Part 1

26.2K 1K 82
                                    

Pengen nyanyi 🎤

Terimalah lagu ini, dari orang biasa
Tapi cintaku padamu luar biasa
😭😭😭

Patah hati eike 💔
......

Perasaan ini, layaknya reba. Tinggal menunggu dibakar dan jadi abu.

Aku meregangkan otot-otot tubuhku, sembari menyusuri jalan masuk ke apartemen tempat ku tinggal. Rasanya tubuh remuk redam.

Kemarin, kami menjelajahi sebuah sebuah hutan. Mencari sebuah air terjun yang masih belum terjamah oleh para alay. Tempatnya sangat bersih, dan airnya begitu jernih, segar dan dingin. Benar-benar natural

Selangkanganku terasa sangat sakit. Bukan karena aku baru di setubuhi orang, tapi karena jalan menuju air terjun itu sangat terjal. Banyak sekali tangga kecil yang di bentuk dari tanah yang harus kami lewati. Dan lagi, jalan turun sangat tidak aman. Kurang konsentrasi sedikit, kami bisa terperosok ke jurang.

Aku membuka pintu apartemenku. Dan hal pertama yang kulihat adalah, teman satu apartemenku, Diandra. Dia sedang menangis.

"Kenapa di?" Tanyaku. Sembari membuka sepatuku. Aku berjalan kearahnya-duduk disofa dan menyenderkan tubuh lelahku ini.

"Biasalah, tante gue ngomel lagi." Jawab Diandra mengusap pipinya seperti anak kecil.

Tubuh Diandra memang lebih besar dari tubuhku. Tapi percayalah, aku lebih dewasa dalam berpikir dan bertindak darinya.

Tantenya Margareth adalah satu-satunya wali Diandra. Kedua orang tua Diandra sudah meninggal. Dan aku tahu, bahwa tantenya pasti terus menuntut Diandra tentang pekerjaan. Padahal, Diandra baru lulus S1 3 bulan lalu. Dan ijazahnya baru keluar 1 bulan lalu. Masih wajar jika ia belum mendapat pekerjaan.

"Di tempat kerja lo nggak ada kerjaan, Sie?" Tanya Diandra padaku.

Aku menghelakan nafasku dalam. "Udah gue bilang, ada. Tapi yaitu, jadi editor. Lo nya nggak mau." Jawabku.

Ku lihat bibir Diandra mengerucut. Dia berbeda sepertiku yang mau mencoba hal baru. Dia, terlalu pesimis.

"Ah, gue nggak ngerti kerjaannya. Di kantorannya nggak ada ya, Sie?" Tanyanya lagi.

Aku hanya bisa menggeleng. "Nanti kalau ada, langsung gue kabarin." Jawabku. "Gue mau mandi dulu ya. Mampus banget kaki sama pinggang gue. Mau patah rasanya." Ucapku mengadu.

"Kerjaan lo capek amat sih Sie," Diandra menatap ku prihatin.

"Gue seneng kok." Jawabku sembari beranjak dari sofa.

"Alah, karena bisa lihat Randy kan? Yang bawak acara itu." Diandra tertawa cekikikan menggodaku.

Aku hanya menggelengkan kepalaku sembari melengos masuk kedalam kamar. Ya, jelas dia tahu sumber semangatku tetap bekerja disana itu apa.

Aku yakin dan percaya, sesusah apapun pekerjaanku-Tuhan pasti berikan kebahagiaan lain untukku. Contohnya, bisa lebih dekat dengan idolaku. Randy Sebastian. Dirinya si bintang yang rembang titik di langit.

***

Aku baru selesai membasuh tubuhku. Baru saja aku ingin merebahkan tubuh nan lelah yang menyiksa ini, ponselku pun berdering.

Tolonglah, siapa pun yang menelponku-anda sangat menyebalkan.

Tapi saat ku lihat siapa pemanggilnya, senyuman di wajahku seketika merekah. Ku jawab panggilan itu.

"Hallo kak Ran,"

Aku lah satu dari jutaan follower nya yang beruntung. Idolaku itu, menghubungiku secara langsung. Ya walau ku tahu, paling hanya sebatas bahasan pekerjaan. Tapi tetap saja, aku merasa beruntung.

Rembang Si Reba (Celebrity Mistress)Where stories live. Discover now