Damn You, Granger! [1]

4.8K 543 180
                                    

Harry Potter © J. K. Rowling

Damn You, Granger! 
© MsLoonyanna

.

Warning!

Twoshot, Tahun ke-3

[Beberapa hari setelah Hermione menonjok (di buku 'menampar') Draco]

• Fluffy Romance - Comedy •

.

Sorry for the typos and all mistakes (if I did). Happy Reading!
.
.

Draco uring-uringan dan sangat yakin dengan dugaan bahwa ia sedang sakit. Bukan tanpa sebab, sebenarnya. Dua hari lalu, Hermione Granger telah melakukan sebuah kejahatan yang begitu besar padanya. Kejahatan dahsyat yang benar-benar membuatnya nyaris terjaga selama dua hari nonstop hanya demi memikirkan rangkaian cara balas dendam terhebat untuk si gadis berambut cokelat ikal. 

Sungguh kejam gadis itu, pikirnya. Kutebak, ia juga telah menggumamkan sebuah mantra bodoh sehingga membuatku harus menimbang keputusan untuk mengunjungi Madam Pomfrey dalam waktu dekat. Damn you, Granger! 

"Mate, apa kau akan terus-terusan seperti itu? Memandang tembok seperti kau memandangi Potter?" Suara maskulin yang berasal dari mulut pintu sontak membuat kepala pirang Draco menoleh super cepat. 

"What did you just say?"

"Kau menatap tembok seperti kau menatap Potter," Blaise mengulang dan Draco berdiri mendekatinya lalu ....

"Ouch, fuck! Apa yang kau lakukan?!" Pemuda berkulit gelap itu mengusap bibir tebalnya yang baru saja disentil Draco dengan sangat keras dan tak berperikepenyihiran. 

"Menyentil bibirmu."

"Aku tahu! Tapi mak—"

"Lagi?" potong Draco dengan wajah mengerikan, seolah ia benar-benar tak segan untuk melayangkan sesuatu yang lebih buruk daripada sebuah sentilan untuk membungkam bibir cerewet Blaise Zabini. 

"Oh, lupakan. Aku tak tahu kalau lelaki punya masa period." Menangkap sorot membunuh dari kedua iris kelabu Draco, pemuda itu cepat-cepat menambahkan, "Well, aku hanya ingin berkata bahwa kau tampak ... aneh. Memandang tembok dengan sorot benci. Tatapan yang biasanya hanya kau alamatkan pada Potter and the gang—oh, tidak, ralat. Maksudku, tatapan benci itu lebih seperti ketika kau menatap si Darah Lum—"

"Just shut up!" Draco meraung. Bukan, bukannya ia tiba-tiba menjadi peduli ketika orang lain mengatai Hermione dengan sebutan "Darah Lumpur". Hanya saja, ia sedang sangat kesal akan segala sesuatu yang berhubungan dengan gadis itu. Bahkan ketika mendengar orang lain menghinanya, ia justru semakin marah. Intinya, ia tak ingin mendengar sekubit pun potongan kata yang berelasi dengan Hermione Granger, sang Putri Gryffindor. 

"Woah, woah ... calm your balls down, mate." Blaise mengangkat kedua tangannya di depan dada, pertanda menyerah. Ia berpikir bahwa mood Draco rupanya benar-benar buruk hari ini—sangat buruk—dan ia sama sekali tak berintensi untuk melakukan hal bodoh dengan mengorbankan diri sebagai sebuah pelampiasan atas apa pun yang membuat sahabat berambut pirangnya itu uring-uringan seharian ini—oh, tidak. Pemuda berkulit pucat tersebut bahkan telah bersikap seperti ada kotoran menjijikan di balik punggungnya sejak dua hari lalu.

Dua hari yang lalu, hm? Blaise mengingat-ingat sebelum suara Pike, salah satu teman Slytherin-nya, terlintas di kepalanya begitu saja. Memantul-mantul seperti resonansi yang sulit dilupakan. 

Damn You, Granger!Where stories live. Discover now