MAPLE#8

326 24 3
                                    

Waktu sudah menunjukkan pukul delapan pagi. Eleta yang sudah selesai sarapan, kini bersantai sambil menonton televisi. Jarang sekali Eleta mendapat waktu seperti ini. Semua karena kesibukannya yang terlalu padat.

Eleta menonton ditemani beberapa camilan. Di antaranya ada camilan yang diiklankan langsung olehnya. Kebetulan Eleta suka dengan rasa cokelatnya yang masih dan teksturnya yang lembut, membuat mulut Eleta seakan dimanjakan saat memakannya. Sehingga Eleta selalu meminta Tania untuk menyediakan stok dan membawanya ke mana-mana.

Di tengah-tengah Eleta sedang bersantai, terlihat Tania melangkah menghampiri Eleta setelah selesai memeriksa pekerjaan seluruh asisten rumah. Elgan menyusul Tania dari belakang. Tania datang dengan membawa beberapa berkas untuk ditunjukkan kepada Eleta.

"Sudah baikan, Nona?" tanya Tania saat sudah duduk. Sedangkan Elgan tetap berdiri di samping Tania.

"Lumayan," jawab Eleta sambil tetap makan.

"Bagus kalau begitu. Ini saya bawa berkas yang harus Nona tanda tangani. Dan juga ada undangan," jelas Tania sambil meletakkan seluruh berkas di atas meja.

"Undangan?" Perhatian Eleta langsung tertarik dengan surat undangan. Setelah membaca nama yang tertera di sana, suasana hati Eleta mendadak buruk.

"Gue enggak mau datang!" tegas Eleta sambil melempar asal undangan tersebut.

"Tapi, Nona. Olyra mengundang seluruh artis, staff, dan pimpinan Hits Entertaiment. Akan jadi santapan lezat wartawan kalau Nona sampai tidak datang."

Eleta melipat tangannya di dada. Kemudian memasang wajah kesal dan jutek. "Malas gue, Tan."

Tania memutar bola matanya malas. Sifat keras kepala Eleta mulai keluar. "Jangan bandel bisa, enggak? Lo datang cuma sekedar partisipasi kalau lo model Hits!"

Eleta menurunkan tangannya dan meletakkan di atas paha. "Iya-iya!"

Pandangan Eleta beralih ke Elgan. Dahinya mengerut saat melihat topi Elgan yang bermotif bintang. Eleta bangkit kemudian perlahan mendekati Elgan, mencoba melihat lebih dekat. Eleta merasa ada sesuatu yang berhubungan dengan bintang.

Elgan spontan memundurkan tubuhnya sambil memelotot. Wajahnya menegang kala Eleta terus mendekat ke wajahnya. Tubuhnya merasakan desiran aneh melihat wajah Eleta kian mendekat.

"Nona?" panggil Tania.

Eleta langsung tersadar dan memundurkan tubuhnya. Elgan akhirnya bernapas lega setelah menahan napas beberapa detik.

"Ada apa di wajah, Elgan?" tanya Tania bingung.

Eleta menggaruk pelipisnya dengan jari telunjuk. Otaknya berpikir keras untuk mengingat sesuatu yang dilupakannya. "Gue ngerasa ada sesuatu sama bintang."

Elgan mencari-cari apa yang dimaksud Eleta. Kemudian dia ingat kalau topi yang dipakainya ada pola bintang. "Topi saya?"

"Memangnya ada apa?" tanya Tania lagi.

"Entahlah. Gue enggak ingat. Yang terlintas di pikiran gue itu pola bintang doang," jawab Eleta.

Eleta sudah berusaha keras untuk mengingat tentang pola bintang itu. Namun, gagal, Eleta tidak mengingatnya dengan jelas. Saat Tania hendak bertanya lagi, tiba-tiba ponsel Eleta yang dipegangnya berdering. Tania langsung merogoh kantongnya dan memberikannya kepada Eleta.

"Papa, Nona," ucap Tania saat melihat nama penelepon.

Eleta pun mengambil ponselnya dan menjawab telepon Edo, papanya. "Halo, Pa."

"Halo, sayang. Gimana kabar kamu? Kata Tania alergi kamu kambuh?"

Eleta menganggukkan kepala meskipun tidak terlihat oleh Edo. "Iya, Pa. Tapi, sekarang udah agak mendingan."

EletaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang