¦act ¹⁷ - ᴄʜᴏɪᴄᴇs

1.3K 222 6
                                    

Membawa sebuah amplop coklat besar dari sebuah ruang konsultasi psikiater, (Mother Name) yang memberikan sebuah informasi detail mengenai gangguan yang di alami oleh anaknya (Full Name) di berikan sebuah amanat khusus untuk memperlakukan anaknya sebagaimana mungkin.

Mungkin sekarang-sekarang ini belum terlalu parah, penyakit Bipolar dialami (Name) masih berada di tahap awal, atau masih menyangkut gejala mood yang berubah secara perlahan. Tapi, jika nanti suasana hati (Name) benar-benar hancur, ada kemungkinan (Name) akan terus menjalankan sebuah terapi atau di beri sebuah obat-obatan khusus untuk masa penyembuhannya.

Psikiater tersebut mengatakan jika memang segera ingin membuat keadaan (Name) membaik, ada baiknya untuk tetap memperlakukan (Name) dengan hati-hati dan jangan membuat perasaannya tersinggung.

(Mother Name) berhenti sejenak setelah membayangkan ucapan psikiater barusan. Menghirup napas dalam-dalam dan ia bergegas untuk kembali ke rumah dan mengatakan hal ini kepada suaminya.

"Aimi, Xiàng zuǒ!" (Aimi, kiri!)

Mendengar perintah sang kapten atau Shén, sebagai seorang setter Aimi menurut apa yang di katakan oleh Shén. Selama pertandingan berjalan dengan mulus, Shén terus saja berusaha keras untuk membalaskan dendamnya dengan spike kasarnya yang selalu di hadang oleh Canaria.

Shén memulai kuda-kuda untuk melompat di saat bola hendak di lambungkan oleh Aimi dari tengah.

"Shén!"

Canaria yang berada di garis depan tersenyum jahil dan bersiap untuk mengangkat tangannya.

"Tidak akan ku biarkan!"

Pak! Pak!

Bola terkena tangan kiri Canaria dan berhasil masuk ke area Aoba Johsai, dengan arti kata lain Shiratorizawa menambah poin kemenangan untuk babak kedua ini.

Skor sementara masih di ungguli oleh Aoba Johsai dengan poin 21-18.

Canaria tersenyum senang sembari meledek Shén yang tengah menggeram di hadapannya. Shén mengepalkan tangannya dengan siku empat yang muncul di pelipisnya.

Peluit berbunyi dan Aoba Johsai meminta time out untuk para pemainnya yang terlihat sangat kelelahan. Berjalan menuju bangku pemain, Shén menggeram di sebalah Aimi dan Aimi hanya bisa tersenyum canggung.

Lalu, adik-adik kelas Shén dan Aimi berujar.

"Aku baru kali ini lihat Shén-senpai kesal karena pertandingan? Biasanya dia terlihat tenang dari yang lainnya."

"Tidak, Shén-san tidak marah karena jalannya pertandingan. Tapi dia marah dengan blok tengah Shiratorizawa yang selalu berhasil menahan serangannya."

Saat salah satu anggota Aoba Johsai memberikan botol minuman pada Shén, Shén menarik paksa minuman tersebut dari tangan anggota itu dan terus membuat ekspresi geram menatap Canaria yang sedang tertawa bersama rekan-rekan timnya.

"Shén, Nǐ hái hǎo ma?" (Apa kau baik-baik saja?) tanya Aimi pelan-pelan.

"Wǒ hěn hǎo." (aku baik-baik saja) balas Shén dengan tatapan kesal dan geraman.

Aimi tersenyum canggung, "Tapi kau terlihat tidak baik-baik saja." batin Aimi.

Di tempat Shiratorizawa.

"Otsukare, minna." kata Kana.

"Terima kasih Kou-san." ujar Aiya.

(Name) duduk di kursi dengan napas yang tersenggal-senggal perempuan itu menampakkan wajah kepasrahan dengan mendongkakkan kepala sambil memejamkan matanya.

LAMOTOS // Ushijima Wakatoshi『✔』Where stories live. Discover now