01

369 19 0
                                    

Celin memandangi pria yang sedang duduk di depannya dengan malas, dari tadi pria itu terus memegang tangannya yang berada di atas meja dan itu membuatnya merasa muak.

Pelayan datang membawa makanan pesanan mereka dan itu kesempatan untuk Celin menarik tangannya dari genggaman pria di depannya.

"Terima kasih mbak." ucap Celin.

"selamat menikmati." balas si pelayan.

Celin akan memakan makanannya tetapi pria itu terus menatapnya dan ia pun mulai merasa kesal.

"Jack berhenti menatapku seperti itu, sekarang waktunya makan."

"Baiklah." balas pria bernama Jack itu.

Saat mereka sedang menikmati makanannya, tiba-tiba tiga pria bertubuh tegap datang dan mengebrak meja makan mereka.

"Disini kau rupanya, cepat bayar hutangmu!." ucap salah satu pria yang memiliki tindik di bibirnya.

"Ada apa ini? siapa kalian?." tanya Jack tidak mengerti.

"Bukan urusanmu! urusan kami pada gadis ini." Pria lainnya kembali mengebrak meja, pelanggan yang melihat kejadian itu merasa takut dan memilih pergi.

"Tolong beri aku waktu lagi, aku pasti akan membayar hutang-hutang ku pada kalian." ucap Celin dengan gemetar.

Mendengar itu Jack langsung mengeluarkan cek lalu mendatangani cek tersebut.

"Tulis jumlahnya disana, tapi ingat! kalian jangan pernah mengganggu Celin lagi."

"Tidak Jack, kamu tidak perlu melakukan ini untukku."

"Uang itu tidak berarti dibandingkan dirimu Celin."

Renternir itu beranjak pergi namun Celin mencoba manahannya. "Kembalikan cek itu padanya, aku yang akan membayarnya."

Ketiga pria bertubuh tegap itu tidak memperdulikan ucapan Celin, mereka pergi begitu saja sambil membawa cek yang Jack berikan.

"Celin tidak apa-apa biarkan saja."

"Jack maafkan aku, aku pasti akan mengembalikan uangmu. Tapi sepertinya hubungan kita tidak bisa dilanjutkan. Aku selalu menyusahkanmu."

"Apa yang kamu katakan itu tidak benar Celin, kamu tidak pernah menyusahkan aku."

"Maafkan aku Jack dan terima kasih." ucap Celin sambil menangis lalu meninggalkan Jack.

Celin berjalan menjauhi tempat makan itu lalu menghapus air matanya. "Maafkan aku Jack." ucapnya lalu memasuki mobil yang sudah berhenti di depannya.

"Kerja bagus Celin. Dia benar-benar mencintaimu, dia bahkan rela mengeluarkan uang sebanyak itu untukmu." ucap gadis yang bernama Karin.

"Tapi aku merasa kasihan padanya." ujar Celin.

"Padahal kita sudah sering menipu seperti ini tapi kau masih saja merasa kasihan pada target kita." sahut Karin.

***

Flona keluar dari dalam kelas dan ia tidak sengaja melihat Reynan dan Kenzie yang sedang duduk di dekat kantin. Mereka tidak hanya berdua karena ada banyak gadis di dekat mereka, lebih tepatnya di dekat Reynan.

Flona menghampiri mereka lalu menatap Reynan yang sedang tersenyum manis ke arah gadis yang duduk di sebelahnya.

"Permisi, kau sudah terlalu lama duduk disini sekarang giliranku." ucap Flona pada gadis tersebut.

Gadis itu menatap Flona tidak suka, Reynan yang melihat itu mulai bereaksi. "Anna, ada yang harus aku bicarakan padanya."

Gadis yang dipanggil Anna itu mengerti maksud Reynan, ia bangkit dari sana lalu menyuruh teman-temannya untuk mengikutinya. Tapi sebelum berlalu ia menggigit bibirnya sambil menatap penuh nafsu pada Reynan

Mulut Flona menganga melihat itu, ia merasa ngeri melihat tingkah Anna.

"Tutup mulutmu Flo." ucap Kenzie.

"Astaga dia murahan, kau menyukainya, Rey?" tanya Flona.

"Entahlah." sahut Reynan.

"Aku pikir menyenangkan satu kampus denganmu, tapi ternyata tidak. Setiap gadis yang aku temui selalu memintai nomor mu padaku, bahkan ada yang rela melakukan apa saja jika aku memberikan nomor mu padanya."

"Jadi kau memberikan nomor ku pada mereka atau tidak?." tanya Reynan.

"Aku tidak tahan dengan mereka jadi aku beri tahu saja, lain kali aku akan memanfaatkan mereka. Tapi untuk hari ini aku akan memberi tahu nomor mu dengan cuma-cuma."

"Aku harus mengganti nomor lagi kalau begitu."

"Bukankah kau menyukai jika mereka menghubungimu?." tanya Kenzie lalu meminum jus tomatnya.

"Iya tapi jika terlalu banyak itu juga mengganguku."

"Dasar kau ini playboy ya." ucap Flona lalu mengambil jus tomat milik Kenzie dan meminumnya.

"Aku bukan playboy, Tuhan memberikan aku wajah tampan dan aku tidak ingin menyia-nyiakan pemberiannya."

Kenzie dan Flona yang mendengar itu mengangukan kepala mereka dengan malas.

***

Celin sedang duduk di balkon kamarnya sambil membaca novel kesukaannya, lalu Karin datang dan membawa beberapa snack untuknya.

"Terima kasih." ucap Celin lalu kembali membaca novelnya.

"Aku sudah memilihkan target selanjutnya untukmu, Cel."

Celin menutup novelnya lalu menunggu ucapan selajutnya dari Karin.

"Dia anak kuliahan, dia tampan, dan pastinya dia juga kaya."

"Anak kuliahan?."

"Iya anak kuliahan, aku pikir anak kuliahan akan lebih gampang untuk kita bodohi." Karin memberikan foto pria tersebut kepada Celin.

"Namanya Reynan, Ayahnya seorang dokter dan sekarang sudah memiliki rumah sakit sendiri sedangkan Ibunya adalah seorang pengusaha. Dia anak satu-satunya." jelas Karin.

Celin terus menatap foto Reynan. "Dia kelihatan pintar, kau yakin kita bisa membodohinya?."

"Iya dia memang pintar, tapi kau harus ingat Celin. Cinta bisa mengalahkan apapun karena itu buat dia mencintaimu sama seperti pria sebelumnya."

"Bagaimana caraku mendekatinya?."

"Kau hanya lebih tua satu tahun darinya jadi kau masih cocok jadi anak kuliahan."

"Maksudmu aku harus menjadi mahasiswi?."

"Tepat sekali, jika kau berkuliah di tempatnya  maka mendekatinya akan lebih mudah. Kau tenang saja, aku sudah mengurus semuanya. Kau hanya tinggal berangkat ke kampus."






Stolen Heart ✔Where stories live. Discover now