satu

7.5K 771 21
                                    

"aku mohon padamu Hakan, tolong aku.
Aku pasrah, mengikuti dan menuruti semua apa yang kau mau.!"

Hakan Feray duduk dibalik meja kerjanya yang besar di kantornya yang luas, tertata rapi tanpa cela, begitu menonjol kan kemewahan. Setiap orang akan tau betapa kaya dan sukses pria empat puluh satu tahun yang masih betah melajang itu.

Hakan menatap pada satu-satunya wanita yang pernah mengisi hatinya tapi itu dulu, lima belas tahun yang lalu.
perempuan itu masih cantik dan menawan tapi garis garis halus kerutan sudah mulai terlihat di sudut matanya.
Usia dan waktu perlahan memakan kecantikan yang Selalu Elma banggakan.

Hakan ingat betapa marah dan kecewanya dia pada wanita ini yang meninggalkannya lima belas tahun yang lalu demi pria kaya yang usianya saat itu hampir dua kali lipat Elma.
"Katakan padaku Elma apa yang bisa kulakukan untukmu.
Tapi Aku bisnisman, aku tidak bicara tentang hal yang tidak jelas.
Jangan jadikan hubungan baik kita dimasa lalu sebagai jaminan karena aku jelas tidak akan menerimanya sebagai kenangan manis dan kau jelas tau itu."

Airmata yang dulu selalu membuat hati Hakan perih melihatnya kini mengalir di pipi Elma yang pucat.
"Hakan, aku minta maaf. Aku tidak pernah ingin menyakitimu. Andai saja aku bisa, aku pasti akan memilih pergi denganmu.
Tapi jika kita lari, kau akan kehilangan kesempatan untuk memijak tangga kesuksesan, kau selamanya akan terpuruk di bengkel kecil tua itu.
Aku tidak mau menghancurkan masa depanmu.!
Aku mohon jangan membenciku. "

Hakan meletakan sikunya diatas meja, mengaitkan jarinya di bawah dagu.
"Aku tidak membencimu. Meskipun aku tau apa yang kau katakan barusan hanya omong kosong.
setidaknya kau jujur dan tidak mempermainkanku saat itu.
Dan lagi jangan memberi isyarat sekaan kau berjasa padaku karena keputusan mu dulu meninggalkanku membuatku jadi sesukses sekarang."

Elma yang tidak pernah bicara lebih dari satu kalimat dengan Hakan setelah hampir lima belas tahun perpisahan mereka,  jelas kaget mendengar jawaban Hakan.
Dia sudah lama mendengar rumor sosok Hakan kini jauh berbeda, tapi sejujurnya dia tidak menyangka bakal seperti ini, padahal Elma yakin dia masih bernilai tinggi di mata Hakan yang tidak menikah sampai sekarang.

"Sejujur kuakui aku cukup kaget karena kau berani datang kesini, memohon belas kasih untuk suamimu yang kau tau sangat aku benci.!"
Hakan mengangkat alisnya, lanjut menyerang Elma begitu kesempatan diberikan padanya.
"Kau tentu ingat apa yang sudah dia lakukan padaku.
Aku bahkan nyaris kehilangan kakiku karena perbuatannya.!"

"Ya. Ya aku tahu itu.!"
Elma terisak.

"Aku buntu. Aku tidak tau lagi harus memohon pada siapa. Hanya kau yang aku kenal.
Aku tau kau tidak sekejam yang digosipkan orang diluar sana.
Aku kenal kau bertahun-tahun."
Elma masih membujuk, wajah cantiknya mulai memelas.

"Meski kita tinggal di kota yang berbeda aku terharu karena kau masih ingat aku, padahal di kotamu pasti ada ratusan teman atau rekan bisnis yang biasanya kau dan suamimu berhubungan baik dengan mereka, kemana mereka saat kalian Susah.?"
Hakan tersenyum tapi tidak ada cahaya di matanya.
"Kau kenal aku hanya lima tahun, sekarang sudah berlalu lima belas tahun. Aku berubah Elma sayang.!"

Elma terisak.
"Tolonglah Hakan. Jika saja kau melihat keadaan Emre saat ini, dia putus asa, seperti orang gila. Aku takut dia berbuat nekad.
Aku tidaj bisa melihat menderita seperti ini.
Dia sudah tua, umurnya enam puluh lebih, dia tidak bisa bisa menanggung beban seberat ini lagi."

Hakan mencoba merasakan sakit dihatinya saat mendengar perasaan sayang Elma untuk Emre.
Yah dia lega, karena terbukti dia tidak lagi mencintai Elma.
Tidak ada yang menggores hatinya yang beku, tidak ada retakan di hatinya.
"Apa yang kau takutkan, dia mati, bunuh diri.?"
Alis Hakan terangkat.
"Mengingat umur suamimu yang berbeda dua puluh tahun lebih darimu, aku rasa sudah sewajarnya kau mempersiapkan diri menghadapi kemungkinan terburuk."

(Repost) SugarWhere stories live. Discover now