12 - Kenyataan

564 53 7
                                    

Bali, April 2019

Mark memasuki pekarangan rumah keluarga besarnya dengan langkah berat. Tak ayal, ia bolak-balik menghembuskan napasnya kasar. Entah apa yang membuatnya merasa tidak nyaman ketika menginjakkan kaki ke rumah tersebut.

Sana yang berdiri di samping Mark juga terlihat tidak baik. Sana memang belum pernah menginjak rumah keluarga besar Mark, tapi ia sudah pernah bertemu dengan neneknya Mark. Wanita berumur itu tidak pernah menyukai Sana semenjak bertemu pertama kali beberapa tahun silam. Dan sekarang, Sana mungkin tidak hanya bertemu dengan sang nenek, tapi bisa juga ia bertemu dengan paman, tante, atau saudara sepupu Mark.

Sana mengenyahkan pikiran negatif dari kepalanya, dan memilih untuk menenangkan Mark yang emosinya terlihat tidak stabil. Padahal mereka saat ini belum bertemu dengan satupun anggota keluarga Mark. Bagaimana kalau mereka muncul?

"Kak, tenang ya. Aku disini kok nemenin kakak, ga usah gusar gitu," ucap Sana pelan sembari mengusap lengan kekasihnya.

Mark hanya memberinya senyuman simpul sebelum mengajak gadisnya masuk lebih jauh menuju bangunan rumah neneknya.

Beberapa saat kemudian, Mark dan Sana bisa melihat sang nenek sedang duduk sembari bercengkrama dengan salah satu sepupu Mark. Keduanya bercanda ria sembari sang sepupu memijat lengan sang nenek. Terpancar aura bahagia di antara keduanya.

Di lain sisi, sepupu Mark yang lain sedang sibuk membuat sesuatu dengan janur bersama seorang gadis lain yang Sana tidak ketahui sebelumnya. Well, Sana sebenarnya tidak pernah bertemu dengan sepupu Mark, tapi ia sering melihat wajah mereka melalui Instagram. Sedangkan gadis dengan gummy smile itu tidak pernah Sana ketahui sebelumnya. Apa Mark masih memiliki sepupu yang lain?

"Mi?" panggil Mark kepada gadis yang sibuk dengan janurnya itu.

"Oh? Kak Mark kapan nyampe???" ucap sepupunya Mark setengah berteriak, Lami namanya.

Teriakan Lami yang cukup keras membuat sang nenek, dan sepupu Mark yang bernama Dasom menoleh. Gadis yang Sana tidak ketahui juga menoleh ke arah Mark.

"Baru aja. Loh Yuna? Kok disini?" tanya Mark yang cukup terkejut dengan kehadiran Yuna di rumahnya.

"Ya main lah sama Lami. Sekalian mejejahitan," ucap gadis bernama Yuna itu cukup ketus, berbeda dengan beberapa saat yang lalu saat gadis itu tersenyum, membuat Sana sedikit kaget.

"Masih aja sih kamu ketus," ucap Mark pelan.

"Mi, aku balik ya. Masih harus balik ke rumah sakit lagi nih, biasa si prof minta aku balik. Padahal dia yang ngasih aku liburan sehari sebelum balik ke Surabaya. Nanti khe tak kabarin deh soal entar malem," ucap Yuna sembari merapikan barang-barangnya. Gadis itu tidak menghiraukan perkataan Mark.

(khe = kamu)

"Yah! Kok balik sih Yun? Ini kan belum selesai kewangennya," ucap Lami sedih.

"Alah! Khe kan bisa selesain itu sendiri. Lagian khe kan udah pulang kerja. Sudah ya, bye" ucap Yuna asal. Ia juga membungkuk asal kepada Mark dan Sana. Lalu gadis itu berlalu begitu saja dari hadapan mereka berdua.

"Mark! Akhirnya kamu pulang juga. Duh nak bagus, seneng kali niyang bisa lihat kamu. Sembahyang dulu sana, nanti kita ngobrol-ngobrol," ucap neneknya sembari menyuruh Lami untuk menyiapkan canang, dupa, dan selendang untuk Mark.

"Dasom, kamu ajak Sana ngobrol ya, sekalian itu selesain canang sama kewangennya. Nenek mau masuk ke dalam, kalau Mark udah selesai suruh dia ke dalam," ucap nenek pelan, kemudian masuk ke dalam rumah.

"Aku tinggal dulu ya. Dasom, awas ya kalau pacar gue lecet, lo yang gue salahin," ucap Mark.

"Kle bawel kali khe. Sembahyang aja sono. Yuk San, duduk sini sama aku," ucap Dasom pelan, kemudian mengajak Sana duduk di dekat janur-janur yang tadi dikerjakan oleh Lami dan Yuna.

[1] lifetime | markdy ✔Donde viven las historias. Descúbrelo ahora