggunakan statusnya sebagai pehlawan perang. Ia benci harus menggunakan julukan tersebut, namun  peluang permintaanya dikabulkan akan meningkat drastis jika ia menggunakannya. Ia meminta Kingsley untuk mencabut hukuman pembatasan sihir Draco dan menceritakan semua bullying yang ia terima, berharap permintaanya itu akan dikabulkan oleh Perdana Mentri tersebut. Tentu saja ia kecewa dengan jawaban yang ia terima, dan ia tau betul bagaimana suara yang diberikan Wizengamont akan sulit untuk diubah, apalagi dengan vote penuh yang mereka berikan.

"bersemangatlah mate, hari ini minggu terakhir Hogsmeade !! kita punya waktu seharian untuk bersenang-senang sebelum liburan natal" Ron berusaha menyemangati sahabtnya itu dan dengan ceria mencomot sosis dari piring Harry.

Harry siap melayangkan protesnnya ketika ratusan burung hantu terbang mengitari Aula Besar untuk mencari pemilik paket dikaki mereka, dengan sigap beberapa Burung Hantu mendarat dimeja dan menyerahkan berbagai macam bingkisan dan surat, melihat hal ini membuat Harry teringat akan burung hantu salju miliknya. Sejak kematian Hedwig ia menolak untuk membeli burung hantu lainnya, baginya tidak ada burung hantu yang bisa menggantikan Hedwig. Lamunannya terhenti ketika seekor burung hantu coklat mendarat dihadapannya dan menjulurkan sebuah surat yang terikat dikakinya.

Setelah memberikan sepotong daging sebagai upah, Harry segara membalik surat ditangannya  dan menemukan sebuah prangko yang biasa dipakai Muggle untuk mengirim surat tertempel disurat itu dengan nama Dudley Dursley tertulis di nama pengirim. Dengan senyum simpul Harry mulai merobek amplop dan membaca surat dari sepupunya tersebut.

Draco Malfoy.. Marry Me !!Where stories live. Discover now