2

88 11 1
                                    

Sesampai nya mereka di rumah sakit, mereka langsung mencari kebenaran Nana. Saat sudah ketemu segera mereka menghampiri nya.

"Mama" panggil Keana sembari menangis.

"Papa kenapa ma? Papa kenapa?" Tanya Keana sesenggukan.

"Mama juga enggak tau kea, papa kenapa" jelas Nana dengan raut ketidak tauan.

Keana memeluk mama nya, beberapa saat kemudian Abang nya Adam berjalan menghampiri Mama dan adik nya.

"Apa kata dokternya, Dam?" Tanya Nana khawatir.

"Papa ternyata nyembunyi in sakit nya dari kita ma" jawab Adam dengan sedih mengingat apa yang di ucapkan oleh dokter yang menangani papa nya selama ini.

"Papa sakit apa bang?" Tanya Keana kaget.

"Papa sakit jantung koroner, papa harus di rawat insentif di rumah sakit dan kita harus menyetujui papa buat operasi cangkok jantung kalau enggak papa enggak bakal bisa sembuh" jelas Adam.

Saat Keana ingin pingsan secepat kilat Genandra menahan nya.

"Kamu enggak papa kan?" Tanya Genandra khawatir.

"Iya aku enggak papa" jawab Keana sendu.

"Sayang, yang sabar berdoa supaya papa kamu cepat sembuh" ucap Genandra mencoba menenang kan Keana.

.
.
.

Kenta sudah di pindah kan ke ruang ICU demi mendapat kan perawatan intensif.

Tidak berapa lama, orang tua nya Genandra, Panji, dan Davi tiba dirumah sakit setelah anak anak mereka memberi tahukan bahwa Sahabat mereka yaitu Kenta masuk rumah sakit.

"Ya allah Na kok bisa sampai begini?" Tanya Windi, Bundanya Genandra sedih.

"Mas Kenta, enggak pernah ngasih tau aku kalau dia sakit Win" jawab Nana dengan suara paru nya di karena kan habis menangis.

Begitu juga dengan Resta, Mommy nya Panji yang ikut menenang kan Nana.

Tapi tidak dengan Hanum, Mami nya Davi yang hanya diam memperhatikan sahabat nya karena suami nya melarang dia berdekatan dengan Nana mamanya Keana.

Di karena kan ada rasa sakit yang membuat Devon, papi nya Davi melarang istri dan anaknya berdekatan dengan keluarga Keana.

Tapi Davi menolak mentah mentah larangan sang Papi di karena kan, Dia tidak pernah tau apa alasan sang papi melarang berdekatan dengan keluarga Keana.

Davi selalu berpikir kenapa dia harus mendengar kan apa kata papi nya jelas jelas papi nya itu tidak pernah menganggap dia ada.

"Terus sekarang gimana kelanjutannya?" Tanya Gibran, ayah nya Genandra.

"Mas Kenta masuk ruang ICU, di karena kan harus mendapat perawatan intensif" jawab Nana.

"Dan juga Mas Kenta harus cangkok Jantung, karena Mas Kenta ternyata mengidap Jantung Koroner" Lanjut Nana.

"Gimana bisa? Kenta itu sehat loh Na" ucap Erik, Daddy nya Panji.

"Mas Kenta enggak pernah ngasih tau aku kalau dia itu sakit" ucap Nana.

"Terus bagaimana pernikahan Keana dan Genandra sebulan lagi?" Tanya Windi.

Nana menatap Keana dan Genandra Sedih, Keana tau apa yang di rasakan Mama nya saat ini. Keana berjalan menghampiri Genandra.

"Gen, apa boleh kita undur dulu pernikahan nya, aku enggak mau kalau papa enggak ada saat pernikahan kita" ucap Keana sembari menatap mata Genandra.

"Iya sayang enggak papa kita undur aja sampai papa kamu sembuh, sekurang kurangnya papa kamu bisa ada saat di meja akad kita" ucap Genandra sembari memeluk Keana.

