🦄 Chapter 7 - OneDay

100 62 10
                                    

“engh...” Meyllanie meringis memegangi kepalanya tang terasa pening. Perlahan sayu sayu matanya terbuka, terlihat langit langit kamar berwarna putih.

Meyllanie memutar arah pandangnya, melihat sekeliling ruangan serba putih ditemani bau obat. Sudah pasti saat ini dirinya berada di rumah sakit.

Pandangan mata Meyllanie terhenti pada sosok lelaki yang menangkup kepalanya disamping tempat tidur Meyllanie.

“ka-kakak kelas yang tadi pagi?” Meylani mengangkat tangan kananya yang terbebas.

Meyllanie mengusap lembut rambut lelaki didepannya yang berantakan dengan tersirat raut lelah diwajah tampannya.
“dia jagain aku?” tanya Meyllanie pada dirinya sendiri dengan suara lirihan.

Rey yang merasa ada seseorang mengusap lembut rambutnya mengintip melalui celah ujung matanya dan berniat untuk berpura pura masih tertidur.

Tangan Meyllanie turun membelai pipi Rey, mengusapnya dengan lembut membuat Rey tersenyum dibalik matanya yang terpejam.

Mata Meyllanie tak luput memandang paras tampan Rey membuat dirinya enggan mengalihkan pndangannya. Hingga suara berat mengagetkan membuat dirinya sedikit tersentak.

“udah liatinnya?” tanya Rey datar. Rey membuka matanya dan menegakkan tubuhnya menatap Meyllanie yang sudah sadar dengan muka merona akibat ketahuan menatap dirinya tanpa berkedip.

Tapi dibalik raut datarnya, tersirat rasa gemas saat melihat Meyllanie yang mengalihkan pandangannya berusaha menyembunyikan pipi meronanya diselingi lesung pipit yang membuat dirinya terlihat manis.

“i-iya udah” Meyllanie gugup karna dia yakin jika Rey tau kalau Meyllanie telah menatap dirinya lama tanpa mengalihkan pandangannya.

Reynalnov melirik jam dinding yang menunjukan jarum pendek diangka dua dan jarum panjang berada di angka enam, itu tandanya saat ini Meyllanie tersadar jam setengah tiga pagi.

“kamu ngapain?” tanya Meyllanie.

“jagain lo”

“em, bu-bukan itu maksudnya”

“istirahat. Masih jam setengah tiga” perintah Rey dingin.

“gak ngantuk”

“merem”

“matanya gak mau merem”

“maunya apa?”

“liat kam— eh.” Kedua tangan Meyllanie menutup paksa mulutnya yang tidak bisa mengondisikan suasana. Rey yang mendengar sekaligus melihat sikap lucu Mey membuat dirinya tersenyum penuh arti.

Melihat tingkah laku Mey yang gelagapan membuat dirinya gencar untuk menggoda gadis didepannya. “kenapa?”

“eh, en-ggak kok gak papa”

“serius?” Rey menaik turunkan kedua alisnya seraya menggoda Meyllanie yang tengah blushing. Meyllanie menutupi wajah semu merahnya dengan kedua telapak tangannya sembari menggeleng gelengkan kepalanya menjawab pertanyaan Rey.

Tangan Rey menarik kedua tangan Meyllanie yang menutupi wajah lucunya membuat seukir senyuman kembali menghiasi wajah tampan berlapis kulit putihnya.

“jangan senyum!”

“kenapa?”

“cakepnya nambah—” untuk kesekian kalinya Mey merutuki bibir mungilnya. Kenapa berada disekat Rey membuat dirinya salah tingkah? Ada apa ini? Sebelumnya dia biasa biasa saja, tapi untuk kali ini bibirnya terasa lemas untuk berbincang dengan lelaki didepannya.

O.N.E D.A.Y [WWF2019]Where stories live. Discover now