Transision

9 0 0
                                    

Shin Eunsol terbangun di atas kasurnya karena suara alarm yang cukup mengganggu mimpi indahnya. Ia menarik badannya dan merentangkan tangannya untuk meraih jam alarm itu. Bangkit untuk mebersihkan dirinya lalu menyesap secangkir kopi hitam adalah rutinitas paginya. Lagi ia harus bergelut dengan kehidupannya sebagai orang dewasa. Sejenak ia memejamkan matanya tak lama ia memijit pelipisnya.

Ia menyadari bahwa menjadi orangdewasa tidak semudah yang ia bayangkan ketika ia sekolah menengah dulu. Meniti karier dan mulai mempersiapkan mental untuk sebuah kehidupan rumah tangga hal ini yang menjadi sedikit bebannya belakangan ini mengingat temannya dikampung halaman satu persatu sudah memilih menikah dan mempunyai anak. Hal ini cukup membuatnya pusing. Hal yang kemudian mendasarinya untuk melanjutkan studi profesinya. Ya tentu saja agar ia dapat terhindar dari permintaan keluarganya untuk segera menikah. Jangankan menikah, berkomitmen saja ia masih malas.

Ruangan apartemen oneroom ini tidak begitu besar tapi cukup nyaman sebagai tempat untuk berfikir, hanya sedikit didominasi oleh warna putih dan beberapa poster West Life. Jangan salah wanita berusia 26 tahun adalah seorang fangirl, namun ia tidak mau menjadi fans fanatic, mengingat ia juga memiliki kehidupan yang harus ia jalani. Terpampang pula foto kelulusannya setelah ia mendapatkan gelar yang selama ini yang ia impikan.

Ah.. ia sadar ia sudah menyelesaikan studinya, ia tak bisa seperti ini selamanya ia harus mulai mencari pekerjaan, setidaknya untuk memodalinya membuka biro layanan di seoul, mengingat modal yang cukup banyak dan tabungan gadis itu tidak cukup.

Ia membuka laptopnya, bukannya mencari peluang usaha ataupun lowongan pekerjaan, ia malah membuka official web BigHit Entertaiment, entah perasaan apa yang menuntunnya untuk membuka web itu tapi BOOM ia melihat lowongan pekerjaan sebagai kepala bidang di agensi itu. Ia berfikir sejenak haruskah ia mengisi lowongan ini? Tapi hal ini tidak sesuai dengan mimpi dan cita-citanya yang bergerak di bidang kemanusiaan. Baiklah setidaknya ia harus sedikit melawan egonya untuk pengalaman dan bertahan hidup. Eunsol mulai membuat CV untuk melamar pekerjaan tersebut ia mengisi semua pengalamannya selama ia di kampus, tak lupa ia menyisipkan latar pendidikan yang sudah ia lalui dan selesai urusan lamar-melamar pekerjaan ia sudah selesai.

Saatnya ia menikmati sarapan. Hanya menusederhana yaitu kimchi jjigae ia menyantapnya dengan begitu lahap sambil streaming, namun ia tak sengaja mengklik video BTS ketika ia tampil di acara Mnet.

"ya ampun, kalian ketujuh pria tampan. Tunggu ya kita akan segera bertemu. Itupun jika aku diterima sebagai kepala bidang di agensi kalian" ia sedikit meracau. Ya tak ada salahnya berharap. Demi memenuhi kebutuhan hidup dan egonya.

Sudah sekitar 2 jam ia memandangi laptopnya ia teringat akan berjanjian dengan adiknya Shin Ryujin yang saat ini ia masih menjadi trainee di agensi besarnya itu. Baiklah ia bergegas mandi dan sedikit berdandan setidaknya agar ia tampak terlihat seperti manusia pada umumnya.

oooOOooo

" Eonni apa kau serius bekerja disana? Aku rasa ini bukan apa yang kau cita-citakan selama ini?" adiknya bertanya dengan sedikit mengangkat alisnya, tanda ia tidak meyakini langkah yang diambil oleh kakaknya.

" Sudahlah, setidaknya ini sedikit mempermudah aku untuk mengumpulkan modal guna membuka biro layanan. Kau tahu sendiri tabunganku mana cukup untuk membiayai hal itu"

" Kenapa kau tidak meminta pada Appa saja? Aku rasa ia bisa membantu untuk memodali itu semua"

" Baiklah aku akan meminta bantuan dari Appa jika kau rela melihatku untuk menikah dengan Kim Joonmyeon."

" Masih saja berkutat dengan hal itu. Baiklah lakukan saja Eonni, adikmu akan mendukungmu. Tunggu aku debut supaya aku bisa membantumu hahaha"

" Dimana derajatku sebagai seorang kakak jika aku berpangku tangan pada adikku? Oh my god"

BTS Manager-nimWhere stories live. Discover now