DUA KUTUB YANG BERDAMAI

39 1 0
                                    


DUA KUTUB YANG BERDAMAI

Udara sore itu sekitar pukul 15.30 berhembus sangat dingin, bahkan dinginnya gak mau kalah dengan dinginnya pagi. Aneka jenis pohon melambai-lambai menambah sejuk suasana. Riuh, riang, canda, tawa, dan teriakan anak-anak bermain sepak bola.

Tia sambil membawa beban rindu kepada bunda dan ayahnya yang sudah enam bulan tidak pulang karena disibukkan dengan banyak tugas kuliah, Tia bergegas mempercepat langkah kaki menuju rumahnya yang hanya tinggal berapa meter saja.

Sebelum di pertigaan jalan Tia tiba-tiba memperlambatkan langkah kakinya karena dikagetkan ada sosok pemuda berjenggot, jidatnya ada titik-titik hitamnya sebagai tanda banyak sujud, memakai celana agak cekak di atas mata kaki sedang menyapu di halaman rumahnya.

Tia semakin penasaran langkah kakinya pun diperlambat, berjalan dengan pelan-pelan sambil memandanginya namun pemuda itu tetap tenang, santai menyapu halaman rumahnya. Kemudian Tia memberanikan diri untuk menyapanya memastikan siapakah dia.

"Assalamu'alaikum" sapa Tia. "Wa'alaikumsalam.Warrahmatullahi Wabarakaatuh," sahut pemuda itu dengan agak malu, hanya sesekali memandang Tia dan kembali menundukkan pandangan. "MasyaAllah kamu Anto ya," sapa Tia lagi sangking gak sadarnya Tia bengong dan agak lama memandanginya pemuda itu. Sementara pemuda itu tetap menjaga pandangannya sambil menjawab pelan, lembut dan penuh santun, "Iya saya Anto".

Allahu Akbar, Engkau Maha Besar dan berhak atas berkehendak apapun di dunia ini dari yang tidak mungkin, Tia terkejut , terharu, terbuai dan diam seribu bahasa. Sekitar tiga bulan yang lalu Tia di kampung halamannya telah difitnah dan dibully baik di kalangan anak-anak remaja dan kalangan ibu-ibu. Kalau Tia dituduh ikut aliran sesatlah, aliran ajaran barulah yang semenjak kuliah Tia berubah setelah mengikuti pengajian di kampusnya. Berubah dalam bersikap dan berpakaiannya dengan berhijab memakai jilbab besar, kakinya pun berhijab yaitu selalu memakai kaos kaki. Tidak mau bersalaman dengan lawan jenis, pokoknya berubah dari sebelumnya bahwa Tia sekarang bukan Tia yang dulu.

Sehingga banyak orang yang tak suka bahkan temen-temen main Tia di kampung nya juga menjauh. Semuanya itu karena ada provokatornya yaitu Anto.Anto kini berubah, yang dulu Tia dan Anto itu ibarat dua kutub yang berbeda yang sangat kuat daya tarik menariknya, kini atas hidayah-Nya semua itu berubah.

Tibalah Lia sampai di rumah melepaskan rindu yang tersiksa. Beberapa menit kemudian terdengarlah Adzan Magrib berkumandang. Sudah seperti biasa semua isi rumah bergegas menuju Masjid yang letaknya di depan rumah Lia untuk melaksanakan sholat berjama'ah di masjid. Ini tentunya menambah kekompakan dan kehangatan keluarga Lia.

Kehangatan itu berlanjut di meja makan bersama keluarga. Tanpa diketahui Lia, bunda Lia mengamati gerak gerik putrinya semenjak tiba. Bunda Lia memandangi wajah putrinya sambil menepuk pundak Lia yang duduknya bersebelahan dengan menyimpan tanya "Lia ada apa kamu nduk, dari tadi bunda amati kok kelihatannya sering ngelamun, bagaimana kuliahmu ?" Terhentaklah Lia dari lamunan, segera dia ambil segelas air putih untuk diteguknya. Dengan tegukan air minum, lumayan bisa merenggangkan rongga tenggorakan yang masih terganjal oleh sisa-sisa makanan. Kemudian dengan tenang Lia menjawab. " Oh...gak apa-apa bunda, Alhamdulillah baik-baik saja kok" Lia berusaha menyakinkan bundanya kalau semuanya baik-baik saja. Sambil melanjutkan santapan makan malam bersama lele goreng menu favoritnya.

Setelah selesai melakukan aktivitas makan bersama keluarga, tak terasa Adzan Isya terdengar dengan merdu dan nyaring sekali.

Selang beberapa waktu kemudian sholat Isya berjama'ah dimulai, ayat demi ayat dalam surat yang dibaca Imam sangat lantang, seirama dengan tajwid dan makharijul huruf yang hampir sempurna, jadi enak didengar bahkan menggetarkan jiwa bagi yang mendengar dan menyimaknya dengan khusuk.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Nov 05, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

DUA KUTUB YANG BERDAMAIWhere stories live. Discover now