19

231 60 20
                                    

"eh si bebek dateng," ucap dokyeom dengan nada bicaranya yang menyebalkan.

yena mendengus pelan, "tau gitu gue ga usah dateng kalau cuma buat diejekin."

melihat yena yang memasang ekspresi kesal, membuat dokyeom semakin ingin mengisengi adik tingkatnya itu. namun sebelum kejailannya semakin menjadi-jadi, vernon datang menghampirinya.

"woi, bang. ga nyangka lo udah wisuda aja."

dokyeom menyambut tangan vernon untuk melakukan high five, "iya dong. gue kan pinter."

"pinter apanya. palingan lo ngebayar dosen penguji biar dilulusin," cibir yena.

dokyeom tertawa, "sembarangan emang."

seungkwan yang tadi sempat terpisah dari mereka ikut menimbrung, "selamat ya bang, akhirnya lulus padahal kerjaannya cuma haha hihi. gue kira lo bakalan wisuda bareng gue."

"ngapain gue nunda-nunda lulus. kan gue pengen cepet menyelamatkan dunia," canda dokyeom.

"kak minghao sama kak mingyu mana?" sela yena sebelum dokyeom mulai melantur lagi.

"minghao biasa lah, artis, banyak yang minta foto bareng. kalau mingyu tadi bilang mau beli makan, katanya laper."

"apa-apaan sih bang mingyu sempet-sempetnya jajan. padahal pasti bakalan banyak yang ngasih makanan," ucap vernon, tak habis pikir akan kakak tingkatnya yang selalu mengutamakan perutnya dalam kondisi apapun.

"mana kalian kok ga bawain gue hadiah?" sembur dokyeom saat menyadari vernon, seungkwan dan yena belum memberinya apapun.

"ah elah, lo udah dapet banyak juga," sahut seungkwan, tapi tetap menyerahkan makanan yang tadi sudah disiapkan.

dokyeom menerima pemberian mereka menggunakan tangan kanannya, sedangkan tangan kirinya penuh dengan banyak rangkaian bunga dan makanan yang dikasih oleh orang lain, "terimakasih adik-adikku yang kurang ajar."

"panggilin kak minghao sama kak mingyu dong. ayo foto bareng," pinta yena, dia sudah tidak tahan disini karena terlalu ramai dan berisik.

"bentar, gue telepon dulu," ujar dokyeom seraya membuka kunci layar ponselnya.

beberapa menit kemudian, mingyu dan minghao datang mendekat. melihat mingyu membawa telur gulung, seungkwan buru-buru mengambil satu tusuk tanpa seizin pemiliknya.

"kok nemu aja telor gulung, emang ada yang jualan?" tanya vernon.

"banyak yang jualan tuh di depan," jawab mingyu.

tidak memedulikan teman-temannya yang mengerubungi mingyu untuk meminta makanannya, yena dan minghao sibuk berfoto bersama menggunakan kamera ponsel yena.

"ntar kirimin ke gue ya," kata minghao setelah melihat hasil foto mereka yang lumayan bagus, yena mengacungkan jempol sebagai jawaban.

"neng yeyen, mau telur gulung ga?" tawar mingyu.

"neng yeyen siapa anjir," sungut yena, tidak terima namanya diubah-ubah, "ayo cepetan foto, gue abis ini mau ke jurusan sebelah."

kelima laki-laki itu menurut, mereka membentuk barisan dan bersiap untuk difoto. selesai berfoto dengan tiga kakak tingkatnya itu, yena beralih menuju ke tempat midam, yeongsang, kookheon, dan byungchan berada.

ternyata menemukan sosok keempat orang itu lebih sulit dibandingkan ketika ia mencari dokyeom, mingyu dan minghao. karena di daerah jurusan mereka penuh oleh lautan manusia. untung saja yena menemukan mereka meskipun harus menajamkan penglihatan.

yang pertama ia temui adalah byungchan yang duduk di dekat photo booth jurusannya.

"yenaa gue kira lo ga dateng masa," seru byungchan riang.

"dateng lah, soalnya pas lo sidang kan gue ga dateng," ucap yena sambil menyerahkan hadiahnya kepada byungchan, "selamat ya akhirnya sarjana."

"makasih yen. tahun depan nyusul loh."

"iya pasti," timpal yena, lalu atensinya teralihkan oleh tumpukan buket bunga yang ditaruh di samping byungchan, "buset itu bunga banyak bener."

"iya nih, ambil dong satu," ujar byungchan.

"lah kok gitu?"

"banyak banget daripada kebuang. lagian gue udah nyimpen sticky notes nya."

yena akhirnya menerima bunga dari byungchan. tak lama berselang, yeongsang datang disusul dengan kookheon. melihat yena yang memegang bunga pemberian byungchan, keduanya malah ikut-ikutan menyumbangkan buket bunganya.

"kak midam ga usah ngasih bunga juga," protes yena saat midam memisahkan salah satu buket dari pelukannya, berniat untuk memberikannya kepada yena.

midam terkekeh, "iya deh iya."

di tangan yena sekarang telah ada tiga buket bunga. gadis tersebut heran, sebenarnya yang wisuda itu mereka atau dia sih?

"yena mau langsung balik abis ini?" tanya kookheon yang tengah mengipasi wajahnya menggunakan topi toga wisuda.

"iya kayaknya. ga tau mau ngapain lagi."

"maaf ya ga bisa nganterin. lo masih di kosan yang itu kan?"

yena mengangguk sebagai jawaban dari pertanyaan yeongsang, "gapapa, lagian gue biasa pulang sendiri."

selesai berfoto dengan keempatnya, yena berpamitan untuk pulang ke kosan. karena jarak graduation hall yang cukup jauh, dia memutukan untuk memesan kendaraan online. jika ia berjalan kaki ke kosan, pasti akan sangat melelahkan.

sesampainya di depan kosan, yena bertemu dengan yunseong yang baru saja menutup pagar kontrakannya.

yunseong mengernyit, bingung mengapa yena kerepotan membawa bunga, "kak yena abis ngapain? jualan?"

"tadi dateng wisudaan, eh pulang-pulang malah dikasih ginian."

"dari siapa emang?"

yena tidak menggubris pertanyaan yunseong, dia justru menyerahkan satu buket bunga kepada lelaki itu, "buat lo."

dengan senang hati, yunseong menerimanya, "bunganya cantik, kayak orang yang ada di depan gue."

yena sontak memasang ekspresi jijik, "geli banget sumpah. pengan jitak kepala lo, tapi tangan gue penuh."

_____

















double up karena hari ini ulang tahun yena
HAPPY BIRTHDAY kesayangannya aku✨

double up karena hari ini ulang tahun yenaHAPPY BIRTHDAY kesayangannya aku✨

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
untitled | yena, yunseongWhere stories live. Discover now