Davi dan Panji yang melihat itu berucap syukur dan berdoa semoga Genandra dan Keana langgeng sampai akhir hayat mereka.

Tapi tidak dengan Devon, di dalam pikiran nya pernikahan itu harus di hentikan gimana pun cara nya, karena yang harus menikah dengan Genandra adalah anak nya Davi bukan Keana.

Karena kalau dia bisa besanan dengan keluarga Gibran Sanjaya, dia bisa mendapatkan banyak suntik kan dana dari perusahaan raksasa milik Ayah nya Genandra.

"Maaf sepertinya gue tidak bisa lama lama, karena gue masih banyak pekerjaan di kantor, semoga Kenta cepat sembuah, gue duluan" ucap Devon.

Hanum menghampiri dan memeluk Nana yang notaben adalah Sahabat terbaik nya.

"Yang sabar gue tau lu kuat" ucap Hanum saat memeluk Nana.

Mereka tau bagaimana kehidupan Hanum setelah menikah dengan Devon yang notaben juga sahabat dari Kenta.

"Iya sama sama, lu juga harus kuat dan tolong kasih perhatian sedikit aja kepada Davi kasihan dia Num" ucap tulus Nana.

Saat ingin berkata lagi tiba tiba Devon menarik tangan Hanum dan pergi meninggalkan mereka semua, Davi yang melihat itu segera menahan lengan Mami nya.

"Pi, Mami ingin disini" ucap Davi sembari menarik lengan mami nya.

"Lepas!" Seru Devon dingin.

"Enggak!"

"Mi, lawan dong Mi jangan diam aja!" Seru Davi ke Hanum.

"Maafin mami ya sayang" lirih Hanum sembari menatap putri kesayangannya.

Devon menghentak kan lengan Hanum dan langsung pergi dari sana.

Davi segera menghampiri orang tua sahabatnya sudah dia anggap sebagai orang tua nya sendiri.

"Kenapa kalian enggak marah saat papi kasarin Mami seperti itu" sahut Davi.

"Sebelum kamu mengatakan itu kami sudah melakukan nya dari dulu, tapi percuma papi kamu orangnya keras kepala dan di tambah lagi mami kamu melarang kami untuk menolong nya" jelas Gibran.

Panji menghampiri Davi dan menenangkan gadis yang dia cintai itu.

Keana memeluk Davi yang terlihat ingin menangis dan Davi membalas pelukan itu dengan erat.

"Gue butuh mereka tapi kenapa mereka enggak sadar" ucap Davi sembari menangis.

"Lu tenang aja masih ada gue yang akan selalu ada buat lu kapan pun lu butuh gue" ucap Keana tulus.

"Makasih Kea, jangan pernah pergi dari hidup gue ya, Jangan" pinta Davi.

"Iya gue enggak akan pernah pergi ninggalin lu sendiri"

Genandra dan Panji melihat betapa besar rasa sayang mereka kepada kedua gadis itu.

"Udah ah kenapa nangis nangis gini sih, kan enggak Like Mommy nya" sahut Resta.

"My jangan mulai deh" keluh Panji.

"Ih apaan sih gantengannya Momy yang imutt" ucap Resta sembari mencolek dagu anak nya.

"Ihh Daddy lihat momy nih" kadu Panji ke Erik.

Semua orang tertawa melihat tingkah Panji yang bisa membuat mereka terhibur sejenak.

Ntah kenapa perasaan ku tidak tenang, seperti akan terjadi sesuatu yang besar terutama menyangkut kami berempat batin Keana

Keana menatap Genandra yang ada disamping nya. Genandra yang sadar di lihatin menoleh ke samping.

"Ada apa?" Tanya Genandra.

Ada apa ini? Kenapa rasa nya aku seperti akan pergi meninggalkan nya bersama orang lain batin Keana resah.

"Hay ada apa?" Tanya Genandra lagi.

"Ah tidak papa kok" ucap Keana sembari tersenyum.

Mungkin cuman firasat ku saja, semoga tidak ada hal yang terjadi di antara kami batin Keana berdoa.



260819
TBC

Pengorbanan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang