•3•

6.9K 606 179
                                    

💐-,[Chapter 3],-
.

✁_________________________

Ting tong....

Suara bel rumah membuat pasangan ibu dan anak tersebut seketika berhenti.

"TUH PASTI TAEYONG. TAEYONGIE PANGERAN TAMPANMU DATANG" Jaehyun berteriak sembari dengan cepat berlari kearah pintu. Tenang saja, jarak antara pintu dan dapur itu jauh, jadi dia tenang tenang saja.

Jaehyun langsung berlari kearah pintu tersebut, dengan muka yang sudah senyum senyum ala orang gila di pasar tradisional yang bajunya cumpang camping.

"Bukan anak saya, bukan anak saya" Gumam Yoona sembari mengekor dibelakang anaknya.

Taeyong menekan bel pintu tersebut dengan gugup. Ini memang sifatnya yang akan selalu gugup didepan atau bersama siapapun yang baru ia kenal. Karena mukanya yang tampan (lebih ke cantik), banyak yang menyukainya dan terang terangan mendekatinya, membuatnya sedikit merasa risih karenanya.

"Tae?" Panggilan itu membuat Taeyong mendongakan wajahnya yang sedari tadi ia tundukan, ternyata itu Jaehyun.

Taeyong tersenyum dan mengangguk, berusaha untuk menghilangkan kegugupannya. Taeyongpun menghela nafas dan menyodorkan tupperware Jeno yang ketinggalan padanya.

"Ini Jaehyun, tupperware yang ketinggalannya" Baiklah sekarang Jaehyun ketara sekali bodohnya. Sekarang ia hanya bengong menatap tangan Taeyong yang menyodorkan tupperware tersebut padanya.

"NAMAKU DIPANGGIL BIDADARI YA TOLONG, MAU MATI AE AH. EH JANGAN MATI DONG, NANTI ENENG TAEYONG NGEJANDA, PAN SUAMINYA MATI, HWEHEHEHEHE" Baiklah, batin Jaehyun sekarang sudah tak normal lagi. Padahal itu hanya suara Taeyong yang memanggil namanya, belum mendesahkan namanya—eh.

"Jaehyun?" Taeyong memanggilnya ketika mendapati dirinya hanya ditatap dengan tatapan memuja Jaehyun. Dan jangan lupakan Jaehyun dengan mulut yang terbuka. Taeyong ingin menyebut wajahnya bodoh, tapi dengan ekspresi seperti itupun dia tetap tampan :(

"E-eh, maafkan aku Taeyong, baiklah terimakasih Taeyongie" Jaehyunpun mengambil dengan lembut, dan tentunya slow-motion tupperware yang Taeyong sodorkan, ia sengaja memperlambat gerakannya agar bisa merasakan betapa lembutnya kulit Taeyong.

Taeyong tak bisa menyembunyikan wajah meronanya ketika ia dipanggil 'Taeyongie' oleh Jaehyun. Biasanya ia tak seperti ini, namun kenapa dengan Jaehyun dia justru merasa nyaman?

"E-eh?" Jaehyun terkekeh melihat Taeyong yang seperti itu. Dengan gerakan cepat ia meraih tangan Taeyong dan menggenggamnya.

"Kenapa hm?" Awalnya Jaehyun ingin menangkup wajah manis Taeyong, tapi menurutnya itu terlalu ngegas, jadi ia akan awali ini dengan genggaman tangan saja.

Sontak, perilaku dan nada suara Jaehyun yang manis membuatnya semakin merona merah, wajahnya ia palingkan kesisi kanan, berusaha menghindari tatapan Jaehyun yang membuatnya semakin merona malu. Sekali lagi, tak biasanya dia seperti ini, biasanya ia akan langsung melepaskan genggaman seseorang yang lancang memegang tangannya jika mereka baru saling kenal, bukannya merona seperti ini.

"Cuma ngasih tau aja nih, jangan pacaran didepan rumah, tetangga ngeliatin, malu dasar. Nggak sekalian tuh ciuman didepan rumah?"

Swimming Pool »Jaeyong« ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang