turquoise

380 82 2
                                    

(n) : Turquoise is the colour of the gem turquoise. Turquoise is sometimes described as a mixture of pale blue and green. The name comes from the French word for Turkish.

*
*
*

"Seungyoun hyung," kata Hangyul dari balik selimutnya. Suhu udara mencapai 105° Fahrenheit tapi ia kedinginan, tubuhnya terbungkus selimut yang terlalu banyak jumlahnya sehingga ia lebih terlihat seperti ulat dibanding manusia.

"Ya, ada apa Hangyul?"

Hangyul menyembulkan kepalanya dari balik selimut. "Aku tidak bisa masuk kelas hari ini," ia bersin begitu saja dan matanya terasa sangat berat. "Bisakah kau mampir ke kelasku dan menanyakan project yang harus kukerjakan pada profesorku?"

Profesor Kang sudah mewanti-wanti semua mahasiswanya untuk hadir hari ini karena dia akan menjelaskan tentang project akhir tahun yang harus dikerjakan, tapi Hangyul bahkan tidak yakin apakah ia bisa berdiri dari tempat tidurnya.

"You sound terrible," kata Seungyoun begitu saja tetapi dia kemudian sadar bahwa itu sepertinya bukan hal yang terlalu baik untuk dikatakan sehingga dia segera minta maaf.

Well...setidaknya suaranya baik-baik saja. Istirahat sehari maka penyakitnya akan hilang begitu saja tapi bila ia kehilangan suaranya bahkan untuk sehari saja itu berarti malapetaka karena ia tidak akan bisa berpartisipasi dalam kelas dan ia juga tidak akan bisa bekerja.

"Can you?" ulang Hangyul.

"Tentu saja. Give me the room number and when the class ends and I'll get it for you. Apa kau butuh hal lain?"

Hangyul tiba-tiba merasakan rasa sakit memenuhi kepalanya. tenggorokan, lidah, dan bibirnya kering tapi ia tidak punya kekuatan untuk melangkah dan mengambil air minum. Ia merasakan hidungnya yang tersumbat dan tissuenya yang entah berada dimana, ia juga tidak tahu dimana obat-obatan daruratnya berada.

"Tidak, terimakasih hyung," jawab Hangyul dan Seungyoun memandang tidak percaya tetapi Hangyul sudah menggumamkan dimana lokasi kelasnya. Seungyoun mengulangnya dua kali sehingga dia dapat mengingatnya dan mengangguk.

Hangyul menarik nafas lega dan memejamkan matanya. Ia merasakan rasa dingin yang kembali melingkupi tubuhnya, bahkan kelopak matanya terasa diselimuti es batu. Ia tertidur bahkan sebelum Seungyoun melangkahkan kakinya keluar dorm mereka.

Ketika Hangyul terbangun untuk kedua kalinya ia menemukan segelas air minum di meja samping tempat tidurnya bersamaan dengan sekaplet aspirin, sekotak tissue, dan sebuah bangau kertas berwarna turquoise.

#347 : Take this and feel better.

Hangyul menelan pil itu, membersihkan hidungnya lalu mencoba kembali tidur. Ia merasa jauh lebih baik dibanding sebelumnya, ia tidak tahu apakah itu karena pengaruh obat atau karena pesan yang baru saja ia baca.

Ia merasa sedikit kecewa -- temannya ada di kamarnya, disebelahnya, dan merawatnya sedangkan ia tidak bisa bangun untuk melihatnya, juga mengucapkan terimakasih.

Ia mengambil ponselnya dan menelepon kelas yang harus dia asisteni hari ini, meminta izin tidak bisa hadir karena sakit.

Kali ketiga ia bangun Seungyoun sudah kembali dan menghadiahi Hangyul dengan selembar kertas berisi instruksi untuk projectnya. Ia harus mencari partner dari instrument major dan mengerjakan lagu duet yang harus ditampilkan saat resital akhir tahun.

"Profesormu juga memberiku ini. Dia bilang jika kau belum memiliki rekan duet, profesor Seo dari piano major ingin kau berduet dengan salah satu mahasiswanya. His name and the schedule for her high level piano courses is on here," kata Seungyoun sembari mengulurkan sebuah catatan yang ditulis menggunakan pena biru -- sepertinya tulisan profesor Seo karena tulisan profesor Kang lebih mirip kaligrafi karya anak berusia 2 tahun.

aku, kau, dan seribu bangau kertas || hangyul; junho✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang