7 - Terkuak

1.1K 136 3
                                    

"Wah selamat ya Lia, nilai lo sama Beomgyu paling tinggih." Semua orang nampak menyalami Lia tak ayal Tapai buatannya dan Beomgyu yang rasanya paling enak. Hah Beomgyu? Pria itu bahkan tidak membantu Lia membuatnya kemarin.

"Tanks." ucapnya dengan senyum merekah. Lia lantas berjalan menuju Yeji dan Yeonjun yang sedang bermesraan.

"Apaan lo mau jadi nyamuk?" Kompor Yeji dengan tajamnya.

"Yelah lo galak amat sih. Gue mau nanya sama Yeonjun nih kan dia teman akrabnya Soobin nih." Yeji mengulum senyum kembali dan sedikit menggoda dengan mencubit hidung Lia.

"Noh tanyain aja sama teman SMP nya." Yeji pun mendorong Yeonjun untuk mendekat pada Lia.

"Emang lo kesambet apa mau tahu kisah Soobin?" Yeonjun balik bertanya dengan raut wajah tak kalah penasaran.

"Gue tahu dia bukan orang asli desa, gue tahu dia di adobsi, gue cuma mau tahu alasannya aja kenapa dia pindah ke desa terpincil ini." Lia benar-benar dilanda perasaan yang amat penasaran saat ini.

"Hmm begini, dulu waktu SMP dia pindah ke SMP gue. Kan lo tahu di desa kita ada dua SMP dan gue se-SMP sama dia sekaligus sebangku. Dia itu dulu datar banget mukanya melebihi mukanya kini. Dulu dia nggak banyak ngomong dan yang bikin gue heran ada bekas luka goresan di tangannya. Gue juga kaget banget pas ngelihat ternyata dia anaknya pinter, apa lagi pas pelajaran fisika." Yeonjun mulai bercerita panjang lebar.

"Dan setelah gue teliti ada keganjalan sama keluarganya, Ibu Soobin Choi Sora ternyata cuma ibu angkat, gue waktu itu nggak sengaja liha kartu keluarga dia dan ternyata mereka pindahan dari ibu kota negara kita, kota Maja. Gue beneran kaget, untuk apa orang kota pindah ke desa coba? Dan itu merupakan pertanyaan gue sampai sekarang." Yeonjun pun menyudahi ceritanya dengan menepuk tangan.

"Jadi dia pindah ke sini bukan sama keluarga aslinya?"

"Hmm bukan."

Lia menunduk dan terlihat makin bingung. "Ya udah makasih ya Yeji, Yeonjun, gue pamit."

****

Setelah mendengar penjelasan dari Yeonjun tadi Lia makin penasaran. Apaan ini? Keluarga angkat? Luka goresan? Pindahan dari kota? Banyak sekali tanda tanya dikepala Lia.

"Pasti masa lalu Soobin itu suram." gumam Lia lirih sambil mencuri pandangan pada wajah Soobin.

"Kenapa lo? Mau nyontek?" Soobin bicara sambil berteriak dan tentu saja Jisoo melihat ke arah dua manusia serangkai itu.

"Lia kamu nyontek?" Jisoo menghampiri meja Lia sambil membawa penggaris besar.

"Nggak kok Kak, eh Bu maksudnya."

"Keluar kamu dari kelas saya." ucapnya lagi dengan wajah dingin.

"Ta--tapi."

"Lia nggak nyontek kok Bu." Akhirnya Soobin pun angkat bicara dan membuat Lia serta anak lain tersentak. Untuk pertama kalinya Soobin membela seseorang terlebih itu adalah seorang gadis.

"Ya sudah karena kalian berdua membuat keributan di jam belajar saya maka akan lebih baik kalian berdua keluar dan bersihkan loteng." dan keduanya benar-benar kaget.

"Hah? Kak?"

"Jangan panggil saya Kak, saya guru kami Choi Lia." teriaknya dengan melengking dan menodongkan penggaris ke wajah Lia.

"K-E-L-U-A-R"

Lia dan Soobin pun dengan pasrahnya keluar dari kelas dan berjalan menuju loteng lalu membersihkanya.

"Sorry, gara-gara gue jadinya kayak gini." sesal Soobin dan Lia hanya mengulum senyum semata.

"Nggak kok, salah gue juga main lirik-lirikan padahal gue tahu lo risih kalau di lirikin." candaan Lia itu benar-benar membuat Soobin seketika tertawa.

"Huahh cakep....." Lia menujuk pada wajah Soobin dan sangat kagum saat melihat senyum dari mulut Soobin.

Sontak Soobin langsung menutup mulut saking malunya.

"Ayo lagi." Soobin seketika menggeleng dan nampak telinganya sudah memerah saking malunya

"Imut banget sih lo Bin." gemas Lia sambil mencubit pipi Soobin dengan gemasnya.

"Udah lebih baik kita bersihin gudang sebelum kelas selesai." Soobin lantas mengalihkan pembicaraan dan mulai menyapu lalu Lia pun juga mulai membersihkan debu serta sarang laba-laba.

"Bin."

"Hmm?"

"Lo bukan orang asli desa kan?"

Pertanyaan mendadak dari Lia itu tentu membuat Soobin tersentak.

"Kenapa diam?" Lia sekarang heran saat Soobin tidak menjawab perkataannya.

"Lo nggak perlu tahu Lia." Soobin berusaha untuk lembut saat ini walau sebenranya ingin sekali dia membentak Lia.

"Lo tinggal sama keluarga angkat kan?"

"LO NGGAK PERLU TAHU!" Kesabaran Soobin habis, dia membanting sapu yang dia pegang ke arah Lia dan mengenai pelipis tangannya sehingga agak berdarah.

"Kenapa? Lo mau ngejek gue kalau gue tinggal sama keluagra angkat?" Soonbin tidak tahan lagi dan mengeluarkan unek-uneknya.

"Maaf gue nggak bermaksud, aww..." Lia mendesis setelah meminta maaf karena darah keluar begitu cepat dari pelipis tangannya.

Sontak saja Soobin pun kaget dan melepaskan almamaternya lalu membalutkannya pada luka Lia.

"Maaf gue kelepasan, nggak seharusnya gue bantingin sapu ke araj cewek." sesal Soobin sambil menyapi bersih luka di tangan Lia dan membalutnya pelan.

"Tapi gue mohon jangan tanya soal masa lalu gue."

*****

Lia makin penasaran saja saat ini. Dia pun pergi ke ruangan guru dan berada di meja Seokjin.

"Pak, anda paman tiri Seokjin kan?"

"Ya, dan kau adik Jisoo kan?"

Lia memutar bola mata malasnya, masih sempat saja dia membahas Jisoo kakak laknatnya

"Kau mau apa ke sini?"

"Aku mau tahu masa lalu Soobin."

****

Dah² gue nggak mau banyak bacod dan sekilas info aja nih di chapter 10 ff ini bakalan tamat, bye....

Love Yourself (SooLia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang