3

44 13 0
                                    

Pulang sekolah aku menuju sebuah kelas. Dan disana udah beberapa siswa yang lagi sibuk dengan temannya.

"Kamu Tiara?" Tanya seseorang. Aku reflek menoleh ternyata Bu Luna.

"I-iya bu."

"Masuk aja. Nanti ibu kenalkan kepada mereka." Aku masuk ke kelas bersamaan dengan Bu Luna. Oh ya aku lupa. Aku memilih eskul jurnalistik dan Bu Luna adalah guru pembimbing eskul tersebut.

"Selamat siang bu." Ujar mereka kompak.

"Anak-anak kita mempunyai anggota baru. Ayo kenalkan dirimu."

"Namaku Tiara. Kelas 11 IPA 2. Aku berasal dari Surabaya." Jawabku sambil memperkenalkan diri.

Saat itu juga aku melihat Wendi yang sedang duduk sambil melambaikan tangan.

"Kamu bisa duduk sekarang." Aku berjalan mencari bangku yang kosong. Dan akhirnya aku bisa duduk di bangku belakang dan bersebelahan dengan Wendi.

"Wendi Julian Prayetno. Panggil aja Wendi." Ucap Wendi sambil menjulurkan tangannya.

"Tiara." Jawabku tersenyum. Setauku kita udah kenalan dari sebelumnya.

                          🎾🎾🎾

Jam menujukkan pukul 3 yang menujukkan pulang bagi siswa yang mengikuti eskul. Aku keluar kelas disusul Wendi yang mengikutiku hingga posisi kita sejajar.

"Ngomong-ngomong..." Aku berhenti berjalan ketika Wendi bersuara.

"Kamu tidak bersama dengan temanmu." Aku merinding. Bukan perkataannya, tapi cara bicaranya terlalu kaku.

"Ah mereka udah pulang duluan. Jadwal mereka kan besok."

Tiba-tiba saja kakikku mengenai bola kecil berwarna kuning terang. Aku mengambil bola tersebut dan mencari arah sumber tersebut.

"Ah maaf menganggu." Aku menoleh dan betapa terkejut ternyata suara barusan adalah seorang cowok tampan yang kutemui di toko buku kemarin.

"Boleh gue ambil bolanya?" Aku tersadar dari lamunanku dan menyerahkan bolanya keoadanya.

Dia tersenyum manis dan berucap terima kasih kemudian dia pergi untuk kembali latihan.

Dari pengamatanku cowok itu ternyata anak tenis lapangan. Bisa dilihat kalau dia menghampiriku sambil membawa betnya.

Kukira anak basket atau anak futsal yang populer dikalangan anak-anak perempuan.

Aku celingak-celinguk tidak ada satupun siswi-siswi yang berteriak-teriak memanggil dia sambil memuja.

"Calvin."

"Hah?"

"Namanya Calvin Sanjaya. Kelas 11 IPA 1. Ketua kelas dan ketua tenis lapangan. " Ujar Wendi tiba-tiba.

"K-kok kamu tau?"

Dia menoleh kepadaku dan tersenyum tipis. "Aku sekelas dengan Calvin. Dia tampan tapi popularitasnya kalah sama Jonathan."

Siapa itu Jonathan???

"Jonathan?"

"Oh nanti kamu tau sendiri kok."

"Udah mulai sore nih. Kamu tidak dianterin orang tuamu?"

Aku menggeleng kepala.

"Biasanya aku naik kendaraan umum, tapi Lala selalu nganterin aku ke rumah."

Dia mengangguk paham. "Rumah kamu dimana?"

"Daerah Bintaro."

"Ah satu daerah sama aku. Gimana kalau aku anterin ke rumahmu?" Tawar Wendi.

Story Of Me Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang